Bagian 11

16 0 0
                                    

Kanaya menatap sekeliling, hujan sudah berhenti beberapa menit yang lalu. Namun, rasanya ia begitu enggan untuk meninggalkan mushola ini. Zahra yang sedari tadi menunggu Kanaya merasa begitu bosan. Awalnya ia akan menunggu. namun, mau sampai kapan?

"Nay!" Panggih Zahra.

"Hmm?"

"Ayo, teman teman sudah menunggu loh."

"Bentar lagi, lima menit lagi deh." Pinta Kanaya, sembari tiduran memakai mukena miliknya.

"Loh, kok malah tiduran sih!" Geram Zahra.

"Aku bingung," keluh Kanaya, dengan menatap langit langit mushola itu kosong.

"Bingung kenapa?" Tanya Zahra dengan nada sedikit malas.

"Kira kira, tuhan bakalan kabulkan do'a aku gak yah."

Zahra menghela nafasnya panjang, "Kamu yakin sama tuhan?" Tanya Zahra.

Kanaya mengangguk. "Lebih dari yakin."

"Lalu, apa yang kamu khawatirkan?"

"Tapi..."

"Ah, sudah sudah. Stop berfikiran negatif nay. Serahkan semuanya sama Allah. Kalo kamu pasrahkan semuanya. Inn syaa Allah, kamu akan mendapatkan hasil yang kamu inginkan."

"Sudah, sekarang ayo. Kasian teman teman sudah menunggu." Ajak Zahra. Kanaya pun mengangguk, kemudian segera bergegas untuk pergi dari musholla.

Tanpa berlama lama, kanaya beserta Zahra sudah berada di aula. Hari ini rencananya mereka beserta beberapa teman campus nya akan melakukan kegiatan "amal bakti." Acara ini selalu di lakukan setiap tiga bulan sekali.

"Baik_lah, Saya ucapkan terimakasih kepada teman teman sekalian. Sesuai dengan yang sudah direncanakan sejak awal, kita mulai berpencar sesuai kelompok yang tadi sudak dibagi. Tim satu pergi ke arah timur. tim dua ke arah Selatan. tim tiga ke arah Utara. lalu tim terakhir ke arah barat. Siap!"

"Siap!" Jawab mereka serentak.

"Ayo!" Ajak galaksi.

Kanaya, zean, Zahra, beserta lia mengangguk, kemudian mengikuti ke_arah mana galaksi pergi.

"Ekhem." Galaksi berdehem. Namun, gadis yang di godanya hanya berjalan tak acuh.

"Tumben, tadi di mushola nya lama. Minta apa sama tuhan?" Tanya galaksi.

"Gak minta apa apa." Jawab Kanaya,

"Bohong, pasti minta banyak ya."

"Gak ada." Kekeh Kanaya.

"Terus ken-"

"Udah deh gal, jangan ngomong Mulu. Ini berat! Gak ada niatan bantuin apa!" Kesal Kanaya, pasalnya sedari tadi galaksi begitu kepo kepada dirinya. Sudah tau barang bawaan Kanaya banyak, malah ditambah dengan pertanyaan pertanyaan dari galaksi.

Galaksi menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia tak menyadari jika gadis yang dicintainya itu tengah kesulitan.

"Heheh, maaf. Aku lupa."

"Lupa lupa!" Gerutu Kanaya.

Sedangkan Zean, Zahra beserta lia hanya terkekeh. Dasar dua manusia aneh. Kadang akur kadang seperti kucing dan anjing.

"Oke, Lo, Zahra dan lia kesana, Gue sama Aya ke arah situ." Instruksi galaksi. Ketiga temannya itu hanya mengangguk.

"Kenapa, kita cuman berdua?" Tanya Kanaya dengan malas.

"Kenapa harus bertiga?" Tanya balik galaksi.

"Gala.." Kanaya. di buat geram sendiri oleh tingkah galaksi.

"Hehe. Gak pa-pa kali, lagian banyak orang juga, kan kita cuman ber_lima."

Kanaya hanya memutar bola mata memelas, terserah, pikirnya. lagipula ada benarnya.

"Mm- ay!" Panggil galaksi.

"Hm." Jawab Kanaya tanpa meninggalkan aktivitas nya,

"Aku penasaran deh."

Kanaya menghela nafasnya. Kemudian pandangannya beralih. "Penasaran. Soal?"

"Tadi, kamu minta apa sama tuhan?"

"Minta ketemu jodoh." Jawab Kanaya asal.

"Kan jodohnya sudah ketemu nya."

"Dimana?" Tanya Kanaya, pura pura mencari.

"Ini." Galaksi menunjukkan dirinya sendiri. Dengan percaya diri.

"Apaan sih." Kanaya terkekeh.

"Loh! Aku serius loh nay,"

"Serius yah. Mana buktinya?" Kanaya menatap remeh galaksi.

"Buktinya, nanti nyusul yah. Kalo Sekarang, belum ada modal soalnya." Galaksi tersenyum, sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Kanaya hanya di buat geleng kepala oleh kelakuan galaksi tersebut. Tapi ia sudah tak heran, karena galaksi. sudah beberapa kali melakukan hal bodoh seperti tadi.

"Tapi, aku serius loh nay." Lirih galaksi, sembari merapikan kotak yang berisi makanan tersebut.

Kanaya menghela nafasnya berat. "Tapi, kamu tau sendiri gala. Kita itu tidak akan mungkin. Dan gak akan pernah."

"Tapi, kalo semisal kita jadi mungkin. Kamu bakalan Nerima aku, kan?" Tanya galaksi dengan serius.

Lagi lagi Kanaya menghembuskan nafasnya berat. "Kamu ingat gak? Waktu kamu bilang suka sama aku. Aku pernah bilang, kalau aku. sudah pernah menikah."

Galaksi terkekeh. "Aku ingat, tapi bukankah aku tidak mempercayai-nya."

Kanaya mengangguk. "Benar, waktu itu kamu tidak mempercayai-nya. Tapi kamu harus tau gal. Bahwa aku benar benar sudah pernah menikah." Tegas Kanaya.

"Oke, Aku bakalan percaya. Kalau kamu punya buktinya. Dan siapa lelaki beruntung yang pernah menikahi-mu? naya." Galaksi bertanya dengan penuh tekanan.

Kanaya terdiam. Ia tidak tau harus bagaimana. Kenapa lelaki di hadapannya ini tidak mempercayainya. Namun, Kanaya juga tidak mempunyai bukti. Bahwa ia pernah menikah.

Keduanya terdiam untuk beberapa saat. Tidak ada yang membuka suara sedikitpun, mereka hanya beradu dengan pikirannya masing masing. Sampai beberapa menit kemudian. Galaksi kembali bersuara.

"Meskipun itu benar, aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu Naya."

"Gal-"

"Aku mencintaimu, karena aku tau. wanita sepertimu jarang aku temui. Bahkan banyak wanita di luaran sana yang mengejar ku, ataupun lebih cantik darimu. Tapi yang aku mau cuman kamu. Naya."

"Sadar gal. Sampai kapanpun kita gak akan pernah bisa bersatu. Aku sama kamu itu berbeda." Lirih Kanaya. "Tuhan kita berbeda." Lanjut Kanaya dengan menekan setiap katanya. Kemudian Kanaya segera bergegas pergi meninggalkan galaksi sendiri. Untungnya ia telah selesai menyelesaikan tugasnya.

Galaksi menundukkan kepalanya. Ia menyesal dengan apa yang baru saja ia lakukan.

"Astaga! Apa yang lo lakuin bang..t." Galaksi berdecak frustrasi.

*****
Doubel up teman teman pastikan buka bab berikutnya

Takdir Sang Arsy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang