40. Jebakan

20 8 3
                                    

"SIAPA KAU??!! KELUAR!! AKU AKAN MEMBUNUHMU!!" bentak Yugo.

Seorang pria mengenakan sweater dengan garis hijau dan hitam mendekat ke arah mereka.

Takeru??!! Batin Noku.

"Kau baik-baik saja teman??" teriak Takeru pada Noku yang terkejut melihat kedatangannya.

"Sepertinya malam ini kita sedikit sibuk melayani dua babi ini!" ucap Takeru seraya mendekat ke arah Noku. Kedua punggung mereka berhimpit berjaga-jaga terhadap serangan Yugo dan Hiroshi.

"Apa rencanamu?" tanya Takeru berbisik.

"Tak ada." jawab Noku membuat Takeru mengernyit.

"Bodoh! seharusnya aku tadi langsung pulang saja daripada kembali ke studio. Sial!! menolongmu sama saja menyetorkan nyawaku pada mereka." sesal Takeru.

"Kau sudah menghubungi polisi?" bisik Noku ketika melihat Hiroshi dan Yugo sepertinya sedang menyusun rencana.

"Menghubungi polisi sama saja aku ingin mati di tangan ayahku. Apa kau pernah berfikir mengapa siswa dengan otak cerdas dan banyak talenta sepertiku berkali kali pindah sekolah?" tanya Takeru lirih.

"KAU!! Monyet kecil!! Aku akan menghabisimu!!"Yugo menunjuk Takeru yang langsung melotot tak terima karena dirinya disebut monyet.

"Terserah apa yang akan kau lakukan padanya Yugo?! Aku akan mengurus bocah tengik itu." tunjuk Hiroshi pada Noku.

"Sial!! Kau beruntung mendapat lawan sebesar babi, Noku. Sedangkan aku?? Gajah itu pasti akan menginjakku hingga gepeng!!" ucap Takeru sambil bergidik.

"Kita tak mungkin menang mudah melawan mereka. Ulur waktu dan cari titik lemah---"

Belum selesai Noku bicara pada Takeru, Hiroshi dan Yugo sudah berlari ke arah mereka. Noku dan Takeru dapat menghindari pukulan keduanya dengan baik.

Keempat pria itu saling adu jotos. Noku dan Takeru mungkin bisa menghindari beberapa pukulan. Namun sekali pukulan yang ia dapatkan dari Yugo ataupun Hiroshi setara dengan 2x lipat pukulannya pada dua pria tersebut.

"Brengsek ... Kemana dia? Mengapa lama sekali!! Bisa bisa aku benar-benar mat-- " Takeru segera menendang Yugo yang mendekat dan menarik sweaternya hingga robek.

Yugo kembali maju dan mendorong tubuh Takeru hingga tersungkur ke aspal. Yugo sudah bersiap menjatuhkan tubuh besarnya pada Takeru ketika Noku menendang bahunya dari samping.

Noku membantu Takeru berdiri.

"Aku tak bisa menahan mereka lebih lama lagi Takeru. Energiku menipis." kata Noku terengah-engah.

"Dalam hitungan ketiga kita lari ke arah sana Noku! Jika beruntung kita akan bertemu polisi. Satu ... Dua ... Tiga ..." Takeru dan Noku berlari ke lorong gelap menuju jalan utama. Setidaknya butuh 2 menit untuk mencapai jalan utama yang seharusnya masih ramai.

Yugo dan Hiroshi mengejar keduanya. Tiba-tiba Noku jatuh karena tak mampu berlari lagi. Takeru yang melihatnya segera membantu.

"Noku bertahanlah!! Cepat berdiri!!" paksa Takeru mencoba menarik lengan Noku.

Yugo dan Hiroshi hanya berjarak tak lebih dari 2 meter ketika suara sirine meraung raung di sekitar mereka.

Yugo berhenti.

"Polisi?? Brengsek!!" umpatnya.

"Itu bukan polisi. Itu sirine ambulance." sahut Hiroshi.

"Polisi! Aku tak mau berurusan dengan mereka!! AWAS KAU MONYET KECIL. AKU AKAN KEMBALI UNTUK MEMBUNUHMU!!" bentak Yugo sebelum berlari pergi meninggalkan mereka bertiga.

Nisshoku  GesshokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang