1

5.2K 263 32
                                    

...

Waktu terus berlalu, tak terasa si kembar mulai memasuki sekolah menengah pertama. Umur keduanya sekarang 13 tahun, 2 tahun belakangan ini banyak hal yang terjadi. Namun apa peduli, asal si kembar and family baik baik saja.

Pagi ini, seperti biasa rumah penuh dengan keributan. Ehh bukan ribut karena tengkar yaa, ga level tengkar tengkar gitu.

Si kakak sibuk mencari kolor Frozen kesayangannya. Dia ribut sendiri , menyalahkan para tuyulnya( raka-arga) , dan berakhir mewek karena tu kolor ga ketemu. Kata si kakak 'itu kolor, kolor keberuntungan aku! Kalau ga pakai ia itu kolor bisa kena sial aku' aneh aneh emang sikakak ini.

Beralih ke si kembar yang daribtadi menatap malas drama perkoloran si kakak yang ga ada akhirnya.

Dengan segera Raka membawa adiknya menjauhi si kakak, Raka ga mau Arga jadi terkontaminasi virus anehbya si kakak.

Arga hanya diam menurut .

Ohh yaa kalian tahu tidak, akhir akhir ini sifat keduanya bahkan hampir seolah tertukar. dulu Raka orangnya ceria banget, pembawaannya selalu bikin tenang dan hangat sedangkan Arga sebaliknya, dulunya Arga seorang yang sulit sekali berinteraksi dengan orang lain, dan hanya cuek saja terhadap sekitar .

Sekarang malah, Raka tampak menjadi pribadi yang pendiam sedangkan Raka jadi bar bar not akhlaq-es kek Taka. Tapi kalau julid sih emang dari asalnya sana wkwk.

Arga sebenarnya tak terlalu suka dengan sikap Raka yang sekarang, dia takut Raka memendam semua bebannya sendiri tanpa mau mencurahkan pada orang lain.

Raka sendiri tak peduli. Toh ini hidupnya bukan?

Setelah membawa Arga pergi menjauhi si kakak yang masih ngereog itu, Raka menuntun adiknya ke ruang makan. Menyiapkan makanan untuk adiknya lalu menyuapkan makanan itu untuk Arga. Arga menerimanya saja toh menolak juga percuma, bcs tatapan Raka saja sudah bikin jiwa raganya ketar ketir apalagi jika Raka sampai marah.

Pernah suatu ketika saat itu Arga keluar di sore hari untuk yaa berjalan jalanlah ke komplek cari angin dengan tanpa izin dari Raka. Sampai di pertengahan jalan hujan turun deras sekali sampai malam menjemput tak kunjung reda , saat ia pulang dapat dilihat kamarnya berantakan dengan banyak sekali pecahan dari pigura foto di dindingnya. Entah bagaimana bisa Raka yang sifatnya setenang itu bisa menjadi sangat brutal saat marah .

Arga sangat ketakutan saat itu. Dirinya kena marah bahkan tangannya ditarik lalu dihempaskan ke lantai yang masih berceceran pecahan dimana mana. Ucapan ucapan yang keluar dari mulut Raka saat itu juga sangat menyakitkan.
Antaranya seperti 'menyusahkan' 'ga berguna' 'ga tahu terimakasih ' dan masih banyak yang lain

Namun di akhir Raka malah yang terisak karena telah terlampau emosi.

Arga yang saat itu memang kondisinya belum benar benar stali setelah kejadian penembakan itu jadi langsung drop hingga dirawat dirumah sakit hampir seminggu lamanya.

Hihhh mengingat itu Arga langsung menanamkan dalam benaknya jangan sampai membuat Raka mengeluarkan tanduknya

Setelah selesai sarapan, Raka menuntun Arga memasuki mobil yang memang dikhususkan untuk antar jemput mereka di sekolah.
Dengan disetirkan supir tentu saja juga ada satu bodyguard untuk memastikan keselamatan mereka.

Ayah bunda juga akhir akhir ini jadi jarang pulang, ntah karena memang mereka seorang pekerja keras atau memang ada alasan lain , bikin adik lagi misalnya ehh

Sibuk melamun, Arga tak sadar sampai di sekolah. Sekolah yang sudah seminggu belakangan ini baru dia masuki bersama Raka.

Mereka duduk dalam satu kelas, su meja juga .

The other side of AGRAKA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang