09. Kita, Yang Entah Apa Maksudnya

316 75 12
                                    

🎬 [09]
Kita, Yang Entah
Apa Maksudnya

Dari pertama kali bangun tadi pagi, yang Hinata lakukan cuma berdiam diri di cermin sembari sesekali meremas ujung piyama nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari pertama kali bangun tadi pagi, yang Hinata lakukan cuma berdiam diri di cermin sembari sesekali meremas ujung piyama nya. Benaknya memutar kembali kejadian semalamㅡkejadian mengerikan, yang Hinata harap cuma mimpi belaka. Tapi setiap kali membuka mata, Hinata menemukan dirinya di cermin, dan saat itulah dia sadar kalau semuanya nyata. Dia tidak sedang bermimpi. Kejadian semalam benar-benar terjadi. Kejadian ketika Sasuke datang ke kamarnya, mengancamnya, mendorong tubuhnya ke kasur, menciumnya dengan tergesa-gesa, menahan kedua tangannya, mengigit lehernya, meraba-raba tubuhnyaㅡsemuanya nyata.

Hinata takut. Tubuhnya bahkan masih bergetar kalau dia mengingat nya lagi. Irisnya yang cokelat bahkan bisa melihat tanda-tanda kemerahan yang sengaja Sasuke tinggalkan di lehernya. Tidak begitu banyak, tapi Hinata harus mengatakan bahwa akan sulit untuk menyembunyikannya dari orang lain.

Kali ini, dan mungkin seterusnya, Hinata merasa kalah. Dia tidak akan bisa melawan Sasuke, apalagi lepas dari cowok itu. Tidak bisa. Hinata tidak bisa melakukannya, atau Sasuke bisa bersikap jauh lebih nekat dari semalam. Jujur saja, Hinata tidak bisa melawan Sasuke ketika cowok itu marah.

Sekarang, Hinata cuma berharap Ino tidak akan tahu, dan bisa memaafkannya seandainya cewek itu tahu segalanya. Karena kalau bisa menjelaskannya, Hinata bahkan tidak pernah menginginkan hubungan ini. Dia tidak pernah mencintai Sasuke, tidak pernah menginginkan cowok itu seperti yang Ino lakukan.

Mata Hinata yang terpejam kemudian terbuka saat ponselnya berdering, menandakan satu pesan baru saja masuk.

Dengan takut-takut, dan perasaan was-was, Hinata harap dari sekian banyak orang di kontaknya, bukan Sasuke yang mengiriminya pesan pagi-pagi buta. Siapapun, asal jangan Sasuke. Dia belum siap bertemu cowok itu setelah kejadian semalam.

Naruto
| Hin, keluar dongg
| Masih tidur, ya?
| Jalan yuk? Yang lain pada pergi nih
| Knock! Knock!
| Hinata
| Helloooo
| Yah, beneran masih tidur sih ini
| Gua tunggu depan pintu ya

Seusai membaca pesan dari Naruto, kepala Hinata langsung berputar untuk menoleh ke arah pintu kamarnya yang masih tertutup. Dengan gerakan cepat, Hinata membuka ikatan rambutnya, dan memastikan tanda kemerahan di lehernya tertutup sebelum membuka pintu untuk memastikan apakah Naruto benar-benar ada disana, atau tidak.

“Loh?”

Ternyata Naruto benar-benar ada disana. Di balik pintu kamar Hinata sembari bersandar.

“Beneran di depan pintu? Ya ampun, Nar.” Hinata memasang raut wajah tidak enak pada cowok itu. “Maaf, gue emang baru bangun sih.”

Naruto tertawa sembari mengibaskan tangannya. “Keliatan sih, masih pake piyama gitu, pasti belum mandi.”

“Jadi mau pergi?” tanya Hinata yang sejujurnya takut. Dia masih jera dengan ancaman Sasuke semalam, dan dia tahu kalau seharusnya dia tidak menambah masalah dengan menerima ajakan Naruto. Tapi Hinata tidak bisa menolak tawaran baik hati yang Naruto berikan.

Secret Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang