😌
Berkendara dengan mematuhi tata tertib lalu lintas. Merupakan suatu kewajiban yang harus dipatuhi bagi setiap warga negara. Demi membentuk individu yang bertanggung jawab atas kepemilikan kendaraan, serta terjaminnya keselamatan diri-sendiri dan orang-orang di sekitar.
Namun menyalahi aturan berkendara. Seringkali dilakukan untuk menghemat waktu, tenaga, dan jarak dalam suatu perjalanan.
Awalnya, sebagai remaja putri yang taat peraturan dalam berkendara. Hinata tidak pernah membayangkan kalau dia akan berada dalam posisi terjepit seperti ini di atas motor.
Bayangkan saja. Motor matic yang standarnya dinaiki oleh dua orang. Justru dikendarai oleh Touka yang membonceng dirinya, Ino, dan Sakura. Makhluk terakhir yang tidak pernah terpikirkan bakal memancing aksi nekat seperti ini.Hinata berujar sedikit was-was dengan tetap menjaga keseimbangan. Takut-takut jika ia bergerak sedikit, maka motor mereka akan oleng dan terguling secara brutal mencium aspal jalanan.
"Puh, Sepuuuh, ini kenapa nggak giliran sja sih? Gue nggak masalah kok, telat dikit pulang ke rumah. Naruto pasti ngerti." Kemudian ia menambahkan. "Takut gue, ntar ketemu isilop gimana? Gak ditangkep nih, kita?"
(Isilop = bacanya dibalik ya)
"Udaah, sans aja Nat. Nggak bakal ketemu siapa-siapa kok. Lagian, mana ada isilop di komplek kayak gini? Jangan parno gitu, ah. Kita cuma remaja kepepet yang bonceng empat, bukan pasangan idiot yang sok-sokan PraWed bakar gunung sampe kering," tandas Touka.
Tepat di belakang Hinata, Sakura menyahut. "Nat, ini kencan kamu yang kedua ya, sama si Rubah? Jadi kayaknya wajib dandan paripurna sih, kalau mau jalan ke Bioskop."
Tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Ino, yang posisinya berjongkok di bawah kaki Touka bertanya seraya mengalahkan suara berisik angin.
"Saak! Lo nggak apa-apa kan, kita anterin rame-rame gini?!"Gadis berhelaian ping cerah mengangguk walau tahu tidak ada seorang pun yang akan melihat.
Ia berseru sambil tetap memegangi kedua sisi rambutnya yang habis di smoothing di salon dekat komplek."Iya, asalkan bukan pinjem duit seratus aja. Susah gua pas nagihnya!"
Kendati mengendarai motor matic bermuatan empat remaja di sekeliling komplek. Tetap saja, pulang kerja kelompok dari rumah Touka, tidak pernah terbayangkan bakal seekstrem ini. Sejauh yang Hinata ingat. Ini adalah yang paling jauh menyesatkan.
Awalnya semua berjalan normal. Tetapi tumben dalam sejarah, Touka menawarkan diri untuk mengantar Ino dan Hinata pulang pakai motor maticnya yang baru. Di tengah perjalanan, Hinata tidak sengaja bertemu dengan teman ngajinya dulu, Sakura Haruno.Kedua gadis yang merasa teman Hinata adalah teman mereka juga, maka tanpa ada keraguan ikut mengangkut Sakura pulang. Sebab tujuan mereka pun searah.
"Semoga dihitung sebagai amal Jariyah, aamiin." kata Ino dalam mode gadis Sholehah.
...
Pukul tujuh malam dengan latar suasana ramai di dalam salah satu mall Kota Konoha. Terlihat antrean yang cukup panjang di meja pembelian tiket. Usai berhasil ngewar, dua tiket di tangan Naruto pun ia lambaikan dengan bangga di depan wajah Hinata. Terlihat sekali ingin dipuji oleh sang empu.Bukannya memuji atas usaha keras Naruto mengantre. Hinata malahan menarik tangannya menuju sebuah gerai kekinian. Moonbucks. Salah satu tempat yang paling diminati kaum muda untuk sekedar mencicipi kopi atau membeli gengsi semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Impact || NaruHina
Fiksi PenggemarSeries dari salah satu One Shot [ NaruHina Love Story : Cupid Impact ] Ini hanya kisah bucin si tetangga setengah bule. Sekaligus teman sekelasnya mbak Cupid, Hyuuga Hinata Perjanjian Naruto dengan Hinata, membawa hubungan mereka berdua menjadi lebi...