RHS 06|| Ide

1.1K 131 1
                                    

<revisi>

Jam pelajaran setelah istirahat pertama berjalan dengan baik. Jessi bisa mengendalikan dirinya sendiri dari rasa salting sejak tadi. Tapi tak bisa di pungkiri bahwa sedari tadi juga Jessi terus menerus menatap muthe saat di kelas. Christy yang duduk sebangku dengan Jessi menyadari hal itu. Di sela sela pelajaran tadi Christy bertanya ada apa Jessi dengan Muthe.

"Psst..napa liat Muthe terus, ada hutang kah kamu sama Muthe" bisik Christy.

"Kaga, gua ga liat Muthe kok, sok tau lu" balas Jessi dengan nada bisik juga.

Sekarang sudah waktu jam istirahat kedua. Semua murid murid pun mulai rusuh untuk keluar kelas. Sedangkan Jessi, yang pada istirahat ke satu langsung pergi lapang, berbeda sekarang diistirahat kedua dia masih stay di kelas.

Menyisakan Jessi dan Muthe saja dalam kelas tersebut. Christy kemana? Dia juga keluar kelas mengikuti teman teman lainnya yang mengajak untuk bermain. Meja Jessi dan Muthe hanya berjarak 2 meja dari depan. Sekarang Jessi bingung melihat kenapa Muthe sangat sibuk sekali mengobrak ngabrik isi tasnya, kerena sadari tadi dia menunggu Muthe untuk balik badan melihat ke arah belakang. Jessi yang cukup jenuh bersuara.

"Woi, ngapain sih sibuk banget. Ini ga mau nyamperin gitu" Ucapnya tiba tiba sambil menopang dagu di atas meja.

"Dih pd banget, bentar ini aku lagi nyari cincin aku tadi jatuh di tas" jawab Muthe sambil tetap sibuk dengan aktivitas mencari barang. Jessi sekilas mengangguk paham, dia bangkit dari kursinya dan menghampiri Muthe.

"Sini aku bantu cari," inisiatif Jessi pun berjalan. Berada di samping meja Muthe, dia menunduk ke arah bawa meja untuk mencari barang yang ilang itu. Dan mengambil alih tas muthe tanpa izin yang punya. Di cari cincin itu, dan ditengah tengah pencarian itu otak Jessi langsung mengeluarkan ide.

Dia menemukan ide untuk melakukan challenge yang tadi di dapatnya. Seakan berpikir bahwa ide nya adalah; Jessi bilang saja kalau cincin Muthe itu sudah ilang dan mengajak Muthe untuk membeli nya yang baru. Masuk akal bukan?

Di Bayangannya, saat membeli cincin itu Jessi akan mengambil kesempatan, dimana dia akan memegang tangan Muthe saat dia membantu untuk memakaikan cincin lalu di angkat perlahan untuk di cium. Ahh dia memikirkan ide itu menciptakan senyuman tipis di sudut bibirnya.

Di sisi lain melihat Jessi yang tiba tiba senyum sendiri muthe beranggapan bahwa Jessi menemukan nya.

"Jeci kamu nemu ya? Mana manaa" ucap Muthe dengan excited, sambil mendekati Jessi.

"Eehhh engga engga, ga kete-," tepat saat jessi berbicara tangannya merasakan menangkap sebuah cincin yang mungkin ini yang Muthe cari. Ucapannya jadi terhenti, namun dengan cepat jessi melanjutkan kembali dengan berbohong.

Misi yang jessi pikirkan harus tetap berjalan.

"Ga ketemu ga ketemu, ilang kali bukan jatuh di tas," perlahan tangan jessi keluar dari dalam tas dengan mengepalkan tangan—menyembunyikan barang yang di cari Muthe secara perlahan sehingga Muthe tidak sadar.

"Yahh, terus napa tadi senyam senyum? Ngetawain isi tas aku?" Muthe sedikit kecewa tapi menjadi sedikit jengkel saat menebak asal alasan tadi Jessi tersenyum tipis.

"Hehe iyaa, lagian ngapain bawa minyak telon? Pantes tiap hari bau bayi" Jawab Jessi sengaja menyetujui tebakan Muthe untuk mengelak.

"Biar forever young lha" bela Muthe. Mendengarnya Jessi hanya bisa senyum gemas.

"Ya udah mumu, gimana nanti pulang kita beli lagi aja sama aku, di toko mainan mana biasa kamu beli?" Jessi mengacungkan pendapat untuk membeli lagi yang masih sesuai rencananya tadi.

[✓] 1. Rahasia || JesMuthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang