❄️
Tidak ada seorang remaja pun yang ingin menjadi muda jompo. Termasuk Trio Minyak Kayu Putih yang sedang menikmati mi nyemek di kantin Bu Isabella.
Suasana ramai memang selalu mewarnai setiap kantin tidak peduli jam berapa pun. Termasuk di pagi sebelum bel pelajaran pertama berbunyi."Katanya Bu Anko, sebentar lagi ada lomba Marching Band di Gelanggang Pemuda ya, No?" Touka mengawali percakapan.
"Iyes. Bakalan latihan sampe mampus gue sama anak-anak yang lain."
"Jangan mampus ah, nggak rela gue kalo posisi Lo digantiin."
"Doain aja beb, biar gue tetap strong, moga bisa menang kayak tahun lalu. Bakalan jadi beban seumur hidup, kalo seandainya kalah di angkatan kita. Terutama buat gue sama anak-anak MB lainnya,"
Menjadi Mayoret Marching Band SMA KKPI, merupakan suatu kebanggan sekaligus bencana bagi si cantik Ino.
Beban kalah dan menang, sering kali dilimpahkan pada dirinya yang menyabet posisi Mayoret.
Dia pun dituntut agar selalu mampu tampil paripurna saat latihan dan tampil di muka umum.~Ku menangis membayangkan ... betapa kejamnya dirimu atas diriku...~
Itu nada dering ponsel Ino. Kloningan lagu opening sebuah drama barisan istri tersakiti, yang pernah nge-hits di suatu channel lokal.
"Kampret. Ini pasti kerjaan mama gue, seringnya nonton online sampe diem-diem ganti ringtone gue. Ah, memalukan banget, kuota gue mesti seret nih," rutuknya kesal.
Sekali geser ia menjawab panggilan di ponselnya.
Beberapa kali mengatakan Oke, dia pun memutus panggilan."Daki Ume, junior di MB minta gue ke Aula sekarang. Bu Anko sama yang lain udah nunggu di sana. Anjrit lah, gak guna banget. Bisa-bisanya gue anggota inti nggak dikasih info apa-apa," segera ia berdiri hendak meninggalkan kantin.
"Maaf ya Meimei dan Susanti, aing cabut duluan," dia pun berlalu sambil mengomel sendiri."Mami ... Perasaan gue doang atau emang si Mayo tadi mukanya pucet gitu?"
Touka terdiam mendengar ucapan Hinata. Ditatapnya mi nyemek ekstra sayur yang tidak habis dimakan oleh cewek pentolan ekskul MB itu. Lalu memandangi Hinata bergiliran.
"Masa diet lagi? Padahal badan udah slim begitu? Apa dia gak bakal kolaps?"
...
Jam pertama dan kedua adalah pelajaran PE oleh Pak Guy. Seperti biasa, beliau lebih suka membawa anak didiknya menuju Lapangan Atletik di depan sekolah.
Tinggal jalan dikit, kan udah sampai.
Naruto menghampiri Hinata setelah para cewek selesai ganti baju di dalam kelas.
Ruang ganti sebenarnya ada. Tapi demi mempersingkat waktu, para cewek lebih suka mengusir anak cowok keluar dari kelas untuk ganti baju tanpa pindah ruangan.
Super sekali. Udah tradisi pula."Baby, bareng yuk, ke Atletik."
"Ih, Hinata. Bukan Babi. Aku mau mampir ke UKS bentar. Ino tepar di Ruangan Putri soalnya."
Sesaat lalu Ino memang mengirim pesan di grup chat mereka bertiga. Menyatakan diri sedang terkapar mengenaskan di UKS, akibat jadwal makan yang berantakan.
Benar dugaan mereka berdua. Ino memaksakan diet demi mengikuti lomba Marching Band yang akan datang.Sedikit berbasa-basi dengan Bu Esdeath yang berjaga di UKS, Hinata melenggang masuk seorang diri ke Ruangan Putri.
Tidak lama. Hanya menyerahkan sebotol minyak kayu putih aroma lavender, serta 2 lembar koyo cabe pemersatu ikatan batin mereka.
Bukan Sinet Ikatan Cinta yang episodenya nggak kelar-kelar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Impact || NaruHina
Fiksi PenggemarSeries dari salah satu One Shot [ NaruHina Love Story : Cupid Impact ] Ini hanya kisah bucin si tetangga setengah bule. Sekaligus teman sekelasnya mbak Cupid, Hyuuga Hinata Perjanjian Naruto dengan Hinata, membawa hubungan mereka berdua menjadi lebi...