Gessa membuka mata. Ia merasakan sesuatu yang dingin menempel di dahinya. Gessa meraba dan menemukan sebuah handuk kecil menutupi kening. Ia lantas mencoba bangkit untuk duduk.
"Ahh!!" rintihnya pelan ketika merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Gessa menatap ke sekeliling ruangan. Ia melihat jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi. Cahaya matahari menyeruak masuk ke dalam kamar berukuran sedang itu. Gessa merasakan pening luar biasa, ia tak bisa mengingat kejadian sebelumnya.
"Hei, syukurlah kau sudah bangun, semalam badanmu sangat panas. Kau tiba-tiba saja pingsan." Noku masuk membawa sebuah nampan dengan roti bakar dan susu di atasnya.
Gessa perlahan teringat apa yang terjadi semalam ketika melihat Noku menghampirinya. Pria itu terlihat segar bugar hari ini.
"Ada banyak bahan makanan di kulkas, tapi aku hanya bisa membuat ini untuk sarapan. Dan... Aku tak tahu letak kotak P3K, jadi aku hanya mengompresmu saja semalamam," jelas Noku lagi, kini tangannya menyentuh dahi Gessa.
"Sudah lebih baik ..." ujarnya lirih. Gessa merasakan kehangatan luar biasa ketika tangan Noku menyentuhnya.
Apakah aku kembali lemah di siang hari setelah ia terbangun lagi? batin Gessa. Selama sebulan ini Gessa tak pernah merasakan kehilangan energi sekalipun.
"Minumlah ..." Noku memberikan segelas air susu hangat pada Gessa yang langsung meneguknya sampai habis. Noku kemudian menyuapkan roti bakar padanya, kali ini pun Gessa juga menghabiskannya dengan lahap. Noku tertawa kecil memperlihatkan lesung pipi indahnya.
"Kau lapar sekali ya, Aku bisa mengambilkannya lagi untukmu ..." Noku beranjak berdiri namun Gessa segera menahannya. Dia menarik lengan Noku mendekat kepadanya, Gessa lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Noku. Mereka berdua bersandar pada kepala ranjang.
"Bisakah kita seperti ini sebentar saja," lirih Gessa. Rupanya dia kembali membutuhkan energi Noku untuk membantunya pulih. Noku membenarkan duduknya dan merangkul pundak Gessa ke arahnya.
"Obat apa yang biasa kau konsumsi? Mungkin aku bisa mencarikannya untukmu?" tanya Noku lirih, Gessa merasa nyaman mendengar irama detak jantung Noku yang kembali normal seperti biasanya, ditambah lagi dengan getaran suara lembut Noku yang sangat ia rindukan.
"Aku tak memerlukan obat apapun. Energimu cukup untuk membuatku pulih," jawab Gessa lemah.
"Energiku?" ulang Noku.
"Ya, sepertinya aku kembali lemah di siang hari sejak kau bangun lagi. Saat kau koma, energiku stabil baik di siang maupun malam hari. Tapi itu tak masalah bagiku, asalkan kau kembali sehat seperti sebelumnya." Gessa kemudian menggenggam tangan Noku.
"Koma? Memangnya apa yang terjadi padaku selama ini?" tanya Noku. Gessa mendongak menatap dagu pria itu.
"Kau-- tak ingat?" lontarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nisshoku Gesshoku
FantasyNoku dan Gessa adalah dua remaja yang harus menjalani takdir kehidupan yang rumit. Mereka harus berbagi energi untuk bertahan hidup. Gessa lahir ketika bulan purnama. Gessa memiliki energi positif yang luar biasa besar dan dia diyakini sebagai seora...