18

12.6K 479 2
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca

      "Ma.... Zio enggak jadi makan malam disini. Ada kerjaan katanya. " Ucap shafa yang sedang membantu mamanya menyiapkan piring di meja makan.

"Ditanyain udah makan belom dia. Nanti lupa makan. " Jawab mama arumi dari arah dapur membawa hasil masakannya.

"Iya ma. "Shafa mengambil handphone miliknya untuk menanyakan zio sudah makan atau belum.

" Kata zio udah ma. "

"Ya sudah kalau gitu. Mama tenang jadinya. "

"Panggil eyang sana, mama mau panggil ayah. " Perintah mama Arumi yang mendapat dengusan dari shafa.

"Aku panggil ayah aja deh ma, mama yang panggil eyang. " Jawab shafa sambil berlalu untuk memanggil ayah Hendra.

Mama Arumi hanya menggelengkan kepala melihat tingkah shafa yang selalu menghindar dari eyang nya.

Saat shafa turun dari lantai atas di meja makan sudah ada eyang Ratih dan mamanya.

"Malam " Suara ayah Hendra membuat mama arumi yang sedang menuang minum untuk eyang Ratih menoleh ke arah suaminya.

"Malam." Jawab mama arumi dan eyang Ratih bersamaan.

Shafa segera duduk di kursi bersebrangan dengan mama arumi.

"Kakak mau sama apa biar mama ambilkan." Ucap mama arumi yang selesai  mengambilkan makanan untuk suaminya.

"Kakak ambil sendiri aja ma mau makan buah dulu. " Ucap shafa yang sedang memakan jeruk.

"Ya udah. "

Selesai menikmati jeruk shafa mengambil nasi dengan porsi sedikit dan lauk lainnya.

"Makan nya kok sedikit banget to nduk. " Ucap eyang Ratih yang melihat porsi makan shafa.

"Kalo makan malam emang sedikit eyang. " Jawab shafa seadanya.

"Kamu ini jangan terlalu makan sedikit liat badanmu kurus begini, seperti tidak di dikasih makan saja. "

Shafa mencoba tersenyum mendengar perkataan eyang Ratih yang sudah dipastikan setelah ini eyang Ratih akan memulai aksinya dengan membanding bandingkan dirinya dan sepupunya.

"Shafa kan emang enggak biasa makan malam banyak umi. " Ucap ayah Hendra membela putrinya.

"Apa kamu diet?. " Pertanyaan eyang Ratih mengalihkan shafa yang sedang menyantap makanannya kearah eyang Ratih.

"Iya eyang. Buat jadi pramugari kan harus bisa jaga badan juga. " Jawab shafa jujur.

"Masih saja memikirkan menjadi pramugari.mau punya kesempatan buat tidak memakai hijab di depan umum. "

"Maksud eyang.? " Tanya shafa

"Loh benar kan kamu mau jadi pramugari karna ingin bebas dengan aturan eyang. "

"Bukannya dari dulu emang aku yang paling enggak suka sama aturan eyang. " Jawab shafa tanpa mengalihkan pandangan dari makanannya.

Shafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang