Saat Jeonghan membuka matanya, ia dapat melihat matahari terbit.
Pancaran sinar itu menghampari sepanjang gunung Everest yang putih. Warna putih bersatu dengan warna merah, oranye, kuning dan merah muda. Awan tipis menghiasi angkasa, memantulkan bayangan-bayangan kecil di atas gunung tinggi.
Walaupun ia melihat gunung itu dari dalam goa, namun pemandangan itu terlihat dengan jelas. Mungkin ini adalah pemandangan terindah yang pernah Jeonghan lihat.
"Selamat pagi." Suara Seungcheol terdengar.
Jeonghan menatap suaminya yang baru bangun juga. Pria itu tidak mengenakan apa-apa. Kalau dipikir-pikir, hal ini pernah terjadi di Roma. Waktu itu mereka juga dalam keadaan yang sama. Namun hari ini ada yang berbeda. Jeonghan tidak berteriak dan memukul suaminya dengan brutal.
Kali ini ia tersenyum dan ikut membalas, "Selamat pagi juga Seungcheol."
Pria itu kemudian mengambil baju Jeonghan yang sudah kering, "Pakai ini..."
Entah kenapa Jeonghan ingin tertawa melihat perilaku suaminya yang perhatian. Dasar aneh. Seharusnya pria itu memakai baju duluan bukannya malah memakaikan baju untuknya.
Ia jadi mengingat kejadian tadi malam. Rasanya ia cukup terkejut ketika tahu bahwa Seungcheol yang dingin dan menyebalkan itu ternyata sangat baik hati.
Tadi malam pria itu begitu lembut dan penuh kasih. Rasanya setiap gerakannya begitu hati-hati. Permainan Seungcheol sangat lembut. Ya. Sekarang Jeonghan tahu kalau ternyata alien dingin itu ... baik juga. Ternyata walau keras kepala dan ambisius, ia punya sisi yang lembut.
"Jeonghan..." Seungcheol ikut memakai baju, kemudian ia terdiam.
"Ada apa?"
Pria itu masih terdiam. Kemudian Jeonghan melihat ekspresi yang tidak pernah Seungcheol tunjukkan sebelumnya.
Ternyata pria keras kepala yang kaku dan dingin itu bisa ... tersipu. Pria itu kelihatannya agak malu. Jeonghan tidak tahu kenapa, tapi ia ingin mengabadikan momen ini. Wajah Seungcheol yang tersipu rasanya jauh lebih langka daripada melihat sunrise di gunung Everest.
"Soal kemarin..." Seungcheol kali ini tidak berani menatap bola mata Jeonghan.
"Ya?"
Kali ini suaminya tampak lebih tersipu dari yang tadi, "Kemarin... Kau tidak kesakitan bukan?"
Pertanyaan ini membuat Jeonghan tertawa kecil. Ternyata hal ini yang dikhawatirkan oleh Seungcheol...Dasar aneh.
Waktu di Roma pria itu tidak peduli padanya, sekarang pria itu malah sangat perhatian. Seungcheol memang sudah berubah selama satu tahun ini.
"Kemarin kau membuatku senang." Jeonghan menepuk pundak suaminya, "Keep up the good work."
Kalau dipikir-pikir... Jeonghan juga merasa dirinya berubah. Ia jadi jauh lebih dewasa. Pikirannya lebih terbuka dan ia lebih jujur kepada perasaanya. Waktu di Gili, ia tidak berani mengungkapkan keinginannya. Namun kali ini ia memutuskan untuk jujur kepada dirinya sendiri. Ia memang menginginkan Seungcheol.
Persetan dengan pernikahan bohongan ataupun pandangan Seungcheol akan dirinya. Ia tahu perasaan ini tidak bohong. Kejujuran itu membuat dirinya lebih lega dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
marié Choi Seungcheol [JEONGCHEOL/CHEOLHAN]✔
Teen Fiction•Seungcheol x Jeonghan ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Yoon Jeonghan, seorang dokter operasi plastik yang sedang membutuhkan uang bertemu dengan Choi Seungcheol. Cinta pertamanya yang kemudian dibencinya. Namun, lelaki brengsek yang kaya raya itu malah m...