(XIV) Jimat?

72 13 4
                                    

   Halo bagaimana kbrmu? Siap melihat Alvin? Siap untuk bertegang ria?

  Gas wkwk moga terhibur!!!!

•Alvin•

     Alvin mendengus sebal, ia menahan nafasnya dengan wajah kesal sambil melempar batu besar kearah pohon.

"Pak suami"panggil Faza dengan wajah ketakutan apalagi saat Alvin menengok dengan wajah mengerikan.

Ia segera berjalan melewati Faza dan mengambil cangkul dari gudang, ia segera menggali sebuah lobang dan menguburkan semua buaya yang berada di kolam, pria albino itu meludah ditanah dengan wajah kesal. Ia mengambil tanah dan menutup kolam buaya itu ia membersihkan tempat itu hingga tak terlalu bau bangkai.

Ia tersenyum sambil menatap istrinya dengan wajah mengerikan.

"Sudah tak perlu tahan nafas istriku, saya sudah membersihkannya. Oh ya alu akan mandi kau pasti merasa tidak enak sayang"ujar Alvin membuat Faza terdiam.

    Suaminya beranjak menuju kamar mandi yang berada di belakang rumah, Faza kini dapat bernafas dengan lega. Ia menatap sekeliling dengan wajah datar, ia melihat bekas sepatu ada empat orang dengan sebuah gundukan. Ia menengok kearah tanah, matanya fokus menatap sebuah benda di seret dengan sebuah sepatu heels berwarna merah.

   Ia segera berjalan mengambil sepatu itu dengan wajah bingung, banyak bercak darah dan kotor akibat tanah ada saat ditarik.

"Ini heels siapa??..."

"Mafaza?"panggil Alvin membuat Faza menengok dengan wajah bingung, pria paruh baya itu memeluk istrinya dengan erat, ia merasakan jantung pria itu yang berdegup sangat kencang.

"Ada apa pa?"

"Perasaan saya tidak enak tentang Rino, saya rasa terjadi sesuatu padanya.."ujar Alvin membuat Faza menatap suaminya dengan tatapan hangat, tangan mungilnya menyentuh pipi suaminya dan mengelusnya dengan lembut.

'Pak Alvin terlihat begitu khawatir... ada apa ini?? Dimana pria mesum itu?'tanya Faza dari lubuk hatinya yang terdalam.

   Mata indah itu terus mencari dimana keberadaan Rino, pria bertubuh besar dengan tubuh atletis itu begitu kuat tak mungkin ada seseorang yang mampu mengalahkannya pikir Faza namun ia urungkan saat ia melihat pedang milik Rino yang tergeletak di tanah dengan berlumuran darah kering.

"Pak Alvin, itu pedang milik Rino bukan?"tanya Faza dengan ragu hingga membuat Alvin menengok dengan wajah dingin.

    Pria itu langsung berjalan dan mengambil pedang itu dengan wajah kesal, ia mengayunkan pedang itu dan menebas dahan dengan brutal, pria paruh baya dengan wajah kesal berhasil menggunduli pohon tak bersalah dengan pedang yang di penuhi darah kering di seluruh pedangnya.

    Faza terdiam dengan menggigit bibir bawahnya dengan wajah ketakutan, suara amukan dari suaminya benar-benar membuatnya takut.

JLEPPP....

        CROKKK....

CROKKKK...

SWWISHH...

BRUGHH!!....

                   

   ARGHHHH....

the devil my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang