Gessa melepaskan tangannya dari pipi Noku. Ia sedikit merasa bersalah dan bingung dengan apa yang terjadi. Seharusnya luka itu sudah hilang dengan energi Noku pagi ini.
Sementara itu, Noku kembali merasakan panas di pipi ketika Gessa melepas tangannya. Ia ingin sekali menempelkan tangan Gessa ke pipinya lagi. Tapi itu tidak mungkin! Noku tak mungkin melakukan hal sebodoh itu! Ia buru-buru menutup wajahnya dengan masker agar wajah merahnya tak terlihat Gessa.
"Aku memang merasa lelah sejak tadi malam. Tidak biasanya aku langsung tertidur. Entahlah hari ini pun rasanya berbeda Noku" kata Gessa mencoba mengingat hal-hal setelah ritual semalam.
"Aku juga demikian. Aku juga penasaran apa ada yang salah". Noku mencoba berfikir lalu ponselnya bergetar. Gessa melirik dan melihat nama Ayumi tertera di layar. Noku mengabaikannya.
Bahkan ke pacar sendiri se acuh itu??! Batin Gessa.
"Kurasa kita perlu mencari jawaban, sepulang sekolah kita tanya ke nenek Yoshu!! Aku yakin si tua itu tahu jawabannya!" kata Noku gusar.
"Hah?! Kesana lagi? Hari ini?" tanya Gessa kaget.
"Lebih cepat lebih baik ! Kita bolos saja! Kalau menunggu pulang sekolah, bakal kemaleman pulangnya." Noku berbicara sambil melirik jam tangannya, menghitung perkiraan waktu jika mereka ke rumah Yoshu.
"Tapi aku bel-"
"Bilang ke orang tuamu kalau kamu pergi denganku, aku yakin mereka tidak akan marah!" potong Noku.
"Ambil tas mu, kita berangkat 5 menit lagi!" lanjutnyaGessa belum sempat menjawab, Noku sudah meninggalkannya.
Dasar Egoisss!! Teriak Gessa kesal. Tapi ia pun sebenarnya penasaran apa yang terjadi hari ini. Gessa bergegas mengambil tasnya di kelas dan menemui Noku di parkiran.
___________________________________________Noku berdiri di depan mobilnya. Melihat Gessa berjalan ke arah nya ia segera membuka pintu mobil.
"Kita pergi tanpa sopir?" tanya Gessa seraya melihat sekeliling, berharap ada sopir Noku yang biasa mengantar.
"Masuk.. Waktu kita tak banyak!" Noku mengabaikan pertanyaan Gessa. Ia segera masuk ke mobil diikuti Gessa yang duduk di sampingnya.
Ketika mobil mulai melaju, seorang gadis merentangkan tangannya di depan mobil, Noku mendadak mengerem mobilnya.
"Ayumi??" Noku segera keluar dari mobil, menemui pacarnya.
"Kau mau kemana Noku? Mengapa pergi begitu saja tanpa memberitahuku?!" protesnya. Ayumi berganti menatap Gessa di jok depan.
"Mengapa kau bersama wanita itu?" tanya Ayumi lagi, memandang risih ke arah Gessa.
"Aku ada urusan, bisakah kita bicara nanti saja?" bujuk Noku.
"Aku ikut kemanapun kalian pergi!"
"Tapi.. Ayumi! Ayumi!"
Ayumi tak menghiraukan kata-kata Noku, ia segera membuka pintu mobil dan menyuruh Gessa berpindah ke jok belakang.
"Turun! Tempatmu bukan disini!" hardiknya.
Gessa menoleh kaget. Baru kali ini ia mendengar Ayumi berbicara dari dekat. Gadis yang dipuja puja banyak pria itu ternyata tidak memilik sopan santun sama sekali. Gessa segera bangkit dan menyadari posisinya. Gessa berpindah ke belakang.
Noku tak bisa mencegah Ayumi. Ia terpaksa mengajaknya. Ia kembali ke dalam mobil dan menjalankannya.
"Ayumi.. ada banyak hal yang belum kau ketahui tentang diriku. Mungkin ini saatnya aku memberitahumu, kuharap kamu nanti bisa menerimanya." Kata Noku sambil menyetir.
"Lalu bagaimana dengan dia? Apa dia tahu segalanya tentangmu?!" Ayumi tampak tidak suka dengan keberadaan Gessa.
"Nanti aku jelaskan sesampai di tempat tujuan kita!" Noku tak menghiraukan pertanyaan Ayumi. Ia tahu menjelaskan tidak akan memperbaiki keadaan. Mendengar kata kata Noku membuat Ayumi ingin protes lagi tapi ia menahan diri. Ia hanya melirik sinis ke arah Gessa yang duduk di jok belakang Noku. Gessa memalingkan wajahnya ke luar kaca. Suasana memang sedikit canggung, Gessa lebih memilih diam. Tak ingin ikut campur.
Setelah kurang lebih 1 jam, mobil mereka berhenti di depan pondok Yoshu. Sepertinya wanita tua itu sudah mengetahui akan kedatangan tamu. Dia sudah berdiri di depan pintu lalu tersenyum melihat ketiganya keluar dari mobil.
"Ayo anak-anak, silahkan masuk..." Yoshu membawa tamunya ke dalam. Ayumi memegang lengan Noku, ada sedikit raut ketakutan di wajahnya sejak ia tiba di pondok Yoshu yang sunyi.
"Noku... ini tempat apa? Horror sekali. Perasaanku tak enak." Ayumi mengayunkan lengan Noku.
"Ini pondok seorang cenayang, ayo masuk, aku kenalkan kau pada nenek Yoshu." jawab Noku sedikit berbisik.
***
"Jadi... Kalian saling bergantung satu sama lain??" tanya Ayumi setelah mendengar penjelasan Noku dan Yoshu. Ayumi tampak tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Itu sebelum aku bertemu denganmu.. Sekarang aku lebih tenang karena memiliki seseorang yang bisa membantuku bebas dari kutukan ini" Noku mengelus punggung tangan Ayumi. Membuat Ayumi tersipu.
"Tapi bagaimana dengan dia? Sampai kapan dia akan bergantung padamu Noku?" Kini Ayumi menatap ke arah Gessa. Ada kebencian dan rasa tidak terima di matanya.
"Jangan khawatir.. Aku tak akan mengganggu kalian. Mungkin aku sesekali perlu mengisi energi jimat ini. Selain itu aku tak akan merepotkan Noku sampai aku bertemu seseorang yang bisa membantuku!" Gessa mencoba meyakinkan Ayumi agar tidak cemburu padanya.
Ayumi tampak ingin mengatakan sesuatu lagi tapi mengurungkannya.
"Jadi.. Coba aku lihat bekas lukamu?" tanya Yoshu menatap Noku yang masih mengenakan masker.
Noku melepas maskernya, menampakkan bekas tamparan yang berwarna lebih ungu dari yang terakhir Gessa lihat tadi.
"Hmm.. Coba kau sentuh luka itu, kita lihat bagaimana reaksinya." Yoshu memberi isyarat pada Ayumi.
Ayumi menegakkan tubuhnya dengan percaya diri. Dengan lembut dan penuh perhatian ia letakkan kedua tangan lembutnya ke pipi Noku.
Dan yang terjadi kemudian ...
Penasaran dengan visual Ayumi?
Nanti kita upload di bab 6 ya Readers......😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Nisshoku Gesshoku
FantasiNoku dan Gessa adalah dua remaja yang harus menjalani takdir kehidupan yang rumit. Mereka harus berbagi energi untuk bertahan hidup. Gessa lahir ketika bulan purnama. Gessa memiliki energi positif yang luar biasa besar dan dia diyakini sebagai seora...