15. Ruangan Menuju 1988

17 17 0
                                    

Lyodra - Ego~~

Silahkan kalian bisa sambil dengerin lagu Ego. Mungkin feel nya bakal dapet.
•••

Gina berjalan menuju gudang sekolah. Entah kenapa hati dan kakinya seperti memerintahkan untuk pergi ke gudang. Gina juga terheran dengan diri sendiri.

Tanpa ada rasa takut dan was-was. Gina berjalan sendiri tanpa ditemani oleh Junna. Dan sebelumnya, Gina sudah izin pada Junna.

Pintu gudang sudah terbuka kala Gina akan sampai beberapa langkah lagi. Tanpa ba-bi-bu, Gina langsung memasuki ruangan itu.

Tiba-tiba muncullah cahaya di beberapa sudut ruangan itu. Barang-barang yang tak digunakan yang sudah lama disimpan disana. Kini sudah menghilang. Hanya tersisa Gina seorang.

Gina merasakan tubuhnya seperti melayang. Tak ada rasa beban sama sekali ditubuhnya.

Setelah tidak merasa beban ditubuhnya. Tiba-tiba tubuhnya turun dengan menginjak tanah yang subur dipenuhi oleh rerumputan hijau. Sekarang Gina berada di mana?

Gina melihat banyak perbedaan di dunia aslinya. Di dunia yang sekarang, hanya dipenuhi oleh pohon-pohon yang tinggi dan  Dengan udara yang sejuk.

"Apa aku masuk kedunia Jifdan dan Ghifari?" Tanyanya dalam hati.

Tiba-tiba Gina melihat ada sepasang kekasih yang saling kejar-kejaran dengan tawa bahagia.

Tunggu! Apa itu Jifdan dan Ghifari?! Apa benar aku masuk kedunia Jifdan dan Ghifari? Pertanyaan itu sesekali muncul dalam benaknya.

Tapi, saat Gina melihat Jifdan dan Ghifari yang sedang berbahagia. Hati Gina seperti ingin menangis. Karna, itu adalah terakhir kebahagiaan mereka bertemu.

"Andai sampai saat ini kalian masih bersama. Agar aku tidak merasakan rasa sakit seperti mu, Ghifari." Memang Gina sedikit egois. Karna, semua orang pun bisa egois soal perasaan.

Gina hanya menatap kedua sepasang kekasih itu dengan tersenyum. Gina juga ingin terus bersama dengan Junna. Tanpa ada perpisahan.

Perpisahan baginya adalah hal yang bisa membuatnya percuma untuk datang menjadi yang pertama. Seolah-olah tidak akan ada kebahagiaan dimasa yang akan datang.

Tiba-tiba Gina tak lagi melihat Jifdan dan Ghifari. Kemana mereka pergi? Apa ini?! Kenapa jadi ruangan gelap?

____

Gina merasa tak nyaman. Ia juga seperti berbaring di brankar UKS. Karna ia merasa udara sejuk yang melewati tubuhnya.

Gina pun membuka kedua matanya perlahan. Benar saja, ia kini sedang di dalam UKS. Kenapa tiba-tiba Gina berada disini?

Gina melihat sekeliling. Dan, ia melihat Junna yang sedang menunggunya di samping Gina. Junna tertidur disampingnya dengan menyembunyikan wajahnya.

Rupanya Gina melakukan refleks lagi. Ia mengelus-elus lembut kepala Junna. Sampai akhirnya, Junna terbangun. Gina masih tak sadar, karna ia sambil memejamkan matanya.

Junna membuka kedua matanya. Lalu mengangkat kepalanya perlahan. Kegiatan tangan Gina yang sedang mengelus-elus kepalanya, tiba-tiba terhenti. Gina berpura-pura tertidur.

"Kamu udah bangun?" Tanya Junna sambil mengambil tangan Gina yang tadi mengelus kepalanya. Lalu menggenggam tangan Gina.

Tentunya tubuh Gina saat ini menjadi membeku bagaikan es batu. Dan hatinya yang meleleh.

Gina berusaha menetralkan nafasnya dan debaran jantungnya. Ia harus bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Agar tidak ketahuan oleh Junna.

Tak lama kemudian, Gina membuka matanya perlahan. Pura-pura seperti baru sadar.

"Aku dimana? Kok bisa disini?" Tanyanya sambil mengkerutkan keningnya.

Junna tersenyum lebar sambil mengelus genggaman tangan Gina. "Kamu ada di UKS. Tadi kamu pingsan di perpustakaan. Kamu gak ingat?"

Gina membelalakkan matanya. Bukannya tadi ia di dalam gudang? Lantas apakah tadi hanya imajinasi Gina saja? Tapi, tadi ia benar-benar merasakan saat bertemu dengan Jifdan dan Ghifari.

"B-bukannya tadi aku di gudang?"

Kening Junna mengkerut. "Kamu tadi lagi sama aku di perpustakaan. Kamu bilang, kamu lagi mau cari buku lain. Terus setelah beberapa menit. Ada yang bilang, kalau ada siswi yang pingsan. Dan itu adalah kamu. Jadi, aku bawa kamu ke UKS secepatnya."

Gina makin tak mengerti dengan penjelasan dari Junna. "Masa sih? Perasaan tadi aku ada di gudang sekolah deh," heran Gina.

"Yang bener? Apa ini masih ada kaitannya sama Jifdan dan Ghifari di masa lalu?" Junna pun ikut terheran.

Gina berpikir kembali. Mengingat-ingat semua kejadian ia bertemu dengan Jifdan dan Ghifari.

Entahlah, intinya saat ini keadaannya sudah membaik.

____

Seorang perempuan sedang terduduk di rooftop sekolah. Dengan rambut se-pundak yang terurai bagus. Memakai seragam yang sama dengan sekolah Gina.

Menatap kosong ke arah gedung-gedung tinggi yang bisa terlihat. Meskipun tidak banyak yang terlihat, karna banyak juga pepohonan yang menghalanginya.

"Andai, kalian masih ada disini. Aku gak akan kesepian. Pasti akan ramai seperti dulu. Aku rindu kalian. Meskipun aku bisa hidup kembali dengan reinkarnasi ini. Aku sangat ingin bertemu dengan kalian. Tak apa jika itu reinkarnasi kalian," ucap perempuan itu yang bicara pada diri sendiri.

____

"Hari ini mau masak apa?" Tanya Junna yang sambil menoleh kearah sampingnya.

"Em.. Masak apa yaa? Aku bingung. Soalnya tiba-tiba aku lagi gak mood makan," jawabnya dengan mengerucutkan bibirnya.

Junna terkekeh melihat tingkah Gina. Lucu banget. Rasanya pengen lahap bibirnya.

Astaghfirullah. Masih haram.

"Serius nih? Berarti nanti gak ikut makan malam?" Tanya Junna kembali. Untuk memastikannya.

Gina sempat berpikir kembali. "Em.. Enggak deh, tapi kayaknya mau makan roti tawar sama selai coklat aja,"

"Bener, gak mau ikut makan malam, hm?"

Aduhh. Gina paling gak bisa kalau Junna bilang 'hm'. Pipi Gina pun memerah. Rasanya Gina ingin menghilang dari sini.

***
Haii guyss..

Maaf telat update nya TT

29 - April - 2023

Sampai JumpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang