..
Raka dan Arga itu, ibarat satu jiwa dalam dua Arga. Apa yang dirasa oleh Raka akan dirasa juga oleh Arga begitu juga sebaliknya.
Akhir akhir ini ntah mengapa perasaan Raka jadi resah tanpa sebab, ia merasa tiba tiba takut juga gelisah dalam waktu bersamaan.
Ini bukan hal baru sebenarnya, dirinya bahkan pernah merasakan gejolak emosi secara tiba tiba dalam tubuhnya. Namun sejauh ini dia masih bisa mengendalikan-nya.
Raka memperhatikan Arga yang kini tengah mengerjakan tugas sekolah di bangku belajarnya. Sedangkan Raka duduk di atas kasur memperhatikan. Apa yang salah?
Ntah kenapa dia merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam benaknya?"Bang... Bang... Heyy BABANG GRAA"
Raka terkejut ketika Arga memanggilnya dengan suara keras . Dia menatap Arga tajam yang dibalas cengiran bodoh oleh sang empu
"Hehe lagian kamu dipanggil ga nyaut bang" ucap Arga membuat Raka mendengus
Raka bukan tak mendengar , hanya saja tadi dia kan lagi ga mood buat ngomong jadilah dia diem aja nunggu Arga nyelesein omonganya, tapi yaaa arga-nya yang ga peka.
Babang aneh
"Apa" ucapnya malas menatap adiknya itu
"Hm ohh ginii...b-besok kan h-hari Kamis.. j-jadi
"Kamu mau bolos lagi ha? "
Ucapan Arga terpotong oleh Raka yang berbicara dengan nada datarnya .
Gleg
Arga menelan ludah kasar, yaa memang bukan hanya kali ini saja dia memutuskan bolos tiap hari Kamis karena,,,
suatu hal.
"Jawab jujur ! Apa yang bikin kamu selalu bolos tiap hari Kamis! Apalagi itu jam pelajaran olahraga, bukanya kamu gemar sekali ya apalagi jika sudah ada materi basket"
Arga menerjap. Ia bingung harus bilang apa lagi.
"A-aku ga e-enak b-badan bang" ucapnya terbata, terlihat sekali jika anak itu berbohong. Sebab setiap meminta izin dari Raka untuk bolos dihari Kamis mata itu tampak lebih sayu dari biasanya juga adanya getar ketakutan, tentu saja Raka menyadarinya
Raka diam.
Dia berpikir, apa ada sesuatu yang terlewat?
Dia akan mencari tahu.
"Okee tapi kali ini aku ga mau bantu kamu buat ngomong sama Bunda"
Arga yang tadinya semangat karena si Abang kasih izin langsung melorotkan pundaknya lesu.
Kalo gini mah jelas ga dapat izin dari bunda.
Karena bunda biasanya akan setuju jika yang izin itu Raka sedang dirinya?
Bunda pasti langsung nuduh kalo dirinya memang ada alasan lain buat itu. Memang benar si
....
Malamnya ga ada angin ga ada hujan Arga tampak begitu nempelin si Raka , dari ke kamar mandi, dapur sampai gelesoran di lantai pun Argga ngikut.
Ntah apa yang ada dipikiran anak itu.
Raka hanya pasrah toh juga tidak merugikannya. Malah Raka senang berdekatan dengan adiknya. Jarang jarang bukan Arga tiba tiba manja kek gini.
Saat hendak tidur lagi lagi Raka dikejutkan oleh Arga yang mengecup dahinya lama lalu pipi kanannya trus bilang
"Aku sayang Abang"
KAMU SEDANG MEMBACA
The other side of AGRAKA (End)
Randomtentang sosok lemah lembutnya seorang Defrasya Agraka Tamana yang memiliki sisi lain dalam kehidupannya. sesuatu, yang bahkan mana keluarganya sendiri tak ada yang tahu . tentang bagaimana dia mengendalikan bagaimana sisi lain itu ketika keluar tan...