Pagi ini suhu di Tokyo mencapai 12° celcius. Hawa dingin di pertengahan bulan Desember terasa sampai menusuk tulang. Salju sudah turun sejak awal bulan ini.
Hari ini adalah hari terakhir murid SMA Tomoharu masuk sekolah. Pekan depan mereka akan memasuki libur musim dingin sampai seminggu sesudah tahun baru.
Gessa turun dari bus sekolah bersama beberapa murid lain. Jika di musim lain hampir semua murid bersepeda ke sekolah, maka di musim dingin mereka lebih nyaman memakai transportasi umum seperti bus, taksi atau kereta bawah tanah. Hawa dingin membuat orang-orang lebih suka bermalas malasan daripada melakukan aktivitas berlebih.
"Gessa!!" panggil Haruka dari belakang. Hari ini dia diantar ayahnya ke sekolah.
"Nanti malam kau ikut ke shiodome ?" tanya Haruka sambil berjalan di samping Gessa.
"Tentu saja!!" jawab Gessa penuh semangat. Sejak beberapa hari yang lalu grup LINE kelas 12 berencana menikmati akhir pekan bersama sebelum libur semester. Mereka akan menyaksikan iluminasi musim dingin di Shiodome. Festival ini adalah salah satu hal yang Gessa tunggu-tunggu setiap tahunnya.
"Oke.. Ayahku mengizinkanku membawa mobil. Ku jemput jam 5 sore." Haruka berkata sambil merangkul sahabatnya itu. Mereka berjalan beriringan menuju kelas.
"Gessa!" panggil seseorang dengan suara datar dan dingin.
Gessa dan Haruka menoleh ke asal suara. Dilihatnya Noku berdiri bersandar pada dinding di samping kelas 12B. Ketika Gessa menatapnya, Noku memberi isyarat agar Gessa mengikutinya.
"Aku harus bertukar jimat dengannya. Kau duluan saja Haruka" bujuk Gessa. Haruka mengangguk dan berjalan menuju kelas.
Gessa mengikuti Noku yang berjalan ke dekat perpustakaan. Ketika bertukar jimat, mereka berdua mencari tempat yang agak sepi agar tidak dicurigai orang lain.
"Ini.. Seharusnya bertahan sampai 5 hari." kata Noku sambil menyerahkan gelang giok berwarna merah.
Gessa menerimanya, ia kemudian mengambil jimat Noku yang sudah ia siapkan di saku blazer.
"Ini..". Noku menerima gelang giok berwarna biru dari tangan Gessa. Ia memasukkan ke saku jas lalu berbalik bergegas pergi ketika Gessa memanggilnya.
"Noku!"
"Apa?"
Gessa ragu, tapi memutuskan untuk bertanya. "Nanti malam kau datang ke festival?"
"Mengapa aku harus datang? Buang buang energi!". Jawabnya singkat.
Sudah kuduga, bodoh sekali! Ngapain harus nanya!
Gessa menyalahkan diri sendiri lalu berjalan mengikuti Noku yang ada di depannya. Tiba-tiba ....
Dug!
Kening Gessa menabrak punggung Noku yang berhenti mendadak.
"Aduh!" Gessa mengusap keningnya.
"Kau sendiri?" tanya Noku melirik Gessa di belakangnya. Lalu tersenyum kecut.
"Heh! Sudah pasti kau berangkat. Tentu saja itu salah satu hal yang paling kau tunggu-tunggu!" Noku mengakhiri kata-katanya dengan nada mengejek.
"Noku! Tak ada salahnya kau mencoba berbaur dengan orang lain meskipun itu malam hari, pakai jimatmu dan keluarlah. Kau tak tahu betapa indahnya langit mal-"
"Aku tak tertarik!!"
Noku memotong kata-kata Gessa lalu pergi begitu saja.
Gessa menyepak 1 kaki nya ke arah Noku. Dia benci sekali dengan seseorang yang suka memotong pembicaraan orang lain itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nisshoku Gesshoku
FantastikNoku dan Gessa adalah dua remaja yang harus menjalani takdir kehidupan yang rumit. Mereka harus berbagi energi untuk bertahan hidup. Gessa lahir ketika bulan purnama. Gessa memiliki energi positif yang luar biasa besar dan dia diyakini sebagai seora...