Semua persiapan selesai. Raka dan yang lainnya begitu antusias membuat dekorasi indah hanya untuk menyenangkan hati si kecil.
Saat ini, Raka dkk ada Rian juga Taka tak lupa pula ayah bunda yang sebenarnya udah pulang sejak 3 hari yang lalu bahkan turut serta dalam rencana ini, mereka berkumpul untuk membahas rencana selanjutnya.
Setelah lama perdebatan terjadi ada yang mengusulkan inilah itulah dan tentu pasti ada pro dan kontra. Setelah rundingan lama, akhirnya mereka dapat memilih rencana mana yang akan digunakan.
Raka diam, memikirkan dampak nantinya yang akan terjadi bilamana rencana ini tetap berlanjut. Bahkan tadi, dia dengan tegas menolak rencana tersebut karena mau bagaimanapun juga ini terlalu beresiko tinggi membuat trauma adiknya muncul. Tapi dengan segala rayuan juga bujukan dari mereka dan juga ayah yang menyakinkan semua akan baik baik saja dia akhirnya mau menerima keputusan ini .
Raka resah tentu saja, takut pada apa apa saja nanti yang akan terjadi dengan adiknya setelah ini terjadi.
Karena lelah berpikir tanpa sadar Raka terlelap bahkan dengan posisi duduk di sofa.
Ayah yang melihat sang anak tertidurpun tersenyum gemas, dia yakin Raka pasti memikirkan kondisi sang adik, Raka takut pada hal hal yang membahayakan kondisi sang adik dan intinya hanya satu, Raka terlalu sayang kepada Arga.
Tanpa Raka ketahui,
Ada pihak dalam yang menyiapkan suatu kejutan besar untuknya juga besok.....
Arga berjalan kearah dimana saklar itu berada,
Terpaksa dia jalan pelan buat nyalain saklar lampu itu.
Set set set
Udah dekat
Hampir sampai
Tenang
Happ dapat tapi sebelum tangan mungilnya menekan saklar itu dia bisa ngerasain ada yang pegang tangannya, lalu cekal kakinya yang bikin dia ga bisa bergerak, ada juga yang bertengger di pundak kecilnya.
Dia terpaku ditempat.
Nafasnya mulai memburu ga beraturan.
Kepalany berada kosong.
Sebelum dia kembali pada kesadarannya dia merasakan cekikan yang ga begitu kuat sebenarnya tapi bagi Arga itu udah cukup buat bikin dia susah nafas , ditambah lagi emang nafasnya udah mulai sesak sejak dia keluar kamar tadi.
Kepalanya mulai berkunang.
Lalu
hap
dia meluruh kebawah tak sadarkan diri .
Lalu sosok yang berada dalam gelap tersebut membopong tubuh mungil itu lantas memasukkannya kedalam mobil yang telah disiapkannya diluar.
Sret
Tak lupa pula sosok itu menurut mulut Arga menggunakan lakban dan menutup kedua mata Arga dengan sebuah kain.
Seringai muncul dibibirnya.
....
Raka berjalan kekanan dan kiri bolak balik sedari tadi, pikirannya kacau!
Ini sudah memasuki tahap rencananya, tapi kenapa sosok mungil yang ia tunggu belum kunjung datang kesini?
Apa ada yang ia lewatkan?
Tunggu!
Atau jangan-jangan ada yang salah dengan ini?
Klakk
Raka menoleh kearah pintu ruangan itu terdapat ayah, lintang, Bayu, dan juga Rian datang lantas menghampirinya.
Raka mengenyit heran, ini kenapa mereka kembali lagi?
Sendiri?
Lantas dimana adiknya?
Dia kembali menoleh ke arah pintu tetap tidak ada tanda akan ada masuknya orang lagi.
Belum sempat dia bertanya, sang ayah menyela
"Aya.
"Arga ga ada dirumah bang"
Raka melotot mendengarnya,
"Gimana bisa yah? Arga pasti ada dirumah, dia ga mungkin keluar tanpa seizin aku" selanya
Ayah tampak menghela nafas, dia juga bingung bukannya rencana yang mereka susun sudah begitu sempurna kenapa bisa ada cela seperti ini.
"Ntah bang, ayah sama yang lain udah coba cari tadi bahkan ke ruangan yang sama sekali belum pernah adik kamu datangi, tapi tetap gaada "
Raka terdiam, apa Arga marah padanya hingga pergi tanpa izin dulu kepadanya? Atau Arga memang sembunyi karena tahu akan ada prank nanti untuknya dari dia? Atauu
Bayu juga lintang tampak terdiam Lula di tempat, mereka menatap kasihan pada Raka, padahal Raka sudah dengan penuh semangat membuat acara kejutan untuk Arga tapi Arga malah keluar tanpa adanya pamit kepada Raka atau yang lain. Padahal anak itu tak pernah berperilaku seperti itu, ntah apakah Arga marah karena dicuekin akhir akhir ini? Mungkin saja seperti itu, begitu pikir mereka.
Ting
Bunyi notifikasi memecah keheningan.
Ternyata dari ponsel milik Raka, dengan segera dia melihat barang kali itu dari Arga.
Matanya memerah emosi, rahangnya mengeras dan tangannya mencengkram erat ponsel tersebut setelah membaca deretan pesan yang dikirim untuknya.
"BANGSATTTT"
Ayah dan lainnya terkejut mendengar Raka mengumpat keras dan tetiba emosi seperti itu,
Ayah sempat ingin menegur sebelum akhirnya Raka dengan tidak sabaran menunjukkan pesan yang ia dapat.
08236162284
Dateng ke markas gue kalau ga mau si kecil imut ini gue habisin disini !
DATENG SENDIRI PECUNDANG!
Sontak mereka semua terkejut, ah mereka kecolongan!
Raka yang tengah menahan amarahnya kini makin emosi dengan ucapan salah satu dari mereka,
Lintang
"Kenapa musuh Lo banyak banget sih ka? Arga jadi harus nanggung semua jadinya"
Mata Raka menajam seiiring ucapan itu keluar dari mulut sahabatnya.
Dia meju ke arah lintang dengan tanpa ragu menarik kerah baju lintang sehingga membuat sang empu merasa tercekik, sial tenaga Raka memang ga maen maen!
"Apa Lo bilang? HA ! APA MAKSUD LO! BANGSAT!! JADI LO NYALAHIN GUE?! IYAA!"
"R-rak
"ARGHHH ANJINGGG HARUSNYA GUA GA NGIKUTIN RENCANA KONYOL KALIAN BANGSATTT" tangannya melepas cengkraman dari sahabatnya
Dia mengusap rambutnya frustasi, sialll!
Siapa yang berani main main dengan dirinya kali ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
The other side of AGRAKA (End)
Randomtentang sosok lemah lembutnya seorang Defrasya Agraka Tamana yang memiliki sisi lain dalam kehidupannya. sesuatu, yang bahkan mana keluarganya sendiri tak ada yang tahu . tentang bagaimana dia mengendalikan bagaimana sisi lain itu ketika keluar tan...