..
Hari demi hari berlalu, perubahan terjadi dalam satu keluarga ini,
Bunda dan ayah yang mulai jarang pulang, Taka yang sifatnya ntah kenapa aneh belakangan ini, Raka yang tampak lebih dingin dari biasanya juga, Rian yang makin menempel dengan Arga, juga Arga yang mulai membiasakan diri.
Bunda ayah jarang pulang juga jarang sekali ada waktu untuk bersama seperti biasa,
Taka, yang dikenal cukup tenang anaknya juga humble ntah kenapa akhir akhir ini terlihat muram, juga raut wajah yang sangat tak bersahabat seperti saat ini,
Arga dengan riang melihat Taka yang baru memasuki rumah dengan tas laptop di tangannya.
Dia berjalan mendekati, tangannya hendak menggapai lengan sang kakak
"Jangan ganggu"
Deg
Hanya dua kata tapi terasa sangat sakit. Bibirnya tetap mengulas senyum
"Ohh yaudah, aku cuma mau ajak kakak makan kalo gitu aku duluan ya kak nanti kakak nyusul"
Ucapnya namun tak digubris oleh Taka yang melanjutkan jalannya masuk ke kamar bahkan tak menggubrisnya sama sekali.
Arga dengan mata bergetar menahan embun yang akan turun, memutuskan sendiri untuk ke ruang makan.
Lagi,
Sepi sekalii
Raka juga kenapa jarang pulang sekarang, ayah bunda bilang Raka sedang ada kepentingan jadi tak bisa selalu pulang akhir akhir ini.
Arga aslinya merengek waktu itu ingin ikut, namun apa yang terjadi,
Raka tengah mengemasi barang-barang ke dalam tas koper kecil, Arga yang melihatnya melunturkan senyum, abangnya mau kemana begitu pikirnya.
Dengan langkah pelan dia datengin tu si Raka,
"Bang,, Abang mau kemana?"
"Ada perlu"
Raka menjawab singkat.
"Pergi? Pergi kemana? Aku ikut yyaa ? Boleh kan aku siap siap dulu kalau gitu"
Arga dengan riang hendak pergi mengemasi barang juga ikut namun tangan Raka menahannya, dia tatap wajah siabang yang tampak keruh itu
"Hm? K-kenapa bang?"
"Jangan ikut"
Arga tersentak mendengar suara Raka yang tampak tegas melarang,
"T-tapii ak
"Ck bisa jangan ganggu!"
Lagi, Arga tersentak
Dengan patah patah Arga mengangguk.
Ahh
Mengingat itu membuatnya sedihhKenapa juga sikap semua orang aneh tiba tiba.
Rebahan dengan telentang dan tubuh berbalut selimut tipis namun mampu menghangatkan tubuh mungil didalamnya, dengan punggungnya yang tampak bergetar pelan diiringi isakan yang susah payah dia tahan.
Tubuhnya diam, namun tidak dengan kepalanya.
Dari banyaknya permasalahan yang hanya dikepalainya saat ini cuma Raka.
Abangnya itu kenapa?
Kenapa diam? Kenapa tiba tiba marah? Pms kah?
Kepalanya menggeleng, bisa bisanya dia berpikir aneh.
Lama dia menangis tak terasa matanya menutup karena lelah, kelopak mata itu tampak bengkak .
Arga tertidur dengan pulas.
.....
Sedang dilain sisi,
Remaja itu berkali kali menghela nafas beratnya, sungguh pikirannya kacau saat ini.
Ada rasa bersalah hinggap di hati
Tapi dia bisa apa?
Ini semua karena rencana sialan itu!
Dia hanya mengikuti alur saja bukan namun bukannya tenang dia malah semakin kacau.
Puk
Tepukan dipundaknya mengalihkan atensinya, dia mengangkat satu alisnya tanda bertanya
Sang empu hanya cengengesan bodoh, lalu mengkode tangannya 👌 "semua beres"
Sorot mata yang tadinya tampak resah mulai melunak, bibir seksi itu mengulum senyum.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
The other side of AGRAKA (End)
Randomtentang sosok lemah lembutnya seorang Defrasya Agraka Tamana yang memiliki sisi lain dalam kehidupannya. sesuatu, yang bahkan mana keluarganya sendiri tak ada yang tahu . tentang bagaimana dia mengendalikan bagaimana sisi lain itu ketika keluar tan...