Chapter 10 : Pesantren Kilat

198 62 111
                                    



👀



Di setiap pertengahan Bulan Ramadhan, SMA KKPI selalu mengadakan kegiatan Pesantren Kilat bagi seluruh siswa. Kelas 10 dan 11, hukumnya adalah wajib. Sedangkan bagi anak kelas 12, tidak terlalu diwajibkan untuk turut serta memeriahkan.
Sebab tingkat akhir sudah selayaknya dihabiskan untuk belajar demi keberhasilan, menghadapi Ujian Akhirat kelak, piecee .

Adapun peserta tahun ini benar-benar meniadakan kelas 12.
Alhasil, kelas 10 dan 11 mau tidak mau wajib ikut tanpa alasan yang mendesak.

Papa Minato ikut turun saat membantu Naruto, Hinata, dan Ino ketika mereka sudah tiba di sekolah.
Padahal kegiatannya hanya 3 hari. Tapi lihatlah, barang bawaan kedua teman Naruto, seperti orang mau kemping 1 minggu. Rempong sekali pemirsa.

Lain hal dengan Naruto. Si kuning alim hanya membawa 1 buah ransel gede dan tas jinjing dengan gambar Kodok imut.
Dia nggak malu kok. Semua orang tau, hewan kecintaan dia adalah kodok. Dimulai dari dompetnya, kaus hijau gambar kodok, sampai kolor pun kayaknya pakai gambar kodok deh.

"Baek-baek ya anak papa. Kalo ada apa-apa langsung telepon. Biar mama kamu gak khawatir. Terutama calon mantu Papa. Tolong kamu jangan keliaran sendirian ya nduk'."

Mendengar papa Minato menyebut nya calon mantu, Hinata agak oleng sedikit. Duh, nggak anak, nggak papa dan mama Naruto, seringkali emang bikin Hinata mendadak demam.

"Iya Pa, beres. Masuk dulu ya Pa," dengan sok cuek padahal tremor digodain papa nya, Naruto pun mencium punggung tangan papa Minato, diikuti pula oleh Hinata dan Ino.
Lantas mereka pun memasuki gerbang utama sekolah, seperti teman-teman mereka yang baru saja datang.

...

Seperti tahun sebelumnya. Aula di lantai atas disulap menjadi Asrama Puteri. Sedangkan lapangan indoor voli adalah Asrama bagi Putera.
FYI aja, Aula SMA KKPI adalah aula terbesar se-Kota Konoha. Nggak jarang pula disewa pihak luar untuk menggelar acara besar lainnya.

Di sana kegiatan bukber serta sahur bareng diadakan. Mengingat Aula yang besar, masih menyisakan ruang kosong yang lumayan luas.
Pintu masuk Puteri dari arah tangga barat, sedangkan pintu masuk Putera memakai tangga di sebelah timur.

Semua berjalan seperti yang sudah tertera di jadwal. Nggak ada satu hal pun mengganggu kelancaran acara tiap Bulan Ramadhan itu.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Akan tetapi, riuh rendah suasana di Asrama Puteri menandakan jika mereka masih betah begadang.
Lagian, udah rahasia umum kan' kalau sesama cewek nginep dan kumpul, jadi deh tu; kalo nggak acara pengajian, seringnya malah ghibah berjamaah.

Kalo udah begini, topik obrolan pun biasanya mulai nyerempet ke hal ghaib bin mistis.
Walaupun ada juga omongan mengenai cowok incaran ataupun pada berspekulasi, mengenai menu buat sahur entar.
Diantara sekian banyak topik obrolan, cerita mitos turun-temurun pun mulai dikoarkan oleh Tenten. Cewek Cindo anak 11 IPS yang kebetulan tidurnya deket sama Hinata dan Ino.

Seharusnya mereka bertiga sama mami Touka. Apa daya, perbedaan agama membuat mereka nggak bisa satu komplotan kali ini.

"Inget nggak sih, taun lalu? Kak Konan yang kesurupan pas kita masih kelas satu?"

Hinata dan Ino bertukar pandangan. Siapa sih yang nggak bakalan inget kejadian super heboh dan mencekam itu?
Bayangin aja. Mereka saat itu masih kelas 10. Masih anak polos, culun, dan planga-plongo.
Namun nggak lama setelah buka puasa bareng, kehebohan yang bikin pucat pasi terjadi di tengah-tengah keramaian siswa kala itu.

Cupid Impact  ||  NaruHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang