Jangan lupa taburan bintang nya gays
Happy reading
Dua hari yang lalu, kejadian tak menyenangkan itu terjadi kepada seorang remaja laki laki dan seorang gadis.
KANAYA NAIRA PUTRI Dan ABIZAR MALIK AHMAD.
Ternyata kebaikan Abizar dua hari lalu, menjadi malapetaka untuknya sendiri. Pada saat itu, terjadi kesalahpahaman Antara warga dengan dirinya, Karena kemurkaan warga pada saat itu, Abizar tidak diberikan kesempatan untuk membela dirinya sendiri. Alhahasil dengan berat hati ia menerima hukuman dari warga, yaitu dengan cara Menikahi Kanaya Naira putri, Gadis malang Yang baru saja ia tolong.
Sedangkan Kanaya, pada saat itu ia masih sedikit ketakutan, dan tidak bisa berbuat apapun, Pada saat ia mendengar keputusan dari salah satu warga, Kanaya panik hingga akhirnya ia pingsan di tempat. Saat ia kembali membuka mata, Semuanya sudah siap, dan segera melangsungkan akad. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya, Ia sudah sah menjadi seorang istri dari Abizar Malik Ahmad. Lelaki yang sama sekali tidak ia kenali.
"Sudah dua hari..." Keluh kanaya, Gadis itu menatap sang pria dihadapannya ini sendu.
"Saya mau pulang. Lebih baik, anda ceraikan saya sekarang." Pinta kanaya.
Abizar menatap dalam kanaya, "Saya sudah mengucap janji di hadapan penghulu, dan para saksi, Dan yang paling utama, Saya sudah berjanji dengan Allah." Abizar menarik nafas dalam.
"Saya takut, Saya tidak mau mempermainkan pernikahan . Meskipun pernikahan ini sebuah kesalahpahaman." Lirihnya.
Kanaya menghembuskan nafasnya berat, "Maafkan saya.."
"Jangan meminta maaf, Ini bukan kesalahan kamu," Ucap Abizar, kemudian melangkahkan kakinya menuju sofa.
Ya, meskipun pernikahan ini hanya sebuah kesalahan, Akan tetapi Abizar tetap memberikan kanaya tempat sebagaimana semestinya, Meskipun kini Abizar belum bisa membawa kanaya kehadapan Abi dan uminya, mungkin besok, Abizar akan segera membawa kanaya.
"Tidurlah, Besok inn syaa Allah, saya akan bawa kamu ke Bandung," ucap Abizar tiba tiba.
Sontak kanaya membulatkan matanya Sempurna, "Mau apa? Jangan bilang anda mau culik saya." Ucap kanaya dengan polosnya.
"Gak ada istilah, suami culik istri." Ucap Abizar dengan menutup matanya.
Kanaya menghembuskan nafasnya berat. ia lupa, jika kini dirinya sudah menjadi seorang istri, istri dari seorang lelaki yang tidak ia cintai.
Kanaya menatap lelaki yang tengah tidur di atas sofa tersebut dengan tatapan sendu. Seperti mimpi, kini gadis berusi 20 tahun ini sudah menjadi seorang istri, dan sialnya pernikahannya ini suatu kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22,00. Ia segara menarik selimutnya, dan segera tidur dengan nyenyaknya. Berbeda halnya dengan Abizar, yang kini pasti tubuhnya tengah pegal, akibat tidur di atas sofa, yang berbeda halnya dengan Kanaya yang tidur di atas kasur yang begitu empuk.
......
"Bangun!"
"Emmmh, jangan ganggu ah.."
"Bangun, kanaya." Ucap Abizar dengan menarik selimut yang dipakai oleh Kanaya.
"Aahhh, apaan sih, baru juga jam segini!" Kesal kanaya.
"Ini sudah jam lima, sudah waktunya sholat subuh." Ingat Abizar.
"Anda saja yang sholat, saya sedang tidak." Ucap kanaya dengan kembali menarik selimutnya.
Abizar menarik nafasnya dalam, Sungguh ini seperti mimpi buruk untuknya.
Apakah takdir akan sekejam itu kepada dirinya.
'assalamualaikum warahmatullahi'
'assalamualaikum warahmatullahi'Abizar menadahkan kedua tangannya, ia berdoa kepada sang pencipta, agar dimudahkan segala urusannya.
"Ya Allah, apakah saya berdosa, jika saya masih memikirkan Mariyam, Gadis yang baru saja melangsungkan ta'aruf bersama saya, Sedangkan kini di hadapannya saya sudah ada seorang istri, tapi apakah engkau tidak akan memberikan saya keringanan, untuk urusan saya bersama kanaya, tolong berikan saya jalan dan petunjuk terbaikmu."
Abizar menarik nafasnya dalam, dengan segera ia menutup doa tersebut dengan doa doa yang selalu ia dawamkan.
Abizar segera mengambil mushaf Al-Qur'an, sudah menjadi kebiasaannya setelah selesai sholat subuh ia selalu membaca Al_qur'an.
Lantunan ayat suci terdengar begitu merdu, dan lirih.
Bahkan kanaya yang sedari tadi tidur pun harus bangun, karena mendengar lantunan ayat tersebut.
"Dia..." Gumam kanaya, sambil melirik ke arah Abizar.
"Anda?" Ucap kanaya tiba tiba.
Abizar menghentikan bacaannya، "maaf jika saya mengganggu." Ucap Abizar.
Kanara segera menggeleng cepat. " Apakah anda yang waktu itu berada di masjid.?" Tanya kanaya dengan menghampiri Abizar.
Abizar mengangguk. "Iya, itu saya!" Jawab Abizar.
Mata kanaya berkaca kaca, "Lanjutkan." Pinta kanaya,
"Lanjutkan?" Tanya Abizar tak mengerti.
"Lanjutkan bacaan Qur'an nya." Pinta kanaya.
Abizar hanya mengangguk patuh, meskipun ia sendiri sedikit ambigu, karena kanaya menatapnya begitu dalam.
"Boleh gak?" Kanaya bertanya, setelah Abizar selesai membaca Al Qur'an nya.
"Apa?" Tanya Abizar.
"Bantu Saya." Ucap kanaya. "Ajari saya membaca ayat Qur'an." Lanjut kanaya, meskipun dirinya sedikit malu.
Abizar tersenyum, untuk pertama kalinya lelaki ini tersenyum kepada kanaya.
"Tentu, Tentu saja boleh kanaya." Jawab Abizar.
"Serius?" Tanya kanaya, dengan mata berbinar. Ia begitu bahagia.
Abizar mengangguk. Kemudian tanpa aba aba, kanaya memeluk tubuh Abizar erat, ia berterimakasih kepada Abizar.
"Terimakasih, saya sungguh berterimakasih." Ucap kanaya.
"Baiklah, tapi tidak seperti ini caranya kanaya." Ucap Abizar dengan melepas pelukan kanaya, ia sedikit merasa tak nyaman.
Kanaya yang menyadarinya pun, segera melepas pelukannya itu, ia sedikit malu sendiri.
Kemudian kanaya segera beranjak dari duduknya, ia melangkah kakinya menuju toilet.
"Sore nanti, Kita ketemu sama Abi dan umi." Ucap Abizar tiba tiba.
"Siapa?" Tanya kanaya
"Orang tua saya." Jawab Abizar.
"Tapi sebelumnya, aku ingin kembali bertanya, dimana keluarga kamu?" Tanya Abizar lagi.
"Keluarga?" Gumam kanaya, kemudian ia tersenyum getir. "Sepertinya saya tidak mempunyai keluarga." Lirihnya. "Bukankah saya sudah memberitahumu, bahwa aku tidak memiliki keluarga untuk dikunjungi."
"Tap_"
"Meskipun aku temui mereka. Aku yakin mereka tidak akan menerima saya. Apalagi dia melihat anda. Orang asing yang sudah menjadi suami saya."
"Apa kata mereka nanti. Bisa bisa aku dibunuh sekalian."
"Maksudnya?" Tanya Abizar.
Sudah hampir 20 kali, abizar menanyakan soal keluarga Kanaya, namun baru kali ini Kanaya menjawab dengan panjang.
"Ah sudahlah, jangan bertanya terus, saya mau mandi." Elaknya. Yang kemudian masuk kedalam kamar mandi.
Abizar hanya mengangguk. "Baiklah." Kini abizar sedikit mengerti. Mungkin setelah menemukan titik terang, ia akan mencoba membujuk Kanaya untuk mendatangi keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Arsy (On Going)
Fanfiction"Saat, Kamu hampir saja dilecehkan, saya melihat mata dan jiwamu begitu ketakutan, air mata kepedihan itu keluar tiada henti, tubuhmu yang gemetar, suara parau mu yang memanggil diriku untuk meminta bantuan, sungguh hatiku begitu sakit melihat dan...