Chapter 35

3.2K 306 23
                                    

Malam itu, Choi Jeonghan sampai di salah satu penginapan termahal di Korea. Penginapan itu terkenal sebagai penginapan dengan pemandian air panas termewah.

Percampuran interior tradisional dan kontemporer membuat tempat ini begitu indah.

Jeonghan berjalan menelusuri lorong dengan hanbok kontemporer. Dinding kayu yang dilengkapi dengan kaca-kaca membuat lorong penginapan menjadi terbuka. Jeonghan dapat melihat pepohonan hijau dari balik kaca.

Lorong itu terasa begitu panjang baginya. Sejak tadi Jeonghan masih saja belum sampai ke ujung lorong. Sungguh, ia ingin segera masuk ke kamarnya.

Ia belum melihat Seungcheol lagi semenjak kejadian tadi pagi. Setelah pergi dari pasar ikan, Seungcheol, Seokmin dan Sunny berangkat untuk membicarakan soal Wonwoo. Jeonghan benar-benar penasaran soal intrik itu.

Ia hanya tahu kalau Wonwoo operasi plastik, tapi ia tidak tahu hal lebih lanjut soal jati diri pria itu.

Sejujurnya ia tidak ingin ikut campur soal masalah keluarga orang lain, tapi ia penasaran. Sungguh, ia ingin segera berlari menuju ke kamarnya dan bertemu dengan Seungcheol. Ia ingin tahu hasil diskusi Seungcheol, Seokmin dan Sunny.

Apakah Wonwoo adalah Wonwoo?


"Jeong-Han?"

Kali ini semangat Jeonghan tiba-tiba hilang. Ia bertemu dengan wanita yang sangat tidak ingin ia temukan.

Momo.

Wanita itu tampak elegan dengan hanbok tradisional berwarna putih. Jujur saja Momo itu cantik sekali.

Ia jadi bertanya-tanya.
Apakah ayahnya ada di tempat ini? Ia benar-benar tidak ingin terjebak di situasi seperti ini.

Sungguh.

Ia tidak ingin berhubungan dengan kenyataan bodoh ini- Perceraian dan pacar muda. Seharusnya ayah dan ibunya tidak pernah bercerai. Dengan begitu, Jeonghan tidak perlu terjebak di situasi semacam ini.

Sungguh, Momo membuat Jeonghan pucat. Ia tidak bisa berbicara apa-apa. Ia ingin kabur. Ia ingin lari dari tempat ini... Sekarang juga.

"Jeonghan, sampai kapan kau akan diam di sana?" Seungcheol berdiri di ujung lorong.

Di balik Momo dan jendela-jendela kaca, Seungcheol berdiri dengan hanbok.

Ya Tuhan, Jeonghan benar-benar merasa Seungcheol penyelamat hidupnya. Sekarang ia bisa langsung berlari ke arah pria itu dan menghindari wanita sialan yang bermarga Hirai ini.

Tanpa basa-basi lagi, Jeonghan langsung berlari sekuat tenaga menuju ke arah Seungcheol. Persetan dengan Momo dan lorong panjang ini. Ia kemudian langsung menarik tangan pria itu.

"Seungcheol, ayo lari." Jeonghan berlari dengan panik, "CEPAT!"

"Kenapa?" Seungcheol tampak bingung.

Jeonghan tidak ingin mengungkit Momo lagi. Ia tidak ingin membicarakan soal wanita sialan itu. Kalau ia mengingat wajah porselen wanita itu lagi, ia bisa darah tinggi. Sungguh, ia hanya ingin masuk ke dalam kamar mereka dan tidur saja.

marié Choi Seungcheol [JEONGCHEOL/CHEOLHAN]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang