🍥
Tak butuh waktu lama, Naruto dan Hinata sudah sampai di tempat tujuan.
Keduanya masuk ke dalam gedung bioskop dan mengantre di loket yang lumayan padat.Bulu kuduk Naruto meremang kala melihat sederetan poster film yang ditempel.
Hampir semuanya adalah poster film horor.
Dimulai dari Waktu Maghrib, Para Betina Pengikut Iblis, hingga film luar, Evil Dead Rise.Naruto yang merasa ngeri pun mencolek lengan Hinata.
"Serius kamu, mau nonton?"
Sejak awal memang Hinata lah yang mengajak pergi nonton ke Bioskop. Sebab katanya, banyak film baru yang akan tayang. Efek BuCin, Naruto pun hanya iya-iya saja.
Mana tahu dia kalau film nya genre horor semua. Sampe parkiran juga baru ingat, ini tuh malam Jumat.Mau heran, tapi ini Hinata. Yang nggak biasa jadi biasa. Untung sayang pake banget.
Kalau orang lain yang ngajak, bakalan langsung dibanting pake jurus Taekwondo sama Naruto, anak kesayangannya Papa Minato.Tak ingin gagal gentle, dia pun menunjuk asal pada salah satu poster film.
Gambarnya paling beda. Serupa kartun Beruang besar dengan kresek ditangannya."Yakin nih?"
Naruto hanya mengangguk tanpa bersuara.
"Oke, 2 tiket ya mbak, di bangku tengah."Ketika duduk menunggu sehabis transaksi, di situlah Naruto merasa nyawanya mulai menguap.
Sialan. Dia tertipu visual poster.
Jantungnya berpacu, kala Hinata menunjukkan poster film yang akan mereka tonton dengan dagu.
Winnie The Pooh : Blood and Honey.
Seketika Naruto bergidik: Dunia perfilman sepertinya sudah diambil alih oleh bayi-bayi anemia.
Buktinya, si Beruang Winnie menggemaskan saja bisa dibikin jadi Psikopat haus darah....
Tak banyak yang mampu ia lakukan saat di dalam.
Iris biru cerahnya justru terfokus menatap wajah Hinata di sela keremangan. Berbagai macam ekspresi tampak terlukis pada wajah kecil itu.Tak melulu larut menyesal menonton film ini, Naruto justru mendapatkan keberuntungan jalur tidak sadar.
Saking serunya nonton, Hinata sampai tidak sadar jika kedua tangan mereka saling bertautan.Cowok itu pun secara refleks menyingkirkan anak rambut Hinata yang mengganggu.
Kini wajah keduanya saling beradu pandang, di dalam gedung teater yang nyaris gelap dan memutar film pada layar lebar.Entah bisikan Setan mana, tapi wajah mereka malah kian mendekat.
Menipiskan jarak yang semula tercipta banyak diantara keduanya.Iris ametis menatap sayu pada eksistensi di sampingnya. Menyihir Naruto untuk tidak berkedip barang sekejap.
Belum habis memangkas jarak, bibir Naruto malah merasakan dinginnya sebuah wadah minuman."Mesumnya tolong dikondisikan ya Kakak,"
Segera ia melempar pandang pada sumber suara.Gelenyar panas merayapi wajah keduanya, namun si orang asing malah nyeletuk dengan antusias.
"Eh, dek Hinata, 'bukan?"
...
Ada rasa canggung menggelitik pada kedua remaja tanggung itu.
Berhadapan dengan kedua alumni mereka, nyatanya membuat situasi dan kondisi tambah chaos."Santai dek, kayak kegep ngapain aja," secangkir cappucino membasahi kerongkongan salah satu Alumni mereka.
"By the way udah lama ih, gimana kabar? Ini pacar kamu toh?"
suara kalem ini milik kak Asuna Yuuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Impact || NaruHina
Fiksi PenggemarSeries dari salah satu One Shot [ NaruHina Love Story : Cupid Impact ] Ini hanya kisah bucin si tetangga setengah bule. Sekaligus teman sekelasnya mbak Cupid, Hyuuga Hinata Perjanjian Naruto dengan Hinata, membawa hubungan mereka berdua menjadi lebi...