Last #Bonus Track!

1.3K 101 37
                                    

#1The Day | See You Honey

Jumat
.
.
.
.
Kita mulai dari hari yang masih sangat pagi tepatnya di jam 4 subuh, bahkan mentari pun belum muncul memberi cahaya di atas langit. Kicauan burung burung liar mulai terdengar dan suara kuakan kodok yang menggema dari bawah permukaan rumput hijau.

Dalam rumah Jessi, di kamarnya. Ada Muthe yang tertidur pulas, dia masih terjaga dalam istirahat di alam bawah sadarnya.
Sedangkan Jessi tidak berada di kamar melainkan di balkon rumahnya. Sambil menikmati batang rokok yang kedua dan menatap langit biru gelap itu.

Dengan terus mengisap nikotin dan mengebulkan asap rokok ke udara, pikiran Jessi tidak lepas dari malam kemarin.

Dimana malam kemarin adalah malam dia bercinta dengan Muthe kekasihnya. Keperjakaan dirinya yang dilepas di dalam Muthe. Sungguh itu sesuatu hal yang baru untuknya, juga tentu Muthe yang belum sama sekali tersentuh dengan bayangan adegan dewasa.

Sesekali Jessi mengembangkan bibirnya ke samping saat mengingat ingat kembali bagaimana dia menjelajahi dan menikmati tubuh mungil Muthe. Benaknya menyimpan rekaman audio tentang suara Muthe yang meraung kesakitan sampai desahan lembut Muthe.

Jessi menggeleng kalut dalam lamunannya yang sudah semakin liar kesana kemari. Perlahan lahan Jessi juga merasa khawatir dengan konsekuensi dari perbuatan itu.

Bagaimana jika Muthe malah hamil karena nya? Kegiatan mereka semalam tidak di protect apapun, jadi langsung mengalir begitu saja karena kalau boleh jujur Jessi kalut dalam nafsunya. Walaupun malam itu Jessi sadar mengeluarkan cairan cintanya di luar, tapi kata orang orang hal itu belum tentu tidak terjadi kehamilan.

Pikiran Jessi memutar otak mencari solusi tentang kekhawatiran nya. Dia tidak mau, meninggalkan kekasihnya dengan kondisi akan ada janin diperut Muthe. Masa harus nikah muda? Pikir Jessi.

Kegiatan menghisap rokok Jessi hentikan sesaat. Dia memfokuskan diri untuk mencari jawaban. Tapi bukanya perlahan menemukan jawaban, malah kekhawatirannya makin melambung naik.

Kalau beneran hamil, masa harus di gugurin? Kasihan bayi sama Muthe nya ga ya? Eh. Tapi bener ga sih bakal tetep hamil walau udah ngeluarin di luar? Aish, bisa bisa gua digebuk Ayah sama kak gita.

Jessi mencengkram rambut nya frustasi. Kenapa penyesalan selalu datang diakhir?

Beberapa saat, jessi mendengar suara kaki seseorang di luar pintu balkon. Jessi pikir itu Muthe yang kebangun dan sedang mencari nya. Dengan terburu-buru Jessi mematikan se putung rokok yang sedikit lagi habis juga menyembunyikan bungkus rokok di bawah pantat nya.

Dan, ternyata ketika dia lihat dari samping matanya. Keluar sosok Jesslyn dari arah pintu. Tanpa sadar Jessi bernafas lega.

"Wih, tumben dah bangun. Ngapain menyendiri disini? Ga tidur sambil pelukan sama pacar lo noh" Jesslyn berjalan mendekati kursi Jessi berada sambil mengusap usap matanya.

"Udah puas tadi malem." Jawab Jessi singkat.

Jesslyn yang mendengar itu, tentu langsung paham apa yang dimaksud Jessi.

"Damn, anak kecil udah berani gituan ya?" Goda Jesslyn

"Sis, I'm eight teenagers right now? Bukan anak SMP lagi, hello..."

[✓] 1. Rahasia || JesMuthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang