Part 9

6.9K 1.3K 274
                                    


Azzura, Jeno, Fiko dan Alister berpencar mencari keberadaan Melisya. Azzura sudah sangat lemas saat ini karena belum sempat sarapan dan saat ini sudah siang hari. Napas tak beraturan karena terus berlari dengan keringat membasahi seluruh tubuhnya tak membuat Azzura berhenti mencari anaknya.

"Meli!" Teriak Azzura sangat kencang. Dia kembali berlari menuju sebuah pantai yang tak asing bagi dirinya.

Azzura memutari pantai sampai melihat punggung seorang perempuan yang duduk diatas batu karang. Azzura menghembuskan napasnya sangat lega melihat keberadaan anaknya, yang paling penting anaknya tak melakukan hal gila seperti bunuh diri karena frustasi. Pemikiran itu sempat menghinggapi otak Azzura.

"Mel," Azzura menepuk pundak Melisya pelan sebelum ikut duduk disebelah anaknya. Celana jins panjangnya basah terkena air laut tak dia hiraukan sama sekali, dia merangkul bahu anaknya yang sesekali bergetar menahan isak tangisnya.

Azzura menggerakkan tubuh Melisya cukup kencang agar anaknya sadar dari lamunannya. Tatapan mata kosong, hidung memerah, bibir masih bergetar menahan tangis membuat Azzura ikut menangis juga. Ini pertama kalinya Azzura melihat anaknya menangis saat sudah dewasa.

"Ngomong, Mel. Jangan diem aja. Jangan bikin Mommy takut. Jangan dipendem sendiri, cerita sama Mommy." Azzura menarik wajah anaknya dan mengusap sisa-sisa air mata Melisya. Tarikan napas panjang tak beraturan Melisya membuat Azzura harus tersenyum manis agar anaknya merasa lebih tenang.

"Mom, aku selalu mendambakan lelaki kayak Daddy. Aku berusaha cari yang kayak Daddy, aku udah dapet, aku cinta sama dia, aku sayang sama dia, Mom. Dia udah bikin aku bahagia. Tapi kenapa dia juga nyakitin aku sampai kayak gini, kenapa Mom? Kenapa? Apa salah aku?"

Raut wajah Azzura berubah seketika mendengar ucapan Melisya. Tatapan matanya sangat kosong, tangan yang awalnya memegang pipi Melisya kini terjatuh begitu saja. Dua perempuan itu sama-sama menatap dengan tatapan mata kosong, jantungnya berdetak sangat cepat. Melisya yang sadar akan keterkejutan Azzura semakin menangis dengan kepala menunduk.

Azzura menarik napas sangat panjang sebelum tersenyum lembut, dia menarik bahu anaknya dan merangkulnya. Entah kenapa tiba-tiba otaknya blank. Sungguh dia tak pernah tahu Melisya selama ini mencari sosok kekasih yang seperti ayahnya? Entah bagaimana sosok Gavril dimata Melisya yang jelas dari pemahaman Azzura saat ini Gavril adalah segalanya untuk gadis itu.

"Meli, kamu gak akan pernah bisa mencari sosok orang yang kamu kenal dengan baik di diri orang lain. Meskipun dia mirip, sifat atau kepribadiannya tapi mirip bukan berarti sama persis. Kamu tak akan pernah bisa menemukan orang yang sama dalam diri orang yang berbeda."

"Mungkin bagi kamu Daddy adalah sosok yang baik, penyayang sama istri, selalu ngalah sama Mommy, gak pernah nyakitin Mommy pokoknya dia lelaki yang sangat baik dan sempurna dimata kamu sampai-sampai kamu mengidamkan lelaki seperti Daddy untuk jadi pasanganmu. Itu bukan hal yang salah, karena kamu terbiasa melihat Daddy yang seperti itu. Tapi, Daddy juga punya sisi buruk yang gak ditunjukkan sama kamu dan hanya Mommy yang tahu. Mommy bilang gini bukan karena gak suka, jelek-jelekin Daddy didepan kamu atau doktrin otakmu untuk berpikir Daddy buruk sifatnya enggak sama sekali. Mommy cuma mau bilang, kamu gak akan pernah bisa menemukan lelaki yang benar-benar sempurna seperti keinginanmu satu atau dua sifat bahkan lebih pasti ada yang bertentangan sama keinginanmu dan itu diluar kemampuan kamu untuk merubahnya."

"Gak ada lelaki yang benar-benar sempurna, meskipun itu Daddy Gavril. Kamu hanya perlu mencari sosok yang bisa mengisi kekosongan kamu dan kamu mengisi kekosongan dari dirinya."

Isakan Melisya terdengar semakin keras, batu besar terasa menekan dadanya sangat kuat saat ini. Dia merasakan kecewa yang luar biasa pada Zavy, dan dia lebih kecewa lagi dengan dirinya sendiri yang sangat mudah tertipu oleh kata-kata manis lelaki yang sudah beristri.

Krisan Kesayangan (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang