Awal Dari Semuanya

85 5 1
                                    

Kenakalan remaja?, Ya memang hal itu sangat lumrah untuk remaja remaja zaman sekarang.

Begitupun sama halnya dengan gadis berparas cantik ini, Usianya sekitar  20 tahun. dengan memakai baju dress yang sangat pendek, Rambut yang digerai indah, tak lupa warna bibir yang begitu merah merona. Membuatnya begitu banyak menyita perhatian.


"Hai cantik, Maukah kamu minum bersamaku." Ucap seorang pria, ia menatap Gadis ini dengan tatapan sulit diartikan.

"Baiklah, mari!" Jawabnya dengan tersenyum manis.

Musik bergema indah di telinganya, lampu yang berkerlap Kerlip menyelimuti sekeliling ruangan.

Semua orang yang berada di area tersebut berjoget dengan khidmatnya, tak lupa minuman alkohol yang senantiasa  mereka minum hingga beberapa gelas, sehingga akhirnya seluruh penghuni diskotik tersebut merasa sangat bergairah dan mabuk berat.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 03:00, itu artinya sudah hampir 5 jam gadis yang kisaran umurnya baru menginjak 19 tahun itu berada di tempat hina ini.

"Kamu mau kemana? Ini belum selesai." Cegah lelaki tersebut, keadaannya tengah mabuk berat.

Gadis tersebut tersenyum, lalu mengelus dada bidang sang pria, "Ini sudah pagi, Saya harus segera pulang."

"Minumannya belum habis."

"Ah, Anda habiskan saja, saya sudah tidak kuat." Ucapnya dengan mengecup pipi sang pria.

Kemudian gadis itu beranjak dari duduknya, kembali memakai hills dan mengambil tas juga uang yang berada di atas meja.

Ia menarik nafas dalam, kemudian melangkahkan kakinya keluar. Sudah biasa ia seperti ini, namun entah mengapa rasanya begitu melelahkan untuk hari ini.

Hidup tanpa kasih sayang orang tua, hal utama yang memicu kenakalannya ini, Tidak ada ibu yang menyambutnya dirumah, Tak ada ayah yang memberinya kasih sayang penuh, Sungguh menyedihkan Bukan.

Setiap kali ia pulang, hanya hukuman yang ia dapatkan, salah maupun tidak, Dirinyalah yang akan mendapatkan cekaman dari seseorang yang telah mengurusnya sejak kecil.

"Cape." Ucap gadis itu, Ia berjalan seorang diri, Beberapa kendaraan berlulalang, membuatnya tidak terlalu kesepian.

"Ibu, bapak, kalian apa kabar? Maaf ya, Nay buat kalian kecewa lagi." Lirihnya dengan memandang langit.

Ia berjalan dengan gontai, rambut yang sudah acak acakan, warna Bibir yang awalnya merah merona kini sudah tidak terlihat, Hills yang ia pakai kini ia lepas begitu saja, rasanya begitu tidak nyaman berjalan jauh dengan memakai sepatu hak seperti ini.

Bak seorang gembel, ia menelusuri jalan yang begitu panjang dan lumayan sepi. Hingga akhirnya ia tiba di suatu tempat.

Samar samar  ia mendengar suara yang begitu indah ditelinga. Sangat syahdu. Ternyata suaranya itu dari sebuah tempat suci di hadapannya ini. Entah mengapa tiba tiba saja ia berada di tempat ini.

"Siapa dia? Sungguh luar biasa."

Tubuh gadis itu bergetar, mendengar alunan bacaan ayat Al Qur'an yang sangat indah. Membuat dirinya merasa sangat malu.

Entah mengapa, tiba tiba rasanya ia begitu penasaran dengan sosok didalam masjid tersebut, ingin sekali ia memanggilnya, namun sebelum ia melakukan seperti itu, ia sudah merasa Malu sendiri.

"Masuk dengan keadaan seperti ini? Ayolah nay..." Gerutunya pada diri sendiri.

"Siapa lelaki itu, sungguh setiap kalimat yang keluar dari mulutnya begitu menggetarkan hati dan raga ini."

"Tuhan, apakah dosaku terlalu banyak, hingga aku begitu lemah ketika mendengar ayat ayat indah mu." Batinnya.

Namun ternyata, Ada Seseorang dari arah belakang yang sedari tadi mengikuti nya, kemudian tanpa menunggu lama, Seseorang tersebut segera membekap gadis malang ini, Sehingga Tiba tiba tubuhnya merasa sangat lemas, kepalanya begitu sangat penting, pandangan di depannya mengabur seketika. Hingga akhirnya!

Brukkkkk.....

10 menit sudah, gadis ini tak sadarkan diri, hingga beberapa detik lalu ia kembali tersadar.

"Kalian mau apa?" Ucapnya histeris, ia merasa marah, karena badannya sudah tidak memakai sehelai kain.

"Sudahlah, kita nikmatin saja pagi ini, Saya sudah menunggu kamu terlalu lama Kanaya!" Ucap pria tersebut.

"Tidak! Jangan sentuh saya!" Larang Kanaya, badannya mundur menjauh dari sang pria iblis ini.

"Jangan munafik Sayang! Bukankah malam tadi kamu sudah cukup berpesta." Ucap pria ini.

Kanaya menarik nafas dalam, benar! Sangat benar, Apa yang baru saja di katakan pria iblis ini memang benar adanya.

"Tapi, saya tidak pernah menyerahkan kehormatan saya!" Lirihnya tegas.

Prok prok prok...

"Wahh! Luar biasa, Kamu sungguh wanita hebat, saya menyukai wanita seperti ini." Lelaki tersebut semakin mendekat. "Ayolah, Jika kamu mau memenuhi keinginanku, maka kamu akan dapatkan apapun dari saya, salah satunya uang!"

Kanaya menggeleng kuat. Ia mendorong tubuh lelaki itu.

"Tidakk! Jangan pernah berani sentuh saya!" Teriaknya.

"TOLONG! TOLONG!"

"Jangan buang buang energi, percuma kamu teriak! Tidak akan ada yang mendengar."

Pria tersebut tersenyum miring, sangat menyeramkan. Tanpa pikir panjang, pria itu mendorong tubuh kecil Kanaya hingga membentur tembok.

Kanaya menutup matanya, berharap seseorang akan datang menolongnya.

Karena sudah terlalu lama, lelaki iblis itu segera mendekap tubuh Kanaya, ia sudah muak dengan drama ini, lebih cepat lebih baik, pikirnya.

Brakkkk

"JANGAN SENTUH DIA, BIADAB!"

Buk, bukkk. Bukkk.

Pukulan demi pukulan melayang begitu saja, tanpa ampun, dan sangat brutal.

Sedangkan gadis yang dipanggil Kanaya ini, tubuhnya sudah gemetar, lalu kemudian ia menangis dengan sejadi jadinya.

"Cabut!" Ucap pria itu, kepada dua pengawalnya.

Saat hendak mengejar pelaku, langkahnya terhenti, Ia mengalihkan pandangannya, Kemudian dengan sesegera mungkin ia melepas jaket miliknya, dan menyelimuti gadis itu.

"Jangan menangis, kamu aman sekarang." Ucapnya.

"A-aku takut, tolong aku." Lirihnya. Dengan tubuh yang gemetar dan suara yang begitu parau.

"SEDANG APA KALIAN?"

"TIDAK TAU MALU! SEKARANG KAMI NIKAHKAN KALIAN BERDUA."

"APAA"

"APAA"

Takdir Sang Arsy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang