Part ini banyak Nevaynya. Kalau ada yang gak berkenan bisa skip ya.
~~~
Suara kicauan burung membuat Alex yang baru saja memejamkan matanya berdecak kesal. Semalaman dia tak dapat tidur sama sekali karena cerita tak bermutu dari Mahardika. Ya memang tadi malam Mahardika curhat masalah Riri yang dingin kembali sepulang dari pantai. Alex tak terlalu menanggapi karena Riri memang seperti itu. Tapi yang dia pusingkan adalah Melisya, gadis yang terlihat selalu ramah dan murah senyum justru sering diam saja saat bersamanya.
Alex merasa di benci, dijauhi dan tak di inginkan. Sedikit lebay tapi itulah yang dirasakan Alex saat ini. Dia berpikir keras cara membuat Melisya luluh dalam beberapa hari kedepan sebelum dia pergi ke Thailand menghadiri pertemuan dengan rekan bisnisnya.
"Alex! Bangun udah siang!" Teriak Elisa kencang.
"Iya, ini udah bangun." Alex turun dari ranjang dan mencari kaos serta celana pendeknya. Dia tak akan bisa tidur kalau masih mengenakan kaos dan celana, dia terbiasa tidur hanya mengenakan celana dalam saja.
Tak berselang lama Alex sudah keluar dengan wajah fresh setelah mencuci muka dan sikat gigi. Pagi ini dia berencana berangkat ke kantor dari rumah orang tuanya, Elisa akhir-akhir ini sangat bawel melihat berita artis terkenal yang ternyata menyukai sesama jenis. Sebagai ibu yang tak mau anaknya belok Elisa sering meminta Alex pulang untuk memastikan langsung anaknya baik-baik saja, terhindar dari hal buruk.
Memang Elisa tahu Alex menyukai Melisya, tapi bisa saja itu hanya alibi agar tak terlihat faktanya kalau Alex menyukai yang berbatang juga. Jadi Elisa sering meminta Alex pulang.
"Pagi, penganten baru." Sapa Alex sembari menarik kursi disebelah kakaknya.
"Gue gibeng juga lo." Dengkus Danu kesal. Istri Danu hanya tertawa melihat keributan yang selalu terjadi dirumah mertuanya ini. Bahkan saat Danu terlalu sibuk tak mengajak Aghata kerumah Elisa dia akan datang sendiri bersama anaknya.
Elisa termasuk mertua idaman dimata Aghata, apalagi dia sering melihat curhatan perempuan yang katanya mertuanya jahat membuat Aghata semakin bersyukur memiliki Elisa. Adik ipar juga sama banyak sekali orang mengeluhkan adik ipar yang jahat tapi nyatanya yang dia alami Alex sangat baik, dia juga konyol.
"Rizan gak mau makan lagi, Ta?" Tanya Elisa yang melihat cucunya berlari keliling ruang keluarga bersama bus Tayonya.
"Enggak mau, susah banget, Ma." Aghata masih fokus menyisihkan ikan dari durinya untuk Rizan. Siapa tahu anaknya mau ikan lele yang sering dibilang ikan Bapak.
"Riz, mau ikut Om makan siang sama Kak Meli gak?" Tanya Alex sembari menoleh menatap Rizan. Mendengar nama Melisya, Rizan segera mengangguk semangat. Memang dia menyukai Melisya sejak masih kecil sekali.
Hubungan baik Elisa dan Azzura membuat anak-anak mereka dekat. Hanya Alex yanh masih berjarak dengan Melisya karena baru bertemu lagi setelah sekian lama. Elisa maupun Azzura juga memaklumi akan hal itu, suatu saat nanti pelan-pelan pasti bisa dekat lagi.
"Kamu ngajak Meli makan siang?" Tanya Ridwan mulai penasaran.
"Enggak, ada meeting sama Om Gavril. Beliau ngajak Meli sekalian lihat lahan baru yang mau dibeli Meli buat buka usaha."
"Meli mau usaha apa lagi? Gak capek apa itu anak? Jadwal model aja penuh terus, masih lomba panahan, lomba berkuda, ikut nyanyi di cafe sama adiknya kadang juga bantu Widi di butik." Heran Agatha. Perempuan dewasa itu memang mengenal baik Melisya, dulu Aghata sempat menjadi BA produk Azzura. Tapi setelah menikah dan hamil Danu melarang keras istrinya bekerja, dan juga Aghata mengenal Danu lewat Gavril dan Azzura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Krisan Kesayangan (End)
عاطفيةMelisya Adriana Armish, gadis cantik berusia dua puluh lima Tahun yang memiliki kehidupan cukup sempurna. Orang tua lengkap dan harmonis walaupun ibunya bukan ibu kandung, tapi ibu tiri. Namun walaupun begitu tak membuat kehidupan Melisya berubah ka...