8 - Mae?

1.4K 153 3
                                    

"Terimakasih banyak karena sudah membantuku Taeyong" Ucap Johnny seraya membukakan pintu mobil untuknya.

Taeyong tersenyum lalu menepuk pundak Johnny "Tidak apa apa John, sekarang Haechan sudah tahu yang sebenarnya dan tidak ada yang perlu kau tutup tutupi lagi darinya, soal kehamilan Haechan anggap semua ini adalah pertanda bahwa apa yang kita tutupi sudah seharusnya terbuka..."

"Kau tahu John, saat pertama kali aku mengetahui bahwa Haechan adalah anakmu aku langsung teringatkan pada pesan Ten, dia bilang jika Haechan sakit aku yang harus merawatnya, aku sudah melakukannya dan sekarang kau juga harus melakukannya John..." Ucap Taeyong.

Johnny menatap Taeyong dengan ragu "Sudah 22 tahun John, sudah saatnya dia bertemu dengan orang yang melahirkannya, sudah tidak ada orang yang menghalangimu lagi dan sekarang waktunya membawa keluargamu kembali pulang" Ucap Taeyong membuat Johnny sangat tertampar.

"Baiklah aku akan pulang sekarang, soal laki laki yang menghamili Haechan tolong jangan terlalu dipikirkan ya..." Ucap Taeyong lalu masuk ke dalam mobilnya.

Johnny hanya mengangguk lalu melambaikan tangannya setelah mobil Taeyong mulai meninggalkan area rumahnya, ia pun kembali masuk ke rumah dan melihat Haechan yang masih berbaring di atas sofa ruang tamu "Apa kau mau pindah ke kamar?" Tanyanya seraya duduk di samping anaknya.

Haechan menggelengkan kepalanya dengan matanya yang fokus menatap bulan yang bersinar dari jendela "Setelah ini, apa kau juga akan menyembunyikan ibu dan hyungku?"

"Papa tidak tahukan betapa kesepiannya aku disini? Bahkan aku benar benar sudah menganggap bahwa ibuku sudah tiada, apa kau akan tetap membiarkanku seperti ini?" Ucapnya seraya menatap Johnny.

Johnny menatap Haechan lalu ia pun menggelengkan kepalanya seraya mengenggam tangan anaknya "Aku tahu, maafkan aku karena sudah menyembunyikan semuanya darimu..."

"Keputusanku memang salah, tapi aku juga harus tetap melindungimu, kau tahu aku tidak benar benar berpisah dengannya, aku sengaja memalsukan surat perceraian agar kakekmu merasa puas dan percaya bahwa aku benar benar meninggalkannya, demi hidupmu juga..." Ucap Johnny seraya tersenyum.

"Itu artinya mereka ada disini?" Johnny mengangguk membuat Haechan semakin penasaran sekarang.

"Aku akan membawamu bertemu dengan mereka sekarang" Haechan menatap Johnny tidak percaya, ia langsung beranjak dari tidurnya.

"Papa akan membawaku bertemu dengan mereka?" Tanya Haechan kembali untuk memastikan ucapan Johnny.

Johnny tersenyum lalu mengusap kepala Haechan dengan lembut "Bawalah beberapa bajumu, kita akan pergi sekarang juga"

≫≫≫≫

Hari ini benar benar penuh dengan kejutan yang tak tertuga, dimulai dari kehamilannya yang terbongkar lalu kebenaran tentang keluarganya dan sekarang ia akan bertemu dengan orang yang sudah melahirkannya? Apakah ini benar benar akan terjadi? Apakah orang yang akan ia temui sekarang sama persis seperti di dalam benaknya?

Kesedihan yang ia rasakan tadi sudah hilang berganti dengan rasa tidak sabaran dan penasaran, apakah ibunya akan mengenalinya? Apakah hyungnya akan menyambutnya seperti di dalam bayangnya? banyak berbagai kiraan di dalam otak Haechan sampai tidak sadar sekarang ia sudah berdiri di depan rumah yang lumayan besar dan sedikit terkejutnya ternyata ibu dan hyungnya ada di kota dan daerah yang sama dengannya, kenapa ia harus mengetahuinya sekarang jika selama ini ia menghirup udara yang sama dengan mereka.

Melihat tangan Johnny yang mulai menekan bell membuat jantungnya kembali berdetak begitu cepat, ia sangat penasaran dengan reaksi yang akan dikeluarkan oleh ibu dan kakaknya seperti apa?Cklek! Pintu pun terbuka dan menampakkan seorang laki laki yang tampak terkejut melihat kedatangannya dengan ayahnya, apa laki laki itu hyungnya? Tapi kenapa wajahnya tampak sangat berbeda? Ia langsung menatap Johnny yang langsung tersenyum pada laki laki itu.

"Tuan Johnny? Ah sebentar aku panggilkan Mae dan Hendery" Ucap laki laki itu lalu berlari masuk ke dalam.

"Mae?" Gumam Haechan sedikit bingung, bukan Ten? Haechan langsung menolehkan kepalanya setelah merasakan tangan Johnny yang merangkul pundaknya "Apa kau penasaran?"

"Johnny..." Mendengar suara yang tidak asing di telinganya Haechan langsung menolehkan kepalanya melihat 2 orang yang sudah berdiri di hadapannya, dan kedua orang itu benar benar mirip seperti pada foto yang Johnny berikan padanya.

Kedua orang itu pun sama terkejutnya dengan Haechan, mereka saling menatap satu sama lain membuat suasana malam menjadi hening, dan yang membuatnya sangat terkejut adalah saat melihat sosok asli orang yang sudah melahirkannya benar benar mirip dengan yang ada di foto.

"Ten, Hendery, ini—"

"Ini aku Haechan, Seo Haechan..." Ucap Haechan memotong ucapan Johnny.

Haechan pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam mendekati pria yang ia yakini adalah Ten, omega yang sudah melahirkannya. Mata Haechan mulai berkedut menahan air matanya agar tidak terjatuh "Apa kau ingat aku? Mae..." Ucapnya.

"Haechanie...kau sudah besar sayang" Ucap Ten seraya menangkup wajah Haechan memperhatikan setiap inci dari paras manis Haechan yang benar benar sudah bukan seorang bayi lagi "Kau bukan bayi lagi sayang..." Lirihnya kembali seraya menatap wajah Haechan.

Sekali lagi, mau sekuat apapun Haechan menahan rasa emosionalnya, air matanya itu akan tetap jatuh jika yang ia hadapi sekarang adalah orang yang sudah melahirkannya, orang yang neneknya bilang sudah tiada, orang yang ia rindukan, kapan terakhir kali ia merasakan sentuhan hangat seorang Ten? sangat hangat sampai membuat emosi Haechan kembali meledak dan menangis untuk kesekian kalinya.

Haechan pun memeluk tubuh Ten dengan erat menenggelamkan wajahnya di ceruk leher ibunya, menumpahkan segala emosi yang ia rasakan di saat itu juga "Kenapa kau meninggalkan kuu...aku takut...aku kesepian...aku sendirian Mae..." 

Johnny dengan Hendery yang melihat pemandangan di depan mereka pun tak kuasa menahan rasa sedih sekaligus bahagianya, setelah berpuluh tahun lamanya akhirnya Tuhan kembali mempersatukan keluarga tercintanya, tahun demi tahun ia lalui dengan berbagai ujian dan masalah, pada akhirnya usahanya itu tidak mengkhianati hasil walaupun ia tetap melanggar perjanjian yang diberikan mendiang ayahnya.

"Akhirnya kita sempurna" Ucap Johnny seraya menarik Hendery untuk memeluk Ten dengan Haechan.

Haechan semakin mempererat pelukannya pada Ten, enggan untuk melepaskannya, enggan untuk kembali merasakan rasanya kesepian tanpa adanya seseorang untuk ia jadikan senderan, rumah yang sering ia gambar di buku gambarnya kini menjadi kenyataan, menjadi nyata dan hidup, ia berharap setelah ini semoga Tuhan selalu melindungi keluarganya, tidak apa apa jika dirinya masih harus merasakan paitnya hidup setidaknya jangan sampai keluarganya diambil lagi.

Ten pun melepaskan pelukannya lalu kembali menangkup wajah anaknya yang sudah dewasa ini, rasa sedih, bahagia dan berbagai rasa lainnya tercampur aduk membuatnya tidak bisa berbicara selain terus menatap mata indah anaknya "Aku selalu yakin Haechanie akan tumbuh menjadi anak yang pintar dan manis seperti ini...maafkan kami yang sudah bersembunyi, walaupun kau berada jauh tapi nama mu selalu ada di hatiku" Ucapnya seraya mencium kening Haechan dengan lembut.

"Akhirnya aku bisa bertemu dengamu lagi Haechan, kau tahu saat kau lahir aku selalu bersemangat ingin segara mengajakmu bermain bersama, walaupun sekarang kita sudah besar kita masih bisa membuat kenangan yang indah lagi kan?" Ucap Hendery membuat Haechan terkekeh.

"Apa Haechan akan tinggal bersama kita? Papa juga?" Tanya Hendery pada Ten da Johnny.

Hendery dengan Haechan langsung menatap kedua orangtuanya dengan tatapan berharap, kedua orangtuanya saling menatap lalu tersenyum "Kita keluarga, tentu saja kita akan tinggal bersama sama" Ucap Johnny lalu kembali memeluk istri dan anak anaknya itu.

Berkurang satu masalah yang dihadapi Haechan, akankah masalah masalah lainnya juga akan berakhir bagus seperti ini? Haechan tidak tahu, mau bagaimana nantinya yang ia harapkan semoga mentalnya masih kuat dan mau bertahan.

To be continued....


Omegaverse | (MAKRHYUCK) RE-WRITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang