Kini kedua pasangan pasutri itu tengah berada di sebuah tempat, sebuah tempat yang lumayan bahkan sangat jauh.
"Katanya mau ketemu orang tua anda?" Tanya kanaya tiba tiba.
"Iya, Disini tempatnya." Jawab Abizar.
"APA!." dengan perlahan, Kanaya mundur.
"Kenapa?" Tanya Abizar.
Kanaya menatap sebuah tulisan besar dihadapan nya itu.
PESANTREN DARUL HIKMAH
"Gak," tolak kanaya.
"Sudah kuduga." Gumam Abizar.
"Tidak perlu masuk kanaya, Saya hanya ingin memanggil Abi saya di dalam. Sebaiknya kamu tunggu disini." Ucap Abizar.
Kanaya hanya mengangguk patuh, Masuk pesantren adalah hal gila yang tidak pernah ia bayangkan.
"Apakah dia anak seorang kiyai, Atau lebih tepatnya anak seorang pemilik pesantren ini, Ah shitt. Kanaya, Yang benar saja." Gerutunya kepada diri sendiri.
Tanpa menunggu lama, Abizar keluar bersama seorang lelaki paruh baya, tampilannya yang sangat luar biasa, Dengan memakai sebuah gamis putih tak lupa sorban yang melingkar di kepalanya.
"Kamu siapa?" Tanyanya kepada kanaya. Tak berani melihat ataupun menjawab, Seperti diborgol oleh sesuatu, bahkan tubuhnya saja sudah gemetar.
"Abang, dia siapa?" Tanyanya kepada Abizar.
Abizar Menarik nafasnya dalam, "Sebaiknya kita bicara dirumah Abi, tidak enak jika dilihat oleh santri santri lain." Ucap Abizar.
Seseorang yang di panggilnya Abi itu, mengangguk, lalu mulai berjalan menuju kediamannya.
......
Sudah hampir 15 menit lamanya belum ada yang membuka percakapan sedikit pun.
Kedua orangtuanya itu menatap dalam Abizar, yang kini tengah tertunduk lesu. Begitupula dengan Kanaya. Ia juga sama halnya.
Umi Aisyah menatap Kanaya lekat. "Kamu siapa nak?" Tanya umi Aisyah lembut.
"Sa-saya. Kanaya." Jawab kanaya,
"Abizar?" Tanya Abi, meminta penjelasan kepada putra sulungnya ini. Sudah dipastikan jika Abi memanggil Abizar dengan sebutan nama, maka itu sudah menjadi keadaan yang sangat serius.
"Dia istri Abang..."
Deg....
Rasanya dunia Abi Hamzah dan ummi Aisyah terhenti seketika, Apa maksudnya ini.
"Istri?" Tanya Abi. Sedangkan umi, kini tubuhnya sudah terkulai lemah.
"Jelaskan sekarang!"
Abizar Menarik nafasnya dalam, Sebisa mungkin ia harus membicarakannya dengan sejujurnya dan sedetail mungkin, supaya kedua orangtuanya mengerti.
"Waktu itu....."
Abizar menutup Al Qur'an nya, Sudah cukup ia tadarus hari ini, tinggal menunggu waktu subuh, namun samar samar ia mendengar suara kegaduhan di luar masjid, ia melihat seorang gadis tengah di bopong oleh kedua lelaki dan tak lupa seorang lelaki satu lagi yang tengah memberikan aba aba kepada yang lainnya, tubuh pelaku memakai baju serba hitam dan memakai topeng. Alhasil Abizar tidak bisa melihat wajahnya, kemudian saat akan mengejar, pelaku sudah membawa kanaya ke dalam mobil, Dan dengan cepat Abizar segera mengejar mobil tersebut dengan motornya.
10 menit berlalu, Abizar mengejar mobil tersebut, Sialnya tadi Abizar sempat kehilangan jejak, namun untungnya, Abizar hapal plat no mobilnya, Dan ternyata mobil tersebut berhenti disebuah bangunan yang sepertinya sudah lama tidak terpakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Arsy (On Going)
Fanfiction"Saat, Kamu hampir saja dilecehkan, saya melihat mata dan jiwamu begitu ketakutan, air mata kepedihan itu keluar tiada henti, tubuhmu yang gemetar, suara parau mu yang memanggil diriku untuk meminta bantuan, sungguh hatiku begitu sakit melihat dan...