[VIII] misterius

141 35 19
                                    

Sebelom lo lanjut scroll harap meninggalkan jejak minimal votelah anj3ng!! Jan pelit yo jadi manusia yang katanya berbudi luhur!!

Di karya gue kali ini tidak ada belas kasihan! Kalo mau muntah silahkan saja Xixixi

Maaf kalo cerita gue gaje yo, gue si gak peduli wkwk😏

okelah anjir! Langsung gas!!

happy reading guys!!

•Alvin•
....


      Faza terdiam menatap Alvin yang tengah mengambil minuman dan menaruhnya tepat di depan Faza.

"Minum Za, sebentar lagi baksonya datang"datar Alvin langsung di angguki Faza yang langsung mengambil minuman itu dan meminumnya.

    Alvin menyipitkan matanya menatap gadis itu dengan heran, bagaimana bisa gadis itu memakan makanan di saat niqob itu masih terpasang

"Gak di lepas aja penutup wajah itu? Ribet loh Za?"tanya Alvin membuat Faza menggeleng.

   Saat bakso mereka siap, Alvin terus menatap calon istrinya dengan wajah heran, bakso yang di makan gadis itu benar-benar membuat Alvin bingung sendiri.

    Sulit? Sepertinya.. gadis itu melirik menatap Alvin yang terbengong menatapnya.

"Gak makan pak Alvin?''tanyanya membuat Alvin menatap baksonya dan mulai meraciknya.

    Faza benar-benar gemas terhadap pria tua yang berada di hadapannya ini, mengapa ia begitu tampan dengan raut wajah yang begitu lucu apalagi saat menatapnya.

    Faza mulai menikmati bakso dan mencuri-curi pandang kearah pria itu.

''Kenapa kamu tatap saya seperti itu Faza? Apa ada yang salah dengan wajah saya?"tanya Alvin langsung di gelengkan Faza.

"Hmm... Kamu ada hutang mencari pandangan ke saya ya Mafaza.. saya tidak akan melepaskanmu setelah pernikahan."datar Alvin membuat Faza senyam-senyum.

    Gadis itu memicingkan mata menatap kearah pria itu dengan mata yang sulit untuk di gambarkan.

"Gambarkan nanti setelah menikah pak Alvin.. Faza akan menunggu itu."

"Kau serius tidak ingin mengubah keputusanmu Faza? Kamu bisa saja mati di tangan saya kapan saja Faza,"

"Hidup dan mati itu ada di tangan tuhan pak Alvin, Pak Alvin tidak bisa berspekulasi kapan Faza bisa mati"ujar gadis itu membuat Alvin tersenyum tipis dan menganggukkan. Ia tak percaya gadis yang berada di hadapannya ini begitu menentang perkataannya.

"Kau benar Faza.. saya salah maafkan saya"ujar Alvin membuat Faza mengangguk pelan.

   Mereka menikmati bakso dengan tenang tak seberisik tadi,  mereka kini larut dalam pikiran masing-masing. Kadang Alvin begitu penasaran pada gadis misterius yang duduk manis di hadapannya dengan mata tak berdosa begitu polos pikirnya.

"Faza, saya sore ini akan pergi. Tidak papa kan jika nanti saya antarkanmu lebih awal ke ponpes?''tanya Alvin lagi-lagi diangguki gadis itu.

"Saya sangat gemas padamu Faza, saya ingin memakanmu dalam kekalapan"datar Alvin membuat Faza terkekeh.

    Gadis itu menatap punggung calon suaminya yang tengah membayar bakso.

   Perlahan senyum manisnya tergambar di wajah gadis bercadar ini.

"Imut..."

   Faza terdiam menatap jalanan kota, ia sengaja duduk di belakang pria itu karena alasan menjaga pandangan, sebenarnya Alvin sudah menolak permintaan Faza namun apa daya gadis itu bersikukuh dengan permintaannya akhirnya mau tak mau ia menuruti permintaan gadis itu.

the devil my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang