😅
Lebaran Idul Fitri tahun ini Hinata habiskan lagi dengan berkumpul di tengah keluarga Uzumaki. Ibu nya sedang liburan ke Malibu bersama sirkel sosialita nya. Sementara sang ayah berada di Korea Selatan untuk menangani seorang pasien potensial kapasitas setara anak Sultan.
Sudah tidak ada kecanggungan saat salah satu kelurga Uzumaki mengajaknya ngobrol, ataupun perkara minta bikinin sirup dan sejenisnya.
Mama Kushina dan Papa Minato, terutama Naruto tentu sudah melarang supaya Hinata tidak usah ikut repot. Dia hanya harus duduk manis. Menyicipi aneka kuker dan minuman dingin yang tersaji di atas meja. Nggak perlu sampai jadi babu di rumah calon mertua. Gitu sih kata Naruto dengan suara lembut dan senyum menyilaukan.Pada akhirnya kedua remaja goodlooking itu menyingkir dari tengah keramaian. Hinata dan Naruto melipir ke halaman belakang dengan masing-masing sepiring ketupat+opor ayam di tangan mereka.
Dikarenakan ruang depan sedang ramai oleh para orang dewasa lainnya.Mereka duduk di atas karpet yang digelar di bawah pohon mangga.
Bentangan langit biru, begitu pula udara sejuk dan gema takbir berkumandang kian membuat suasana lebaran tambah syahdu.Keduanya sedang asik menyantap makanan. Tatkala Hp Hinata tiba-tiba bergetar heboh.
Gadis cantik mata empat itu langsung menyudahi acara makannya selesai membaca pesan yang masuk. Dia melepas kacamatanya seraya berpose candid sambil tersenyum manis ke arah kamera Hp.Naruto yang melihatnya jelas heran. Kayak bukan Hinata banget ninggalin makanannya yang belum habis demi sebuah foto Selfi.
"Sok cantik. Habisin dulu opornya baru maen Hp."
Batal mengambil gambar, Hinata justru menoleh pada Naruto yang memperhatikannya sambil masih mengunyah.
Hp iPhone nya dipegang erat, takut meledak. Canda iPhone,"Ibu minta pap*. Kamu mau ikutan, biar sekalian kasi liat ke ibu aku kalo kita lagi di rumah, gak keluyuran?"
"Kamu marah?"
Cewek imut itu hanya merengut. Menatap Naruto yang langsung berhenti menyuap opor ayam nya.
"Sotoy."
"Ck. Kamu jelas lagi marah. Tiap marah atau kesel panggilannya kan selalu berubah. Kalau lagi so sweet, manggilnya mama ke Tante Hikari. Tapi pas marah atau kesal, langsung diganti jadi Ibu atau Bunda Ratu. Tante Hikari sama ayah kamu nggak pulang lagi, tahun ini?"
Yang ditanya hanya diam membisu. Nggak punya nyali buat aksi tatap-tatapan sama Naruto. Bukannya enggan, hanya saja Naruto udah hafal. Hinata sekarang lagi marah sekaligus sedih gegara kedua orang tuanya nggak pulang. Jadi sekarang, cuma air mata yang berbicara.
"Sini,"
Cowok blasteran itu merapat pada Hinata dan memeluknya dengan sayang. Hanya ada mereka berdua saat ini di halaman belakang yang teduh, jauh dari ingar-bingar.
"Cup cup. Nangis aja, tapi jangan lama-lama, Tante Hikari bakal marahin aku kalo mata kamu sembab pas difoto nanti."Hanya ada anggukan pelan yang Naruto rasakan di dadanya.
Ingatannya masih basah. Tahun lalu Tante Hikari ngamuk soalnya, melihat mata Hinata bengkak pas VC sama mereka berdua. Kirain Naruto menganiaya Hinata.
Padahal itu gara-gara Hinata yang malamnya nonton DraKor sedih sampe bikin nangis berjam-jam."Jadi mau pap* foto 'kan? Tunggu bentar ya, pokoknya foto berdua."
Setelah mengatakan itu, Naruto justru meninggalkan Hinata masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Impact || NaruHina
FanfictionSeries dari salah satu One Shot [ NaruHina Love Story : Cupid Impact ] Ini hanya kisah bucin si tetangga setengah bule. Sekaligus teman sekelasnya mbak Cupid, Hyuuga Hinata Perjanjian Naruto dengan Hinata, membawa hubungan mereka berdua menjadi lebi...