Mark berdecak kesal setelah beberapa kali mengecek handphonennya, ia masih tidak mengerti dengan Haechan? Laki laki itu sudah menghilang dari apartemnnya tanpa sepengetahuannya, bahkan tidak meninggalkan pesan apapun dan pesan yang ia kirimkan pun belum di balas sampai sekarang.
Teman temannya yang sedari tadi memperhatikan Mark tampak penasaran dan bingung "Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu? Apa kau ditolak hahaha!"
"Hey bagaimana dia bisa ditolak? Kau lupa Mark tidak suka terikat dalam hubungan huh"
"Hahaha ya betul!"
Mark hanya menggelengkan kepalanya jengah melihat kedua temannya yang terus terusan meledeknya "Diamlah kalian, memang bukan ide yang bagus aku harus mengiyakan ajakan kalian"
Temannya yang bernama Keeho langsung terkekeh melihat Mark yang sudah tidak mood "Eyy broo, jarang sekali kita makan bersama seperti karena kau yang selalu menghindar ketika ku ajak untuk minum, apa kau sudah tidak minum huh?"
"Karena kebetulan ada kau dan Jeno, alangkah baiknya kalian mengeluarkan kartu kalian dan membayar apa yang akan kami makan hari ini, hahaha!"
Jeno hanya berdecak lalu mengeluarkan kartu miliknya dan memberikannya pada kedua temannya itu agar mereka berdua diam dan tidak menganggu Mark yang tampak sudah tidak mood lagi, kedua temannya itu langsung tertawa riang dan langsung pergi untuk memesan apa yang ingin mereka pesan.
"Jadi Haechan belum membalas pesanmu sampai sekarang?" Tanya Jeno pada Mark.
Mark hanya mengangguk seraya menatap handphonennya yang sunyi itu "Aku masih tidak mengerti dengan sikapnya"
"Lagipula kenapa kau tiba tiba memikirkan Haechan? Apa kau mulai suka padanya?" Ucap Jeno langsung membuat Mark diam.
Kenapa dirinya mulai memikirkan Haechan? Kenapa? Padahal sebelumnya ia sama sekali tidak seperti ini, Jeno yang melihat Mark yang terdiam hanya menggelengkan kepalanya "Kau kasihan padanya rupanya"
"Aku yakin kau akan semakin kasihan padanya setelah mendengar latar belakang keluarganya, aku tidak sengaja mendengar bahwa Haechan sebenarnya tidak tahu bahwa dirinya adalah omega" Ucap Jeno langsung membuat Mark menatapnya.
"Tidak tahu dirinya omega? Maksudmu?" Tanya Mark pada Jeno.
Jeno mengangguk lalu meminum colanya dan menyilangkan kedua tangannya "Orangtua Haechan adalah teman dekat Bubu dengan Daddy, yang ku dengar dari Jaemin intinya keluarga dari ayahnya tidak merestui hubungan ayahnya sampai memaksa ayahnya untuk berpisah dengan ibunya, semua anggota keluarga tahu bahwa Haechan adalah omega mendapat garis keturunan dari ibunya darisitu kakeknya memutuskan untuk merahasiakannya dari Haechan sendiri..."
"Jaemin bilang semenjak Haechan tahu bahwa dirinya omega dan tengah hamil, dia menjadi sangat kacau dan mudah jatuh sakit, beberapa kali aku dengan Jaemin pun selalu menjenguknya karena Bubu juga selalu memintaku untuk memberikan vitamin dan obat untuknya"
"Karena itu hyung..." Ucap Jeno seraya menatap Mark "Wajar jika Haechan seperti ini padamu, aku tidak membela Haechan dan aku pun tidak akan membela dirimu, tapi jika aku berada di posisi Haechan mungkin saja besok atau lusa aku akan menghabisi diriku sendiri"
"Aku tahu ini kecelakaan dan tidak masalah jika kau tidak mau bertanggung jawab, tapi yang aku takutkan cepat atau lambat Bubu dan Daddy bisa mengetahuinya karena mereka sangat dekat dengan kedua orangtua Haechan, selain itu hyung tolong pikirkan kembali apa kau benar benar akan bertanggung jawab atau kau hanya merasa kasihan pada Haechan, aku tahu kau tidak suka terikat dalam sebuah hubungan jadi tolong pikirkanlah dengan baik lagi, demi harga dirimu juga"
Jeno menghelakan nafasnya "Sebenarnya aku tidak mau ikut campur dalam masalah ini, tapi aku juga salah satu teman Haechan dan setiap hari aku juga selalu melihatnya yang masih menghadiri kelas walaupun dia sedang hamil, dia benar benar sudah tidak peduli dengan orang di sekitarnya"
≫≫≫≫
Mark menatap pemandangan sungai han di hadapannya, ucapan Jeno tadi masih terngiang ngiang di pikirannya, sekarang ia jadi sangat bertanya tanya pada dirinya sendiri, apakah ia hanya merasa kasihan pada Haechan? Atau apa?
Selain itu ketika ia berusaha tidur setiap malam, mimpi mimpi itu selalu kembali menyerangnya membuatnya sedikit khawatir untuk tertidur.
Bagaimana tidak khawatir jika mimpinya setiap hari selalu diperlihat seorang anak kecil yang memanggilnya dengan sebutan papah "Aku akan gila..."
"Papah? Apa aku sudah cocok menjadi seorang ayah? Bahkan umurku belum menginjak 25..."
"Memang pilihan yang salah berkeliaran di malam hari disaat rut, tapi jika di pikir pikir ketika aku sedang rut walaupun ada banyak omega di sekitarku, aku tidak pernah terpancing oleh mereka, lalu kenapa di saat itu aku dengan Haechan..."
"Hahh sepertinya aku benar benar harus menyiapkan fisik dan mentalku sebelum Daddy mengetahuinya, setelah semuanya terbongkar mungkin saja aku akan di tendang dari kartu keluarga dan aku di asingkan di Canada bersama dengan nenek..."
"Fuck, i need some coffee"
Benar, terlalu banyak berpikir membuat kepalanya terasa akan meledak dan sebelum itu terjadi lebih baik ia pergi menuju minimarket dan membeli satu kaleng kopi dingin dengan roti, kopi dingin selalu berhasil membuat kepalanya segar.
Namun langkahnya langsung terhenti ketika kedua matanya melihat sosok Haechan yang berdiri di luar minimarket sendirian, entah kenapa kakinua reflek berlari dan menghampiri Haechan membuat laki laki manis itu terkejut dengan kemunculan Mark di hadapannya.
"Akhirnya aku menemukan mu!" Ucap Mark dengan tangannya yang langsung mengenggam tangan Haechan.
Haechan menatap bingung Mark yang mengenggam lengannya dengan kuat "Sialan! Lepaskan tanganku bodoh!"
"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau jelaskan kenapa kau tidak menjawab satupun dari pesanku, apa begitu caramu berterimakasih padaku?" Ucap Mark seraya menahan Haechan yang terus menerus memberikan perlawanan padanya.
"Bodoh! Untuk apa aku berterimakasih pada bajingan sepertimu, lepaskan! Ini sakit!" Ringis Haechan seraya terus berusaha melepaskan genggaman erat Mark.
"Berani sekali kau menyentuh adikku?!"
Mark menolehkan kepalanya melihat Hendery yang berdiri di depan pintu dengan wajah kesal "Hendery? Ap—"
BUGH! Satu pukulan keras mendarat tepat di pipi Mark membuatnya langsung tersungkur lemas "Fuck!"
Hendery menatap kesal Mark yang tersungkur di hadapannya lalu dengan cepat ia langsung menarik kerah baju Mark dan kembali memukulinya tanpa ampun di hadapan Haechan "Kau bajingan! Ternyata kau bajingan yang sudah menghancurkan hidup adikku!"
"H-hyung cukup! Hentikan!" Ucap Haechan berusaha mencegah Hendery yang mulai kehilangan kontrolnya.
Hendery mendorong tubuh lemas Mark dan menatapnya dengan penuh amarah, ternyata selama ini rivalnya adalah orang yang sudah membuat Haechan hamil.
"Jangan mentang mentang kau selalu memenangkan balapan kau juga seenaknya menyentuh adikku! Dasar bajingan kau Jung Mark!"
Mark menatap lemas Hendery di hadapannua, pukulan yang Hendery layangkan padanya benar benar sakit membuat sekujur tubuhnya melemas.
"Hyung! Hentikan, ayo kita pergi" Ucap Haechan langsung menarik tangan Hendery membawanya pergi meninggalkan Mark yang masih tersungkur lemas di atas tanah.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Omegaverse | (MAKRHYUCK) RE-WRITE
Fanfiction[BL] [OMEGAVERS] [MPREG]. ✎ : Haechan sama sekali tidak tahu bahwa selama ini dia hidup di dunia ABO, sedari kecil ia sama sekali tidak mengetahui tentang apa itu Alpha? Beta? Dan Omega? Lalu kenapa tiba tiba dia menjadi omega? Bahkan hamil? [04062...