20. Kita, Sebuah Lagu Cinta Tanpa Suara

301 43 27
                                    

🎬 [20]
Kita, Sebuah Lagu
Cinta Tanpa Suara.

🎬 [20]Kita, Sebuah Lagu Cinta Tanpa Suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sai melihatnya.

Sai melihat cewek itu datang ke kelas sembari terengah-engah. Dia terlambat. Untungnya baru lima menit. Tapi meski begitu, Sai harus menarik kesimpulan kalau cewek itu tidak akan bisa masuk kelas karena dosen kali ini terlalu ketat soal peraturan jam masuk mata kuliahnya. Tapi Sai harus membulatkan matanya dengan terkejut saat melihat dosen mereka yang terkenal rewel itu membiarkan si cewek pirang itu masuk begitu saja. Sai bahkan bersumpah dia tidak melihat dosennya melempar satu pertanyaan pun pada si cewek yang entah siapa namanya ㅡSai tidak mengenalnya.

“Nggak usah kaget, Ino emang favoritnya pak Asuma,” jawab Gaara dari sebelah Sai seolah mengerti apa yang tengah cowok itu pertanyakan di dalam kepalanya setelah melihat alis Sai mengernyit. Cowok itu mungkin tidak sadar, tapi Gaara melihatnya. Dari pertama kali Ino masuk ke kelas, Gaara melihat Sai yang sudah penasaran. Oh, tentu karena Sai tidak mengenalnya. “Elo kenal sama si cewek pirang itu?”

Gaara yang tadinya berniat mencuri tidur, mendadak lupa akan niatnya barusan. Selain karena resikonya tinggi, mengingat dosen mereka kali ini adalah Asuma, Gaara jadi punya kerjaan lain untuk menjawab pertanyaan dari Sai. “Ino sih, siapa yang nggak kenal? Dia lumayan populer di kampus. Apalagi cowok-cowok pada ngomongin dia terus setiap basket.”

“Ino?” beo Sai yang masih tetap tidak mengenali Ino. Maksudnya, kalau Ino populer, seharusnya Sai mengenalnya, atau setidaknya pernah mendengar namanya sekali saja. Tapi anehnya, kali ini Sai yakin bahwa dia tidak pernah mendengar nama Ino sekalipun.

Dengan jengah, Gaara tetap mengangguk. “Iya, Ino Yamanaka. Baru denger namanya?”

Pertanyaan yang tepat sasaran dari Gaara membuat Sai mengangguk. Dia memang baru mendengarnya sekarang. Mungkin kalau hari ini Sai memilih untuk bolos, dia tidak akan pernah kenal dengan Ino sampai kapanpun.

“Lo hidup dikampus sebelah mana sih? Orang dia juga punya kelas yang sama kaya kita,” lanjut Gaara dengan nada yang berlebihan. Sai hanya memutar matanya dengan malas. “Gue nggak kaya lo yang selalu melek kalau soal cewek. Wajar kalau nggak tau.”

Tentu kalau bicara soal Gaara, cowok itu memang ahlinya dalam mendekati para cewek. Tapi kalau itu seorang Sai, dia mungkin perlu berpikir ribuan kali sebelum melakukannya. Fakta itulah yang akhirnya membuat Gaara menaikkan alisnya jauh lebih tinggi dari biasanya, membuat kerut-kerut penuh curiga disana untuk Sai.

“Kenapa emang?”

Sai menoleh dengan wajah tidak mengerti. Pertanyaan itu terdengar terlalu bodoh. “Apanya yang tiba-tiba kenapa?”

“Kenapa lo nanyain Ino?” selidik Gaara dengan wajah iseng. Dia tahu kalau Sai memang cuma penasaran, tidak lebih. Tapi setidaknya, karena itu adalah hal yang langka, jadi Gaara memilih untuk mengambilnya sebagai kesempatan mengejek seorang Shimura Sai. “Tumben aja.”

Secret Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang