4

2.4K 214 8
                                    

...

Raka menajamkan telinganya kala mendengar nama adiknya tersemat dalam obrolan itu.

Apa sebenarnya yang terjadi?

"Apa perlu gw kasih tu bocah hadiah kayak beberapa hari yang lalu yaa.... Hmm kayak nya seru ga tuh biar tambah gila anaknya haha"

Brakk

Duakkk

Dengan tanpa berperasaan Raka menendang Rian, kakak kelas yang tengah menjelek jelekkan adiknya bahkan merencanakan hal buruk pada adiknya.

Raka tidak terima, sangat.

Jadi ini alasannya?

Igauan Arga bukan hanya karena mimpi semata bukan.

Tapi karena si brengsek ini.

Cihh

Rian tampak mendecih merasakan sakit di perutnya, tendangan Raka ini bukan main . Sedikit terkejut pula melihat dengan mata kepalanya sendiri Raka, siswa teladan tahun ini di angkatan bawahnya bisa se brutal ini saat emosi.

Raka yang melihat keterdiaman Rian menyeringai,

"Takut hm?" Ucapnya dengan suara berat

Rian melebarkan mata merasa aura yang terpancar dari tubuh adik kelasnya ini terasa berbeda juga

Sangat suram.

Srekk

Raka mencengkram erat kerah seragam Rian lalu menariknya keatas membuat sang empu merasa tercekik.

Tangannya meronta melepaskan kerah bajunya dari cengkraman Raka.

Tak hilang akal kakinya menendang-nendang lulut rakahingga mundur beberapa langkah kebelakang

Raka mendecih tak suka.

Dengan tiba tiba Rian juga antek nateknya mengkroyok Raka. Tentunya membuat Raka sedikit kesusahan.

Namun bukan Raka namanya kalau tak bisa melawan bukan.

Dalam sekejap, Rian beserta anteknya tumbang dengan ringisan kesakitan yang sangat disukai Raka.

Dengan langkah pelan Raka mendekati Rian yang tampak terduduk lemas di lantai gudang yang dingin itu.

Tangannya mencengkram pipi pemuda itu,

"Apa yang Lo lakuin ke adek gw?"

Tanyanya dengan menekankan kata 'adek' pada Rian

Rian menatap remeh Raka, lalu terkekeh singkat.

"Ohh stss si gila itu ngadu rupanya hm?"

Mendengar jawaban dari Rian, Raka makin murka.

Sial!

Apa si brengsek ini juga menyakiti adiknya dengan kata kata pedas itu juga

Mental adiknya terusik.

Duakk

Raka menonjok tepat di rahang Rian membuatnya tampak bewarna ungu kelebaman.

Dia masih belum puas dengan jawaban Rian sebenarnya, tapi dia harus tau dari adiknya sendiri bukan.

Arga harus jujur padanya

..

Raka tampak menggenggam tangan mungil adiknya yang masih terbaring lemah dengan nasal canula di hidung mungilnya .

Setelah kejadian Arga yang tetiba pingsan, Arga tampak kesulitan mengais oksigen. Raka jadi khawatir,,

Dan merasa bersalah.

Harusnya dia tahu, adiknya tak seperti dulu lagi . Mental adiknya rusak sejak peristiwa penculikan waktu itu.

Arga takut akan suara keras, pukulan dan juga bentakan

Namun dirinya lupa karena kepalang emosi saat itu .

Hatinya sakit ketika melihat tubuh adiknya ada banyak sekali luka lebam bekas pukulan. Bagaimana dirinya bisa kecolongan sampai sejauh ini, Raka terus merutuki dirinya dalam hati .

Hingga tak sadar bahwa si kecil yang terbaring mulai membuka matanya.

Arga sadar, pandangannya tampak kosong seolah tak ada kehidupan di dalamnya.

Raka yang melihat Arga sadar tampak senang, tangannya hendak mengelus surai itu namun pergerakannya terhenti melihat respon Arga yang tampak menghindari sentuhannya dengan tubuh mulai bergetar.

Tak lama,

"Ng-nggakk hiks ga-gamau hikss s-sakit" Arga tampak kembali meracau dengan tangan mungil yang awalnya menutupi kedua telinganya lalu beralih memukuli kepalanya.

Ntahlah Arga merasa takut, khawatir juga tidak aman . Dia merasa resah.

Tolong.

Raka terpaku sejenak melihat respon adiknya, tak lama matanya melebar melihat tangan Arga yang tergerak memukuli kepalanya sendiri, dengan segera bergerak cepat memeluk erat tubuh bergetar Arga.

Arga memberontak dalam dekapannya, namun semakin lama tangannya bergerak membalas pelukan kembarannya.

"Hiks hiks"

Tangisan Arga terendah dalam dekapannya, Raka sendiri masih diam membiarkan adiknya meluap semua rasa sakitnya.

"Hikss t-takutt"

"Maaf"

....

Setelah menenangkan Arga yang histeris tadi, Raka mengundang lintang dan juga Bayu datang kerumahnya.

Dia harus segera menuntaskan masalah Arga .

Dia ga mau Arga makin terluka batinnya nanti.

Bayu dan juga Lintang tampak dengan raut serius ketika Raka menjelaskan apa yang terjadi kepadanya di gudang waktu itu

Soal Arga dan juga Rian.

Bayu juga Lintang tampak mengeraskan rahangnya, lintang yang tampangnya bobrok pun bisa menjadi seserius ini jika menyangkut Arga.
Apalagi Bayu, Bayu jelas saja akan selalu ada digarda terdepan untuk Arga , adik kecilnya.

Raka memejamkan mata sejenak, emosinya tiba tiba ingin meledak mengingat tubuh adiknya yang penuh dengan luka.

Menatap Bayu dan lintang sejenak kemudian,

"Cari tahu, balas" ucapnya tenang namun tegas

Yang diangguki keduanya.

Yaa berdoa saja semoga Rian dkk masih bernafas esok hari .

...

Drap drap drap

Brakkk

Kakinya melangkah cepat ke arah kamar itu, membukanya dengan brutal hingga timbul suara keras.

Tangannya bergerak melempar memukuli barang dan dinding disana.

Emosi yang sejak tadi tertahan ia lampiaskan.

"ARGHHHH MATI KALIANNN...

....

Gatau tapi ini ajshwoanah 😭😭echann kenapa cakep bagttt huhu ga kuattt:)))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gatau tapi ini ajshwoanah 😭😭
echann kenapa cakep bagttt huhu ga kuattt:)))

Pan pan pan
Aku suka haechann
Pan pan pan
Meski beda iman
Pan pan pan
Pasti ada jalannnnn

The other side of AGRAKA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang