"Kau yakin akan ikut kelas sore?" Tanya Renjun pada Haechan yang tengah mengunyah makanannya.
Haechan mengangguk lalu meminum supnya "Sudah 2 kali aku tidak menghadiri kelas pelajaran ini, lagipula aku ada di kelas yang sama dengan Hendery hyung"
"Oh ya, aku sangat terkejut ternyata selama ini kau dengan Hendery sunbaenim adalah adik kakak, yaa awalnya aku merasa tersentuh dengan cerita mu soal keluargamu itu tapi sekarang aku sadar kau dengannya benar benar mirip" Ucap Jaemin seraya mengambil telur milik Haechan.
"Benarkah? Kau juga mirip dengan monyet, suka mengambil makanan orang!" Ucap Haechan seraya mengambil kembali telur rebus miliknya.
Jaemin tertawa merasa puas sudah menjaili temannya itu, lalu ia pun menyimpan telur rebus miliknya pada tempat makan milik Haechan "Nah nah makanlah punyaku juga, kau harus tetap dalam keadaan sehat agar imunmu kuat, ini bentuk cintaku untuk calon kepokanku nanti" Ucapnya seraya tersenyum membuat Haechan ingin sekali menonjok wajahnya.
Mereka pun kembali melanjutkan makannya sampai pada titik dimana Haechan yang tidak sengaja melihat Mark dengan beberapa temannya yang berjalan mengeluari area cafetaria, melihat wajah dingin Mark membuatnya kembali mengingat saat laki laki itu dengan tidak sopan mendorongnya sampai bagian punggungnya terasa sakit "Sialan" Ucapnya dengan tangannya yang reflek menekan telur rebusnya sampai hancur.
Renjun dengan Jaemin yang melihatnya langsung terdiam dan kebingungan "Apa kau tidak sayang dengan telurnya? Jika tidak mau kemarikan biar aku saja yang makan" Ucap Jaemin.
Renjun pun menolehkan kepalanya mencari sumber yang sedari tadi diperhatikan oleh Haechan dan berakhir matanya menemukan Mark bersama teman temannya, pantas saja Haechan menjadi begitu kesal setelah beberapa detik.
Sebenarnya ia juga merasa kesal setelah mendengar Mark dengan mentah mentah membantah tuduhan Haechan, tapi ia juga tidak berbuat lebih karena disini Haechan pun bersalah karena sudah menjadi orang pertama yang memancing Mark dan berakhir dirinya hamil karena ulah kenakalannya yang sudah sempat ia peringati.
"Seharusnya aku mendengarkan mu Renjun" Ucapnya langsung membuat kedua temannya langsung diam memperhatikannya.
"Aku merasa senang dan merasa permasalahan dalam hidupku sudah berakhir, tapi ternyata aku hampir lupa bahwa aku masih berada di awal ujian, aku benar benar tidak bisa membayangkan bagaimana kedepannya nanti?" Ucapnya seraya menatap kedua temannya.
Jaemin dengan Renjun menatap iba Haechan, mereka juga bingung harus bagaiamana, tidak ada yant bisa mereka bantu selain terus menemani Haechan agar laki laki itu tidak merasa sendirian,
"Apa aku tetap mengaborsi saja?" Kedua temannya langsung menatap Haechan ragu.
"Apa kau yakin Haechan?" Tanya Jaemin padanya.
Haechan menatap Jaemin dengan ragu lalu menggelengkan kepalanya "Aku tidak tahu"
≫≫≫≫
Kelas terakhir pun selesai dan Haechan masih berada di dalam kelas sendirian, masih memikirkan apa ia benar benar harus mengaborsi kandungannya atau tetap mempertahankannya?
Umurnya ini masih muda dan belum siap untuk memiliki anak bahkan menikahpun belum pernah terpikirkan oleh Haechan sedikitpun, jika ia mempertahankan kandungannya sampai membesar kemungkinan yang terjadi banyak aktivitas kuliahnya yang akan tertunda dan ia pun tidak akan bisa mengikuti wamil walaupun Jaemin bilang para omega tidak diwajibkan untuk mengikuti wamil, hanya para alpa dan beta saja yang di wajibkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omegaverse | (MAKRHYUCK) RE-WRITE
Fanfiction[BL] [OMEGAVERS] [MPREG]. ✎ : Haechan sama sekali tidak tahu bahwa selama ini dia hidup di dunia ABO, sedari kecil ia sama sekali tidak mengetahui tentang apa itu Alpha? Beta? Dan Omega? Lalu kenapa tiba tiba dia menjadi omega? Bahkan hamil? [04062...