12

1.3K 119 3
                                    

..

Arga bingung, Rian sedari kemarin terus menempelnya. Dia sampai risih sendiri. Ga tahu apa si Rian ini kalau Arga tu sengaja ngehindar takut traumanya muncul lagi tiba tiba .

Seperti saat ini, Arga yang tadinya mau ambil air ke dapur langsung dikejutkan dengan kehadiran Rian di depan pintu kamarnya setelah ia buka . Disana Rian menatapnya binar dengan senyuman lebar yang menurutnya mengerikan.

Kepalanya reflek menggeleng keras , melihat sorot mata Rian yang seperti itu membuat hatinya tak tenang. Disana, tak jau dari tempat mereka berdua Raka juga memperhatikannya dari lantai atas, sudah dibilang Raka ini amat sangat posesif sama di dedek ini.

Raka juga ngerasa ga nyaman sebenarnya lihat adiknya diintili rianj eh sahabatnya itu . Takut salah salah adiknya malah lebih deket sama orang selain dirinya mengingat Arga ini anak yang friendly.

Tapi sekarang bukan itu yang dikhawatirkan, takut saja tiba tiba adiknya kumat, hanya itu maybe.

Kembali ke Arga .

Mata Arga menatap julid kakak kelasnya itu, dia terus mencoba menghindar dari Rian, mulai lari sampai dia sembunyi sembunyi di bawah kolong meja , aneh tapi ini Arga.

Dah emosi Arga lama lama.

"Hihhh jangan deket-deket AKUUU!"

Rian terjengit di belakang. Arga sendiri terdiam dengan tangannya menyentuh mulut terkejut, apa yang dilakukan dia tadi, duh gimana kalau Rian marah , begitu pikirnya.

Matanya menatap takut takut Rian, lagi lagi dia dibuat heran dengan kelakuan Rian yang bukannya marah malah menunjukkan cengiran bodoh yang sangat aneh tau.

Raka yang sedari tadi mengawasi mengeleng pelan kepala. Lucu juga reaksi keduanya .

Raka memutuskan turun menghampiri sang adik, sesampainya disana tangannya menarik pelan tangan si adik lalu membawanya duduk di kursi .

Dia tatap mata Arga yang masih menunjukkan raut takut meski tak begitu jelas,  tangannya ia bawa menangkup wajah siadik membuat wajahnya seperti ikan buntal. Senyum tipis terbit di bibir Raka juga Rian melihat begitu lucunya Arga.

"Dek, denger Abang hm"

Arga sedikit terkejut, Raka tadi memanggilnya apa tadi? Dek? Dek? Wahh

Dengan polosnya Arga mengangguk kepala, menunggu ucapan apa yang akan keluar dari mulut Raka.

"Mulai sekarang, kamu jangan takut lagi sama Rian ya, dia baik tau,,, baik banget, dia udah mempertanggung jawabkan perbuatannya ke kamu dengan jujur ke kapsek waktu itu, dia juga minta maaf langsung ke Abang karena dia udah lukain kamu, dia ga seburuk yang orang lihat, coba deh kamu buktikan sendiri kalau tidak percaya"

Arga reflek noleh ke arah Rian yang menatapnya juga, matanya menerjap. Lalu kembali menatap kembarannya seolah meminta pertolongan,  Raka yang mengerti hanya mengangguk.

"T-tapii emm t-takutt"

Sedetik kemudian tubuhnya berasa direngkuh hangat tapi, bukan seperti biasanya, rengkuhan ini tampak berbeda.

Rian, dia yang mendekapnya menyalurkan rasa aman dan hangat.

Jika Raka menyalurkan kekuatan dalam dirinya ,maka Rian menyalurkan rasa aman .

Yaa pelukan mereka berdua terasa berbeda.

"A-aku akan c-coba kak"

Perlahan tangan itu membalas pelukan itu, membuat senyuman terbit dibibir Raka.

...

Ck

Decakan muncul kembali dari bibir Rian, Rian merasa dirinya ini adalah buronan saja saat ini.

Bagaimana tidak, ini si kakak tetiba mengintili dirinya dengan tatapan intimidasi yang terlihat konyol dimatanya .

Taka , setelah mendengar dan mengetahui bahwa Rian mulai bisa meluluhkan si adek, dirinya mulai memperhatikan kembali si Rian Rian ini.ga mungkinkan si adek tiba tiba luluh gitu aja. Apa jangan jangan si adek di pelet.

Ah mana mungkin.

Usia Taka dan Rian juga berbeda 2 tahun . Jadi menurut Rian, Taka ini masih seperti remaja seusianya, lihat saja kelakuannya yang tak jelas ini

Apalagi saat Taka mengucapkan hal yang sama sekali ga berguna tadi,

"Yakin, Lo emang bener berubah? Bener, Lo ga jahat? Lo ga pura pura gitukan? Awas aja Lo apa apain adek gw ya!! Gue potong Otong Lo tau rasa!"

Lihat bahkan dia mengancam hal seperti itu padanya, seolah dia ini masih kecil saja.

Aneh banget emang, dia jadi heran jangan jangan Raka bukan keturunan asli keluarga ini, karena sifatnya yang berbeda dengan kakak dan adiknya.

Wahh dia belum tau aja sifat si Kaka sama si bapak kalau lagi mode serius macan.

Ck

decakan kembali muncul dari bibir tebalnya

Kesal juga lama lama ini

....

Si kakak kelihatan dewasa bangett wkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Si kakak kelihatan dewasa bangett wkwkw

Nah nahh khusus ini belum dikasih lihat hilalnya ehh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah nahh khusus ini belum dikasih lihat hilalnya ehh

The other side of AGRAKA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang