[revisi]
Rintik rintik hujan kecil di pagi hari membuat suasana menjadi senyap dan dingin. Manusia yang sedang beristirahat pun makin nyaman dan betah di atas kasur. Apalagi disampingnya ada manusia lain yang menemani saat istirahat.
Masih terlelap di atas kasur, dengan badan yang saling berdekatan tanpa jarak sekali pun. Dan kedua tangan yang saling memeluk tubuh manusia yang ada di hadapan masing masing. Merupakan satu posisi paling nyaman bagi kedua pihak tersebut.
Satu gadis cantik sudah membuka matanya terlebih dahulu menandakan kalau ia sudah bangun. Namun satu gadis lain masih terlelap seakan enggan untuk membuka mata. Dirinya juga masih dengan erat memeluk gadis dihadapannya.
"heyy bangun". Ucap gadis yang sudah bangun terlebih dahulu kepada gadis lain dengan nada lembut sedikit serak. Tangannya pun mengelus ngelus pipi gadis yang masih tidur. Sebenarnya ia tak tega membangunkan, tapi jam sudah menunjukkan jam 09.00. Hujan kecil yang masih berlangsung di luar sana seakan menjadi patokan bahwa masih jam 6 pagi. Padahal sudah jam 9.
"jesss...bangun yuk, walaupun libur gini jangan bangun siang siang." Katanya sekali lagi saat melihat gadis yang dipanggil jess tadi tak merespon.
Gadis yang masih terlelap. Saat namanya di panggil pun terusik, "Hhmmm," Di iringi suara kecil. Gadis yang terlelap tadi membuka matanya perlahan lahan dan memfokuskan pandangan.
Setelah pandangannya sudah stabil. Dirinya kaget saat mendapatkan satu gadis yang tadi membangunkannya. Sedari tadi ia tidak menyadari bahwa ia tidur bersama dan memeluk tubuh gadis itu, ia pikir itu guling. "Lha Muthe... Dari tadi meluk dia? Pantes ada yang lebih empuk-" bantin gadis yang tadi dipanggil jess.
"Mumu?? Kok bisa..ada...di.. eh...kok bisa tidur di...kamar..aku???," Dengan nada yang serak dan nyawa belum terkumpul semua, Jessi merasa heran dan bertanya tanya.
"Bingung banget? Kenapaa sih, masa lupa sama yang tadi malem?" Muthe yang ditanyai seperti itu oleh Jessi, menanyakan kembali seakan kecewa.
"Lhaa..be...beneran muu??? kok bisa??" Tanya jessi sekali lagi, untuk mendapatkan jawaban yang pasti.
"Ihhss tadi malem kan aku ke rumah terus bawain brownies pesenan cici kamu jess. Kebetulan kamu turun ke bawah habis itu ngajak nginep karena udah malem. Kamu lho yang ngajak masa lupa?" Muthe menjelaskan sebagai jawaban untuk pertanyaan Jessi tadi.
"Iyakah? Aku lupa," "Bentar kek nya gua mimpi deh." Niatnya Jessi ingin berguman, tapi karena ruangan kamar dalam keadaan sunyi dan mereka masih berdekatan. Muthe bisa mendengar.
"Mimpi? Nyawa kamu belum kekumpul full kali jes. Dari tadi meluk aku emang ga kerasa?" Muthe membantu memastikan pertanyaan jessi.
"Fuck. Kalau ini real....rokok gua ketahuan ga yaa? Ah untung kaca balkon nya di tutup hordeng." Jessi berbalik badan dengan cepat ke arah balkon kamarnya.
"Kok ngerasa mimpi ya? Padahal daritadi megang muthe kerasa beneran kok." Perlahan Jessi kembali menghadap Muthe. "Mungkin kemarin kecapean jadi pagi nya cepet lupa," Monolog Jessi.Setelah kembali ke posisi awal, ia menatap Muthe dan menyadari bahwa jarak muka di antara mereka lumayan dekat. Terpesona. Tatapan muthe seakan menghipnotis dirinya. Pertanyaan dan rasa ragu yang tadi bahwa ini nyata atau bukan seketika menghilang. Suasana dalam jiwa jessi berubah.
Senang? Bisa dikatakan iya tapi jessi bilang tidak.
Kosong? Bisa jadi.
Nafsu? Bisa jadi."Bengong lagi kan, udah ayo bangun sekalian aku juga mau pulang." Muthe membuyarkan imajinasi Jessi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. Rahasia || JesMuth
Random"Aku udah bisa ungkapin Rahasia aku ke kamu. Dan kamu ungkapin Rahasia ke aku waktu itu." × JESSI & MUTHE story × [End] ✓ [Revisi] #Bonus Track [Complete] ! Fanfiction ! ! Happy reading !