Part 46

8.6K 1.2K 184
                                    

Suasana duka masih menyelimuti keluarga Armish. Bagaimana tidak, pilar keluarganya pergi setelah perjuangan panjang melawan penyakitkan. Gilbret, sosok ayah, mertua dan juga kakek idaman bagi beberapa orang. Dan yang paling terpukul kehilangan Gilbert tetap Melati tentunya. Air mata masih terus mengalir walaupun sudah tiga hari Gilbert pergi membuat anak dan cucunya masih menemani Melati setiap hari.

"Bunga yang indah untuk gadis cantik Abang." Bisik Alex menaruh sebuket bunga Krisan dipangkuan Melisya. Mendapat bunga dari Alex lamunan Melisya hilang seketika dia menjadi tersenyum manis.

"Makasih, kok udah pulang?"

"Khusus untuk calon istri Abang pulang cepet, kamu udah makan, Sayang?" Tanya Alex ikut duduk memperhatikan Devnath dan yang lain main volly dibelakang rumah Melati.

"Udah tadi sekalian nemenin Oma makan, kamu udah?"

"Udah kamu tenang aja, ya." Alex tersenyum manis sembari merangkul pundak calon istrinya. Mengusap pelan berusaha memberi ketegaran padanya.

"Kalau pernikahan kita diundur bisa? Sampai 100 hari Opa aku mau fokus disini dulu. Kamu gak apa-apa, kan?"

"Ya gak apa-apa, Pak Gilbert berjasa banget buat kamu dari kecil. Bahkan dia yang menyarankan Om Gavril nikah sama Mamamu, kan? Biar kamu gak jatuh ketangan yang salah. Kamu fokus sama keluarga dulu baru kita mikir nikah, ditundah setahun juga gak apa-apa. Sesiapnya kamu aja."

Melisya mengangguk penuh rasa syukur, dia sebenarnya sedikit ragu untuk bertanya karena sebelumnya Alex pernah berkata setelah lamaran jangan terlalu lama ke pernikahannya. Takut ada apa-apa, tapi saat ini lihatlah. Lelaki itu mau mengalah untuknya. Lelaki yang dulu selalu diomeli Azzura bahkan sampai sekarang masih suka adu mulut.

"Kemarin aku lihat Zavy, dia ketemu sama Mbak Agni." Cetus Alex tiba-tiba setelah mereka lama terdiam dan hanya fokus pada Devnath yang sedang menerima umpan bola dari Afrin.

"Mungkin mau kembali, biarin aja mereka kembali kasihan anak-anaknya."

"Kalau dilihat dari pandangan aku sebagai lelaki, kalau cowok udah begitu diawal kayaknya susah buat baik lagi. Kenapa? Karena orang yang terbiasa melihat isi orang lain akan tetap melakukan hal yang sama mau itu sadar ataupun tidak."

"Isi orang lain?" Tanya Melisya bingung, dia menoleh menatap Alex dengan alis naik sebelah.

"Iya isi. Kayak kebaikan orang lain, kelebihan orang lain mungkin juga kecantikan orang lain. Bisa aja dia terbiasa lihat kelebihan orang lain susah lihat kebaikan pasangan sendiri, menurut aku sih gitu, Beb." Melisya mengangguk paham, ya mungkin saja iya apalagi dia bukan lelaki jadi tak paham betul.

"Btw, waktu itu bilang kalian sama aja maksudnya sama aja apa?" Tanya Alex teringat kejadian tempo dulu saat Zavy berkata tak ada yang mau dengan Melisya hanya dia.

Melisya menggigit bibir bawahnya untuk berpikir apakah dia akan bercerita dengan Alex atau tidak, kalaupun dia tak cerita takut Alex berpikir macam-macam seperti pernah tidur dengan Zavy atau hal lain mungkin. Tapi kalau cerita bisa dibilang itu aib. Dia juga bingung sendiri akan bagaimana.

"Em, janji jangan bilang siapa-siapa kalau aku cerita. Janji?" Ujar Melisya beberapa kali menegaskan kata janji, Alex hanya mengangguk saja karena dia juga tak mungkin membocorkan cerita yang disimpan calon istrinya sendiri apalagi katanya itu rahasia.

"Jadi, aku baru tahu kalau Zavy itu bukan anak kandung bapaknya. Jadi ibunya Zavy waktu masih kerja sama Opa Gilbert selingkuh, buat dijadiin temen sex kerabat jauh Opa yang asli orang sana. Sampai hamil Zavy. Opa tahu terus dipecat dikasih pesangon sampai bisa beli tanah segitu luasnya. Setelah lahiran suaminya ini malah mau nuntut katanya akhirnya kayak dimanfaatkan kerabat Opa ini, jadi harta yang sekarang dia punya dari kerabat Opa semua. Aslinya beliau orang gak punya. Terus dia pernah kerja ikut Mama Vellin, jaga aku juga waktu kecil katanya dia konflik sama suaminya terus kabur. Karena Mama kasihan ditampung disuruh jadi pengasuh aku, sampai usia aku dua Tahun dia pergi lagi karena Opa beneran gak mau nerima dia. Takut jadi boomerang dikemudian hari. Makanya kenapa Zavy bilang gak ada yang mau sama aku karena ibunya tahu silsilah keluarga kita. Dan dia mikirnya cuma dia yang mau sama aku."

Krisan Kesayangan (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang