RHS 13|| Senin (day1)

931 107 13
                                    

<revisi>

Muthe POV

Senin minggu ini ada upacara bendera, semua siswa/i sudah diberi tahu di grup chat kelas masing masing agar mempersiapkan seragam dengan atribut lengkap mulai dari topi, dasi, sabuk, kaos kaki.

Sudah berharap semua siswa/i tidak telat dan memakai atribut lengkap. Tapi tetap saja pasti akan ada 1 sampai 3 murid yang melanggar atau biasa nya mereka beralasan lupa.

Aku menarik nafas panjang saat melihat Jessi berada di barisan khusus. Pakaiannya rapih sih tapi tidak lengkap, dia tidak memakai sabuk dan dasi apalagi topi, mana telat masuk sekolah lagi.

"Astagaaa" batin ku.

Kita memang sering berangkat sekolah bareng, lebih ke Jessi sih yang ngotot pergi bareng.

Tetapi tidak menutup kemungkinan juga kalau kita bisa di hari hari tertentu pergi ke sekolah sendiri sendiri. Misalnya hari ini pada hari minggu kemarin memang sudah ku beri tahu bahwa akan pergi ke sekolah lebih awal sekitar jam 6 pas karena aku bertugas menjadi paskibra dan harus latihan terlebih dahulu.

Kerena Jessi orang pemalas dan rajin bangun siang jadi aku tidak berniat untuk memaksa Jessi untuk ke sekolah se pagi itu. Aku sarankan padanya untuk masuk pukul 6.20 agar tak terlalu terlambat saat upacara sudah ku peringati juga untuk mempersiapkan artibut lengkap untuk upacara. Jessi hanya mengiakan saja.

Tapi liat sekarang? Dia berada di barisan khusus.

Posisi kita saling berseberangan, tiang bendera menjadi penengah di antara kita. Barisan khusus yang Jessi tempati bersebelahan dengan barisan obade dan di sebrangnya merupakan jejeran paskibra yang aku tempati sekarang.

Aku menatap tajam padanya dari kejahuan. Jessi yang sudah menatap ku lebih awal pun memberikan senyuman miring dan bagi ku itu menjengkelkan.

"Pengibaran bendera negara diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya."

Tubuh ku segera sikap tegak saat mendengar bahwa sekarang pengibaran bendera. Aku berada di bagian tengah yang bertugas memegang bendera merah-putih, saat perintah langkah tegak maju aku dan teman ku mulai maju dengan langkah tegak seperti tugas paskibra pada umumnya.

Aish sial. Posisi ku segaris dengan Jessi yang di sebrang sana, aku tau Jessi sedang jahil—dia menyeringai, dan matanya melihat ke arah ku yang, aku tak berani menatap nya.

Mimik wajah Jessi sangat membuat ku geram. Geram yang aku rasakan karena salah fokus dan entah jantung jadi bedegup degup.

Mau gimana pun harus tetap fokus dengan tugas sekarang. Pandangan aku arahkan ke yang lain sebisa mungkin menghindari kejaran tatapan Jessi, ingin rasa nya cepat selesai lalu menghakimi Jessi di ruang osis nanti.

Selesai bendera di naikan di tiang, kini barisan paskibra sudah kembali ke tempat semula, dan sekarang aku mengincar dan mengunci untuk sebentar tatapan pada mata Jessi dari kejahuan. Aku membuat seakan tatapan ku mengancam Jessi saat upacara sudah selesai.

"Awas aja" Ucap ku dalam batin berharap Jessi di sebrang sana mengerti. Tapi yang ku liat wajah jessi terlihat santai bahkan tersenyum remeh. Segera ku putuskan tatap menatap kita dari kejahuan dan memilih fokus pada pembina upacara.

-----

"Hai ibu osis"

Upacara telah selesai, kini murid yang berada dalam barisan khusus di tahan sementara di depan ruang osis pada meja piket untuk mendapatkan kertas surat izin kerena terlambat atau tidak memakai seragam dengan atribut lengkap.

[✓] 1. Rahasia || JesMuthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang