22

12.9K 469 8
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca

Saat mobil milik ayah Hendra sudah tidak terlihat. Disitu shafa baru meneteskan air matanya yang dari tadi ia tahan.

Hiks.. Hiks..

Semua orang terkejut mendengar tangisan shafa. Bukan kah tadi dia baik baik saja. Kenapa sekarang shafa menangis.

Uma Fatimah yang mengerti perasaan shafa. Membawa shafa ke pelukannya untuk menenangkan shafa.

"Sudah tidak apa. Disini ada Uma, ada abah. Yang akan menjadi orang tuamu. " Ucap Uma Fatimah lembut.

"Iya Uma. "

Gus zyen yang melihat shafa seperti itu rasanya ingin sekali menenangkan istrinya itu. Tapi untuk sekarang gus zyen harus bisa menahan diri terlebih dahulu. Karna keputusan yang gus zyen ambil sekarang maka ia juga harus menanggung konsekuensinya.

Shafa yang sudah tenang. Melepas diri dari pelukan Uma Fatimah. "Terimakasih Uma. "

"Iya nak."ucap Uma Fatimah lembut sambil mengusap lengan shafa.

" Ya sudah. Shafa kembali ke asrama ya.istirahat dulu,Nanti setelah ashar temui ustadzah lala untuk menentukan shafa bisa masuk kelas mana ya nak."Ucap Uma Fatimah.

"Zia nanti tolong antar shafa ya, nduk" Lanjut Uma Fatimah beralih pada zia.

"Iya Uma, nanti zia antar. " Jawab zia.

"Ya sudah kalau begitu kami permisi, assalamu'alaikum. " Pamit zia dan shafa.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh. "

Di perjalan menuju asrama zia dan shafa bertukar cerita tentang banyak hal.
"Emm.. Lo dapat salam dari zio. " Ucap shafa di sela obrolan mereka.

Zia tersenyum. "Wa'alaikumsalam."

"Lo enggak penasaran sama kabar zio?. " Tanya shafa yang penasaran sama kabar zio.

"Buat apa?lagi pula dia baik baik aja kan." Jawab zia santai.

"Dia sekarang lagi di Singapura untuk mengurus perusahaan yang ada di sana. Mungkin sekitar 6 bulan dia baru bisa pulang ke indo." Jelas shafa.

Zia hanya menganggukkan kepala mendengar penjelasan shafa.

"Lo ada masalah sama zio?. " Tanya shafa kembali. Karena biasanya zia akan sangat semangat kalau dia membahas zio.

Zia menggelengkan kepala. "Aku cuma mau jaga diri aja. Rasanya selama ini perbuatan ku salah, dengan selalu cari tau apapun tentang zio."

"Aku tau zio pernah bilang akan nunggu aku selsai kuliah. Aku percaya zio selalu pegang janji dia."

"Tapi gimana sama eyang,bukan kah rasanya hidup kita seperti diatur sama eyang perihal pendidikan bahkan mungkin sampai jodoh juga. "

"Jadi aku enggak mau terlalu tau tentang dia untuk saat ini. Aku takut sakit, fa" Jelas zia yang matanya sudah sedikit berkaca kaca.

Shafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang