19. Rubah Kecil

21 8 1
                                    

Latar : di rumah Gessa (beberapa jam sebelum Noku bangun).

"Karena aku mencintaimu Gessa..." katanya lirih namun pasti.

Deg!!

Jantung Gessa seakan berhenti berdetak, ia mendongak menatap mata Noku. Seakan mencari kebohongan dari mata pria itu. Tapi Gessa tak menemukannya.

Noku??

"Cinta?" tanya Gessa parau.

Mata Noku masih tampak sayu namun mampu menatap jauh ke dalam bola mata Gessa. Lalu tiba-tiba Noku terbahak, membuat Gessa kaget dan tersadar.

"Hei kau!! Siaa-paa nam-mamu tadi hah?! Ya--- rubah kecil!! Kau bod-doh atau ap-paa?? Mana mungkin aku mencin-tai gadis bodoh itu!! hahaha.. Ap-pal-lagi setelah tahu dia gam-pang sekali tergoda oleh pria seperti Tak--keru!!" Noku berkata terbata-bata.

Kini amarah Gessa sudah sampai ubun-ubun. Bagaimana bisa dirinya menganggap omongan pria di depannya ini serius??? Noku dalam keadaan sadar saja Gessa mustahil percaya jika dia mampu mengatakan cinta padanya, apalagi sekarang kondisinya sedang mabuk!!!

Gessa menghembuskan nafas berat. Dia berfikir harus segera mengakhiri situasi menjengkelkan  ini.

"Noku!! Tidur!!!" perintahnya. Seketika mata sayu Noku tertutup dan tubuhnya kembali jatuh ke sofa.

"Bisa-bisanya kau mempermainkanku!!"  kata Gessa sambil menggertakkan gusi.
Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 3 dini hari. Gessa segera menghubungi orang tua Noku, dia meminta mereka untuk menjemput Noku di rumahnya dengan dalih jika Noku bangun dan tersadar berada di rumah Gessa, tentu hal ini menjadi semakin rumit.

"Oke... Mumpung belum subuh setidaknya aku masih mampu memapah raksasa ini keluar dari rumahkuuu!!!" Gessa mengangkat tubuh Noku yang lemas untuk berdiri. Malam ini Gessa kehilangan banyak energi untuk membantu Noku sehingga ia harus susah payah membawa tubuh Noku keluar rumahnya.

Ketika sampai di depan pintu, Gessa terengah-engah, ia mendorong tubuh Noku ke kursi lalu mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Gess-ssa... Kau.. Tak bol-leh... Bersam-ma pria sial-lan itu.. Tak-keru!!" mata Noku kembali terbuka dan berkata dengan terbata-bata. Gessa tak peduli dengan kata-kata Noku, ia masih sibuk mengatur nafasnya sendiri lalu bolak balik keluar masuk rumah untuk memunguti barang-barang Noku yang berceceran. 

Saat Gessa hendak masuk mengambil sepatu Noku yang masih tertinggal, Noku menahan dan menarik lengannya hingga Gessa terduduk di pangkuan Noku.

"Ahh... Noku!! Lepaskan!!" Gessa memberontak, namun Noku menahannya.

"Rub-bah kecil!! Kata-kan pada tem-manmu Gessa, jang-ngan per-nah dek-kat dengan pria lain sel-llain aku!"

"Memangnya kenapa HAH?! Lepaskan!!"

"Aku-- tak---  su---kka. Ak-ku tak ma-u mell--lihatnya ber--sandar pada pria la--in!" jawab Noku terbata, masih mengunci Gessa di pangkuannya.

Situasi ini benar-benar canggung, Gessa bisa mendengar jantungnya bergemuruh, ia hampir saja terjebak dengan kata-kata Noku, lalu ia tersadar pria itu benar-benar mabuk.

"Baiklah!! Akan aku katakan padanya nanti!! Sekarang kau TIDUR!! TIIII DURRRR!!! JANGAN BANGUN SEBELUM MATAHARI BERSINAR TERANG MENGENAI MUKAMU YANG MENYEBALKAN INI!!" Gessa sedikit berteriak lalu mendorong kepala Noku yang hampir roboh ke dadanya. Seketika itu Noku tertidur lagi.

Nisshoku  GesshokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang