Chapter 8

5.2K 408 19
                                    

Akhirnya Jeonghan punya waktu untuk berkeliling Roma sendirian. Bisa dibilang Seungcheol memberikan Jeonghan satu hari libur dari pekerjaannya, yaitu; pura-pura menjadi pasangan hidup Seungcheol.

Hari ini Seungcheol punya rapat penting. Pria dingin itu benar-benar menyebalkan. Jeonghan sangat membutuhkan waktu libur ini.

Kejadian kemarin malam membuat kepala Jeonghan pusing bukan kepalang. Berani sekali dia memperlakukan dirinya seperti itu. Jeonghan benar-benar merasa sudah ternodai.

Pria itu bahkan tidak meminta maaf! Memangnya Seungcheol pikir Jeonghan itu apa? Jeonghan itu juga manusia tahu!
Bukan barang atau robot!

Jujur, Jeonghan pernah membayangkan hari seperti malam itu terjadi… Ia dan Seungcheol, menikah, dan melakukan itu, lalu punya anak, dan mereka menjadi keluarga yang bahagia… tapi imajinasi itu muncul saat ia masih SMA. Saat ia masih menyukai Seungcheol.

Saat Seungcheol terlihat begitu… sempurna dan tak dapat diraih. Tapi impian bodoh itu malah baru terjadi sekarang, saat Jeonghan sangat tidak menginginkannya.

Langkah Jeonghan terhenti, lamunan Jeonghan sudah buyar. Sebuah gedung indah menarik matanya. Gedung itu dihiasi dengan banyak ukiran dan patung-patung.

Gedung ini pernah ia lihat sebelumnya… bukan di TV dan bukan juga di majalah. Jeonghan tahu gedung ini bukanlah sebuah gedung yang terkenal. Gedung ini adalah sebuah galeri seni kecil. Ia pernah melihat gedung ini di sebuah kartu ucapan… kartu ucapan dari pria itu…

"Roma dan Korea sangat jauh. Aku tidak percaya pada hubungan jarak jauh, kita akhiri saja Jeonghan."

Jeonghan masuk ke dalam galeri kecil itu dengan ragu-ragu. Roma memang terkenal dengan kekayaannya akan seni. Baik seni patung maupun seni rupa. Meskipun galeri ini tidak terkenal, Jeonghan tetap terpesona melihat lukisan-lukisan besar yang dipajang di tembok-tembok galeri itu.

Jeonghan benar-benar tidak mengerti arti dari tiap lukisan itu… tapi ia merasa senang melihatnya. Lukisan selalu saja mengingatkan Jeonghan kepada orang itu.

"Wajahmu unik, sangat menyenangkan untuk dilukis."

Kenangan akan dia benar-benar masih tertanam jelas di benak Jeonghan. Orang yang selalu tersenyum dan tidak banyak berpikir itu…

Orang yang tidak mengerti apa itu cinta sebelum bertemu dengan Jeonghan. Hubungan mereka juga berakhir secara baik-baik. Mereka berpisah karena tidak percaya pada hubungan jarak jauh.

Jika orang itu kembali ke Korea… Jeonghan ingin sekali berkencan dengannya lagi. Apa mungkin Jeonghan dapat bertemu dengannya di Roma?

Ah! Tidak mungkin, orang itu memang tinggal di Roma, tapi Roma kan besar! Mana mungkin mereka dapat bertemu.

"Jeonghan?"

Jeonghan tidak percaya ia mendengar suara itu muncul lagi. Jeonghan menoleh kebelakang, dan ia dapat melihat orang yang sangat ia rindukan itu muncul. Wajahnya tidak setampan Seungcheol, tapi bagi Jeonghan… wajah itu penuh dengan kenangan indah.

Berbeda dengan wajah Seungcheol yang mengingatkannya akan kenangan buruk. Berbeda dengan Seungcheol, Jeonghan tidak jatuh cinta pada orang ini pada pandangan pertama.

marié Choi Seungcheol [JEONGCHEOL/CHEOLHAN]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang