💔
Tidak ada yang namanya Kebetulan di dunia ini. Gaara meyakini hal itu.
Semua peristiwa yang terjadi merupakan takdir Tuhan dan campur tangan semesta.Buktinya nyatanya ada di depan dia. Melihat cewek pirang jelmaan Barbie yang sesenggukan di bawah pohon beringin besar.
Dia jelas bukan penampakan, bor. Cewek itu hanya menumpahkan kesedihannya di tempat seram yang sekiranya nggak bakal ada yang nyamperin.Jika semua hanya kebetulan, pasti nggak akan ada pesan WA dari Hinata.
Meminta Gaara nyamperin salah satu sahabatnya yang tengah durjana.
Meninggalkan Naruto yang dia tebak bakalan misuh-misuh karna ditinggal gitu aja di Mini market.Hinata : weh, pasir gentong. Lagi di mana? Tolong jemputin sohib gue di bawah pohon beringin
Gaara : siapa?
Hinata : pujaan Lo. Gue lagi ada urusan di rumah
Gaara : siap komandan
Makasi infonyaBegitulah bagaimana ia bisa berakhir di tempat ini.
Menyusuri jalan setapak mengarah menuju sungai. Di mana terdapat Ino yang menangis memunggunginya.
Kalau orang awam yang liat, dikiranya pasti mbak Kunti salah gaul. Masih siang udah niat penampakan."Ino... Lo nggak apa-apa?"
"Gaara?"
"Halo deeeek!"
"Sialan. Ngapain Lo ke sini?"
"Nyari Selendang Bidadari ."
"Emang nya Lo Jaka Tarub, njir?"
Gaara nyengir lebar. Dia sama Ino kalo ketemu kudu gelut dulu. Habis itu akur nya pun musiman.
_____CUPID IMPACT_____
Siang itu sepulang sekolah. Sekitar jam 11, jam pulang lebih awal dari biasanya.
Tidak ada yang mencolok di kediaman Yamanaka Ino. Semua tampak monoton berjalan seperti biasa.Terlihat chill, tanpa chaos.
Ibu nya lagi sibuk menjahit di ruang tengah. Ayahnya pun sedang membuat kerangka lemari di halaman depan. Katanya ada pesanan dari tetangga sebelah, lemari dua pintu.
Cewek jelmaan Barbie western itu melepas salam sebelum beranjak masuk ke kamar.
Lama ia merenung sambil duduk di meja belajar. Ada hal penting yang harus segera ia sampaikan pada ibu.
Perkara kebutuhan sekolah, bukan foya-foya maupun tambahan uang jajan.
Ruang tengah terdengar sepi, hening tanpa suara mesin jahit yang dioperasikan. Itu artinya Ibu lagi istirahat.
Biasanya beliau akan melakukan peregangan atau sekedar duduk selonjoran.
Capek lur, duduk berjam-jam pakai mesin jahit.Benar saja.
Dapat ia lihat ibunya sedang duduk sambil melakukan gerakan tangan sederhana.
"Bu, bisa ngomong sebentar?"
"Lho, kamu udah pulang? Udah makan?"
Daripada menjawab, Ino lebih memilih menghampiri ibunya yang tengah duduk.
"Belum laper. Bu, aku mau ngomong sesuatu. Sepatuku udah gak muat. Tasku juga ada bagian yang bolong. Kayaknya perlu ganti. Boleh minta beliin yang baru?"
Bu Yamanaka bergeming. Mulutnya terkatup rapat.
...
Jika ini bukan hal mendesak. Ino nggak akan mau duduk berdua saja dengan ibunya.
Tapi karena dia butuh lembaran dari sang penguasa rumah, jadilah dia memberanikan diri nyamperin ibu.
Pakai bahasa super halus dan sopan. Padahal kalau ngomong sama ayah atau adiknya mah, nyablak abis. Kayak preman di gang sempit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Impact || NaruHina
FanfictionSeries dari salah satu One Shot [ NaruHina Love Story : Cupid Impact ] Ini hanya kisah bucin si tetangga setengah bule. Sekaligus teman sekelasnya mbak Cupid, Hyuuga Hinata Perjanjian Naruto dengan Hinata, membawa hubungan mereka berdua menjadi lebi...