Junna dan Gina sudah sampai rumah. Mungkin satu jam yang lalu mereka sampai. Mereka berada dirumah Gina. Awalnya berniat untuk mengambil barang pakaian Gina. Tapi karna sudah malam, Junna jadinya menginap dirumah Gina. Dan besok Junna akan pulang kerumah sambil mengganti pakaian untuk bersiap kesekolah. Untungnya Junna masih punya satu set seragamnya.
"Junna, kamu ganti baju sana. Ini pakaian papa yang ukurannya kekecilan." Ucap Gina sambil menyodorkan kaos dan celana pada Junna yang sedang terduduk di sofa ruang tamu.
Junna menatap manik Gina. Terlihat dari matanya, bagi Gina ia sedang meracaukan segala pertanyaan di pikirannya. "Gapapa, ini udah gak dipake sama papa,"
Junna pun langsung mengambil baju dan celana. "Yaudah, aku ganti baju dulu, kamar mandi disebelah mana?" tanya Junna seraya melihat sekeliling dalam rumah Gina.
"Ayo, aku antar," Junna menurut mengikuti langkah Gina. Junna sudah menemukan kamar mandinya. Dan Gina pergi menunggu di ruang tamu sambil menonton tv dengan ditemani cemilan kesukaannya.
Tak lama kemudian, Junna kembali dengan memakai pakaian yang Gina beri tadi. Kaos oversize dan celana pendek. Terlihat semakin ganteng jika Junna memakai pakaian itu.
___
POV : Johnny & Jaehyun"Anak kita lagi ngapain, ya?" Tanya Johnny dengan menatap kosong langit malam.
Langit itu dihiasi dengan bintang-bintang. Pantas saja ia terus menatap kosong ke arah langit. Hati Johnny terasa terkagum dengan bintang-bintang disana.
"Sebenernya lagi liburan atau enggak si?" Heran Jaehyun.
"Yeee, si bahlul. Wajar aja kali, kalau nanyain kabar anak."
"Kalau kangen telepon atau video call. Jangan cuma nanya, mereka lagi ngapain ya, mereka udah makan belum ya, mereka ini lah itu lah," seru Jaehyun.
"Ha. Ha. Ha. Tapi, bener sih. Kita telepon aja dah," jawab Johnny dengan mengambil handphone miliknya yang berada disampingnya.
Johnny mencari dan mengetik nama anaknya. Lalu, memencet tombol telepon. Tak lama, ada jawaban dari teleponnya.
"Halo, pa? Ada apa?" Tanya Gina diseberang sana.
"Gak apa-apa, papa cuma mau telepon kamu aja. Kalian udah makan malam belum? Tadi gimana sama sekolahnya? Kamu udah ada dirumah Junna, kan?" Tanya Johnny dengan berurutan.
"Papa kalau nanya satu-satu. Gina jawab ya. Gina sekarang ada dirumah, belum kerumah Junna. Tapi Junna ada disini juga. Kami barusan selesai makan. Kalau soal sekolah, lancar-lancar aja, pa."
Johnny menyimaknya. "Terus seragam Junna buat besok gimana? Atau papa suruh bodyguard papa samperin ke rumah Junna buat bawain baju seragamnya?" Tanya Johnny.
"Boleh deh pa. Biar besok gak terlalu ribet. Junna aku pinjemin kaos sama celana papa yang udah gak kepake."
"Kenapa baju yang bekas papa? Emang gak ada yang baru? Yang ada dilemari satu lagi. Kamu ini, kalau ada tamu jangan kasih yang bekas pakai."
"Maaf, pa. Aku kan gak tau kalau ada lemari lagi di kamar papa. Habisnya, punya lemari baju terlalu kebanyakan. Kan jadinya gak keliatan kalau dia ada di sudut,"
"Papa lupa kasih tau kamu," jawab Johnny dengan santai.
"Udah jadi kebiasaan papa itu mah,"
"Kalian lagi ngapain? Udah ngerjain tugas sekolah belum?"
"Lagi nonton drakor. Papa kepo yaa," jawab Gina sambil terkekeh.
"Gak apa-apa kali. Sekalian ngawasin kalian,"
"Iyaa deh pa,"
"Yaudah gitu aja. Besok hati-hati ya, jangan sampai telat kesekolah. Jangan lupa sarapan. Papa matiin teleponnya ya,"
"Siap, papa!"
"Yaudah, hati-hati."
PIP...
Telepon dimatikan secara sepihak. Johnny akan mengirimkan pesan pada bodyguard nya untuk mengambil seragam Junna. Tentunya sudah izin pada Jaehyun.
____
POV : Junna & GinaPIP...
"Papa kepo ya, hehe" gumam Gina sambil terkekeh geli.
Junna terfokus pada drama Korea yang sedang ditonton. Ia tak mendengar pembicaraan antara Gina dan Jaehyun.
Gina langsung melanjutkan menonton drama Korea. Sialnya pada saat kedua pasangan itu melakukan ciuman romantisnya.
Sepertinya Gina salah memilih drama. Kedua pipi Gina memerah. Dan Junna masih terfokus pada drama itu. Rasanya Gina ingin menghilang dari samping Junna.
"Lho kok ada adegan kiss nya sih?! Kalau begini kan jadi malu," racau batinnya.
Junna tiba-tiba menoleh kearah Gina. Gina tahu jika Junna menoleh. Tapi, Gina abaikan saja. Rasa gugup, grogi, semuanya tercampur. Kalian juga pasti pernah merasakannya.
"Kamu kenapa?" Tanya Junna yang membuat detak jantung Gina terhenti.
Gina menoleh ragu. "Gak apa-apa kok,"
Cup...
Angin apa ini? Tubuh Gina membeku saat Junna mencium pipi Gina. Siapapun, tolong bantu Gina!!!
"Gina, sebelumnya aku mau minta maaf. Karna aku takut gak bisa selamanya bersamamu. Aku gak akan berjanji untukmu. Aku takut jika janjiku akan menyakiti hati mu. Yang bisa membuatmu sakit," ucap Junna dengan menatap manik mata milik Gina. Terlihat ketulusan tatapan Junna.
Saat ini perasaan Gina seperti ingin menangis. Tapi, Gina tahan. Namun, kedua matanya perlahan memanas dan mengeluarkan air mata.
Hati Gina seperti tertusuk pisau tajam. Kenapa rasanya sakit? Jika Junna bicara seperti itu?
Memang mereka baru saja bertemu. Tapi, rasanya seperti sudah saling mengenal satu sama lain. Sudah saling mengerti perasaan.
"Kalau mau nangis. Nangis aja, jangan ditahan. Aku gak mau kalau kamu nangis diakhir cerita. Karna itu bisa lebih menyakitkan dan bisa membuatmu jatuh sakit." Ucap Junna sambil memeluk Gina.
Gina yang sudah menahan kuat-kuat untuk menangis. Akhirnya tangisannya pecah saat Junna memeluknya. Pelukan hangat ini adalah kunci ternyaman dari seorang Junna.
Gina menangis sejadi-jadinya. Sudah tak kuat menahannya.
____
Next↓12 - April - 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Jumpa
FanfictionAKAN DI REVISI SETELAH CERITANYA SUDAH SELESAI. ****** "Mungkin ketika aku tidak ada. Apakah kamu akan tersadar dengan perbuatan mu?" -Junna Danapati - ___ #1 - coming soon/15.03.2023 #22 - baik/5.4.2023