17. Masih Canggung

16 18 0
                                    

Siswi yang tadi bertemu dengan Junna dan Gina. Kini menatap heran kearah Junna dan Gina. Dengan menyipitkan kedua matanya. Menatap intens secara bergantian kearah Gina lalu kearah Junna.

Gina hanya tersenyum kaku. Dan Junna hanya menatap aneh kearah siswi yang ada
dihadapannya saat ini. Omong-omong mereka bertiga masih berada di rooftop. Dengan duduk seperti membentuk segitiga.

Siswi itu menggelengkan kepalanya. "Oke. Kenalin nama gue Ratna Dwi. Gue kelas dua
belas. Dan, reinkarnasinya temen Jifdan
dan Ghifari." Ucapnya seraya mengulurkan
tangannya.

Gina sontak terkejut. Begitu pula dengan Junna. Lalu membalas uluran tangannya secara bergantian.

"Dan Lo berdua, mirip banget sama apa yang gue liat. Gue juga kaget banget liat kalian berdua.. Akhirnya, gue ketemu kalian," ujar Ratna sambil tersenyum.

Gina mengkerutkan keningnya. "Emangnya, kalau udah ketemu sama kita, kenapa?"

"Lega aja rasanya, Karna rasanya kayak dulu sering kumpul-kumpul. Kalian pernah ngerasain hal aneh gak? Contohnya, pas kalian tidur, kalian malah ketemu yang namanya Jifdan sama Ghifari?" Tanya Ratna dengan wajah mengintimidasi.

Gina mengangguk. "Aku pernah ketemu Jifdan sama Ghifari. Dan baru aja kemaren, aku ketemu mereka di gudang. Tapi, tadi pas cek ke gudang. Gak ada apa-apa. Jadinya kami ke sini."

"Serius? Lo liat apa aja?" Tanya Ratna kembali.

"Aku liat Jifdan sama Ghifari, lagi kejar-kejaran. Dan pas ketemu di mimpi, Jifdan pernah bilang sesuatu, tapi aku lupa apa yang dia sampai'in," jawab Gina sambil mengingat-ingat apa yang jifdan pernah sampaikan.

"Kalau udah sering ketemu. Pasti ada tanda-tanda kalian akan berpisah. Kalau
kalian bertemu dengan Jifdan dan Ghifari. Dan mereka gak bilang apa-apa, itu pasti tanda yang asli, kalau kalian udah gak akan bersama lagi. Karna, dulu Jifdan dan Ghifari juga mengalami hal yang sama seperti kalian." Jelas Ratna dengan wajahnya yang serius.

"Berarti, mereka berdua memang gak bisa ditakdirkan untuk bersama?" Tanya Junna yang baru membuka suara.

Ratna terkejut dengan suara Junna. "Demi apa?! Suara Lo cakep banget! Sopan banget dah ditelinga gue!" Histeris Ratna sambil mencubit-cubit pipi Junna.

Junna merasa risih, Wajahnya terlihat sangat tertekan. Gina yang mengetahui itu hanya terkekeh geli.

Tak lama pun, Ratna melepas cubitannya. Ia tahu jika Junna agak risih,

"Maaf, maaf, gue kebablasan," ucap Ratna sambil menyengir menampilkan deretan
giginya.

Junna tersenyum kikuk. "I-iya gak apa-apa,"

"Kalian kalau mau ke kelas, duluan aja. Gue
masih mau disini dulu," ucap Ratna. Sepertinya juga sebentar lagi akan bel masuk. Junna dan Gina juga ingin kembali ke kelas, Mungkin besok akan kembali ke tempat ini.

"Em, yaudah kak, kami mau pamit. Takutnya udah mau masuk juga. Jadi, kami duluan ya," ucap Gina sambil berdiri dari duduknya. Ratna dan Junna ikut berdiri. Dan Ratna mengangguk sambil tersenyum.

"Kagak usah panggil kak. Anggep aja gue temen lu. Gue berasa tua kalau dipanggil kak," jawab Ratna.

Angguk Gina. "I-iya, kami pamit ya."

Sampai JumpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang