Part 39

8.7K 1.3K 176
                                    

Part kali ini agak hot ya wak, jadi diusahakan bacanya ditempat sepi. Bukan 21++ tapi cukup hot buat cerita riangan kayak gini.

~~~

Gavril menatap anaknya dengan alis mengernyit cukup dalam, wajah pias tanpa ekspresi ditambah keringat dingin membuat dua lelaki dewasa itu cukup heran. Ada apa dengan Melisya. Kata-kata menuduh Alex selingkuh juga masih mendapat pertanyaan besar tentang maksudnya. Sampai, Alex berjalan mendekati kekasihnya, merangkul bahu Melisya membawanya lebih dekat dengan Gavril.

"Ngelindur?" Tanya Gavril mengejek. Melisya berdecak kesal sebelum duduk disofa yang sama dengan ayahnya, tangan memeluk lengan Gavril membuat Alex hanya bisa menghela napas panjang. Dia kini duduk diseberang sofa tempat Melisya dan Gavril duduk seperti sebelumnya.

"Enggak, Daddy ngapain kesini?" Tanya Melisya balik berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Harus banget kalau kemana-mana kamu tahu? Mommy kamu aja gak tahu." Balas Gavril sedikit mengejek. Melisya berdecak kesal sebelum menggeser posisinya lebih jauh dari sang ayah.

"Yaudah Daddy mau balik ke kantor dulu. Lex, pikirkan baik-baik." Peringat Gavril dengan jari telunjuk naik turun tepat lurus pada dahi Alex.

"Siap, Om."

Melisya menatap ayah dan kekasihnya sedikit heran, ada apa dengan mereka? Kenapa seakan ada yang disembunyikan bahkan Gavril memperingati Alex. Kalau hal mengancam nyawa atau hal buruk pasti wajah Alex pucat, tapi lelaki itu tampak biasa saja tak memiliki rasa takut sama sekali.

"Kamu mau disini aja atau ikut Daddy?"

"Disini, nanti aku ke agensi siang jam setengah satu dari sini aja." Gavril mengangguk pelan dan berjalan menuju pintu untuk keluar ruangan. Dan Melisya herankan adalah tak ada asisten pribadi, sekretaris dan bawahan yang lain dari kantor kalau memang ada urusan pekerjaan. Dia datang sendiri dan pergi sendiri.

"Kenapa sih, Sayang?" Tanya Alex, setelah kepergian Gavril wajah Melisya murung seketika, kedua tangan terlipat didepan dada dengan bibir mengerucut.

"Hem? Ada apa?" Alex duduk disebelah Melisya. Tangan kanan merangkul bahu Melisya agar semakin dekat dengan dirinya, sedangkan tangan kiriny menarik jemari lentik Melisya untuk dicium punggung tangannya. Berusaha keras meredakan amarah sang kekasih.

"Kamu selingkuh, kan?" Tanya Melisya menyelidik. Jari telunjuknya berada tepat didepan hidung Alex membuat lelaki itu memundurkan sedikit kepalanya, jangan sampai kecolok.

"Selingkuh model gimana sih, Sayang? Abang kerja loh." Sahut Alex pelan. Jari yang masih mengacung tepat didepan wajah Alex di tarik menggunakan bibir tipis lelaki itu, menghisapnya pelan dan itu sukses membuat Melisya membelalak. Apakah hal seperti itu perlu dilakukan?

Alex masih menghisap ujung jari Melisya, menyapunya sangat lembut menggunakan lidah. Menghisapnya cukup kuat. Tatapan mata Alex menatap Melisya sangat dalam, tak lupa bibirnya menyunggingkan senyum miring melihat reaksi kekasihnya. Beberapa saat Alex baru melepaskan hisapannya dan mengusap ujung jari kekasihnya menggunakan tisu kering yang berada tak jauh dari posisinya.

Melisya menatap ujung jari yang diusap sangat lembut penuh perasaan. Terlihat sedikit memerah dari jari lainnya, dadanya masih naik turun cukup terkejut melihat apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Sedangkan Alex menatap penuh damba jari lentik putih bersih Melisya.

"Aku mimpi Abang ciuman sama cewek disini." Ujar Melisya kembali sinis. Alex menaikan sebelah alisnya, mimpi? Sungguh Melisya yang kalem, lemah lembut, memiliki pemikiran yang selalu positif mempercayai sebuah mimpi? Kemana perginya Melisya yang dulu terlihat sangat-sangat gengsi mengakui perasaan kini sudah bisa merajuk, terlihat sangat menggemaskan.

Krisan Kesayangan (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang