Part 40

9.4K 1.3K 210
                                    


Hamparan pasir pantai disepanjang bibir pantai membuat gadis cantik dengan dressnya tersenyum manis. Kedua tangan terentang menikmati embusan angin cukup kencang, suara deru ombak yang bersahutan menambah kedamaian untuk seorang Melisya. Sampai, sebuah tangan berurat melingkar dipinggangnya disusul kecupan hangat pada pipinya menbuat Melisya tersenyum manis. Matanya masih terpejam menikmati hawa dingin bercampur panas angin pantai.

Dibawah terik sinar matahari semuanya tak berasa sama sekali, hanya ada kedamaian dalam hati untuk saat ini. Perasaan kacau, kesal maupun dendam dengan mantan hilang seketika mendapat pelukan sangat hangat dari Alex, kekasihnya.

"Seneng?" Tanya Alex berbisik. Melisya mengangguk sangat antusias.

Perlahan dia membalikkan tubuhnya menghadap Alex, mengusap dada lelaki ikut cukup lembut penuh perasaan. Penampilan dengan kaos putih polos dibalut kemeja pendek serta celana pendek juga membuat penampilan Alex cukup mempesona bagi kaum hawa di sana. Wajah tampan ada bulu sedikitpun mau itu kumis atau jenggot tak ada sama sekali, kulit putih bersih tanpa noda luka, senyum manis ditambah tatapan mata sayu. Siapa yang tak jatuh cinta dengan lelaki seperti Alex jika penampilannya demikian?

"Makasih, Abang."

"Iya, Sayang. Yang penting kamu bahagia." Alex menarik Melisya kedalam pelukannya, tak lupa Alex juga meninggalkan kecupan hangat pada dahi kekasihnya.

"Aku ngantuk, gak tahu kalau sampai sini siang gini. Tadi di mobil juga gak bisa tidur." Adu Melisya cukup manja, Alex hanya menyahutinya dengan tawa pelan. Tanpa berbicara lagi Alex meranik bahu Melisya agar mau berjalan meninggalkan pantai untuk istirahat siang.

Tadi pagi-pagi sekali Alex sudah menjemput Melisya, berpamitan dengan kedua orang tua kekasihnya juga tak lupa. Jangan sampai ada ultimatum berharga dari seorang Azzura hanya karena lupa berpamitan.

Mereka berjalan dengan tangan saling merangkul menuju villa yang sudah mereka pesan. Satu villa berisi tiga kamar tidur, tiga kamar mandi, satu dapur, ruang keluarga dan ruang tamu. Memang Alex mencari villa yang tak terlalu besar karena hanya ditempati dua orang saja. Halamannya juga tak terlalu luas hanya muat dua mobil.

"Tidur disini aja adem," Melisya merebahkan tubuhnya diatas permadani depan televisi. Mencari posisi nyaman dalam tidur bersama dua bantal sofa.

"Tidur, Abang jagain." Bisik Alex mencium bibir Melisya hanya satu kali kecupan lembut. Dia memang tak tidur karena tak mengantuk.

Alex memilih menyalakan televisi mencari berita siang ini, duduk disebelah tubuh Melisya yang tiduran. Badan bersandar pada kaki sofa, tangan kanan mengusap kepala Melisya sangat lembut sedangkan tangan kirinya memegang remot televisi. Kaki selonjoran dijadikan guling oleh Melisya, kaki panjang memang paling cocok dipeluk.

Mata yang awalnya sangat mengantuk tiba-tiba segar kembali mendengar seorang perempuan pembawa berita yang ditonton Alex menyiarkan berita hujan disertai angin dan kilat dalam beberapa jam mendatang. Langit yang sangat cerah tak mungkin ada hujan deras nantinya begitu pikir Melisya saat ini. Karena pada kenyataannya sekarang matahari bersinar sangat terik, panasnya juga luar biasa di jam-jam yang menunjukkan pukul satu siang ini.

"Loh gak tidur?" Tanya Alex melihat Melisya membuka matanya menatap resleting celana pendek Alex.

"Gak jadi, dipantai tadi ngantuk banget sekarang malah enggak, heran." Melisya semakin memeluk kaki Alex, matanya juga kembali terpejam siapa tahu nanti bisa mengantuk lagi dan tidur walaupun sangat sulit.

Alex tersenyum miring melihat mata terpejam namun berkedip beberapa kali, khas orang yang pura-pura tidur. Tanpa berbicara Alex menurunkan tubuhnya ikut tiduran. Memiringkan tubuhnya dan memeluk Melisya cukup erat, sebelumnya dia sudah melepaskan kemejanya karena terlalu gerah. Melisya juga sama melepaskan outer rajut yang sebelumnya dia pakai untuk menutupi tali spaghetti dressnya.

Krisan Kesayangan (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang