25

14.8K 565 6
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca

°
°
°


     
     Sekarang shafa hanya bisa memalingkan pandangannya agar Gus zyen tidak melihat wajahnya yang sudah semerah tomat. Ia malu lagi lagi selalu ketahuan memandangi wajah Gus zyen.

Gus zyen tersenyum melihat shafa yang memalingkan wajahnya setelah adu pandang dengannya.
"Kenapa bisa keningnya sampai luka seperti itu? " ujar Gus zyen


"Gara gara Gus!."ujar shafa kesal.sambil menoleh kearah Gus zyen.

Gus zyen mengerutkan kening bingung
" Kenapa karena saya?."tanya Gus zyen.

"Ya! kalau Gus zyen enggak nyuruh aku kesini enggak bakal tuh ada drama ketabrak pintu." Jelas shafa kesal.ingat!shafa masih kesal sebab ia tertabrak pintu dan ia tiba tiba di tarik oleh Gus zyen.

"Itu karena kamu ceroboh."

"Ya tapi kan kalau Gus enggak nyuruh aku datang kesini enggak bakal kaya begini."

"Saya nyuruh kamu kesini setelah dzuhur bukan.Lihat ini jam berapa?."  ucap Gus zyen sambil menunjuk jam di dinding.

"Ya namanya juga lupa. " jawab  shafa dengan enteng nya.

"Lain kali hati-hati." ucap Gus zyen lembut sambil mengelus pinggiran luka di kening shafa.

Shafa hanya mampu menganggukkan kepalanya.lagi dan lagi shafa selalu terpana melihat Gus zyen mode lembut seperti ini.

Gus zyen merapikan anak rambut shafa yang tidak tertutup rapi. Karena shafa tidak memakai ciput.

"Lain kali pakai ciput ya, biar rambutnya enggak kelihatan seperti ini. " ucap Gus zyen.

"Enggak punya ciput. " jawab shafa jujur , karena memang shafa tidak pernah memakai ciput saat berjilbab.

Gus zyen tersenyum mendengar ucapan shafa. Sepertinya ciput yang ia beli untuk shafa yang sampai sekarang masih tertata rapi di lemari miliknya akan bermanfaat.

"Nanti minta uma ya. "

"Iya Gus. "

"Kenapa Gus suka senyum kalau lagi sama keluarga, kalau lagi sama aku juga Gus suka senyum?. " tanya shafa tiba- tiba,yang heran dengan perbedaan Gus zyen saat mengajar dan saat di ndalem atau hanya berdua dengannya Gus zyen tidak pernah pelit untuk tersenyum.

"Karena senyum saya hanya untuk orang terdekat saya. " jawab Gus zyen.

"Saya harus bisa memposisikan diri dimana saya berada.Dengan siapa saya berhadapan.Dan untuk siapa saja saya bisa tersenyum. "jelas Gus zyen sambil tersenyum.

" Jadi aku orang terdekat gus dong? Kan Gus suka senyum sama aku. "Tanya shafa yang merasa Gus zyen selalu senyum dengan dirinya .

" Karena kamu istri saya. "jawab Gus zyen di dalam hati. Mana mungkin berani berkata langsung.

" Kamu akan tau jawabannya nanti kalau kamu udah belajar dengan baik."jelas Gus zyen.sambil mengusap puncak kepala shafa dan terus memandangi mata indah istrinya itu. Sekarang ia bisa puas memandangi mata indah istrinya tanpa takut dosa.

Shafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang