11. Kita, Memang Sudah Seharusnya Berhenti

410 75 27
                                    

🎬 [11]
Kita, Memang Sudah
Seharusnya Berhenti.


Hinata tidak masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata tidak masuk.

Absennya Hinata hari itu cuma satu dari sekian banyak alasan yang paling masuk akal untuk menghindari Sasuke. Apalagi setelah fakta bahwa Naruto tahu; soal dia, dan Sasuke, juga hubungan mereka yang tidak normal.

Meski Naruto menawarkan bantuan, betul-betul membantunya, Hinata tetap tidak bisa tenang. Semakin hari, dia semakin di hantui dengan perasaan bersalah. Setelah Naruto tahu, ada banyak kemungkinan orang yang juga akan tahu soal dia, dan Sasuke. Kalau Naruto bahkan bisa menyadarinya, maka semua orang pun bisa. Itulah bagian yang paling Hinata takutkan sekarang.

Hinata ingin pergi dari Sasuke. Memaafkan cowok itu atas semua yang sudah terjadi, dengan jaminan bahwa mereka resmi berakhir. Sejak awal, Hinata tidak berniat menyukai Sasuke sedikitpun. Kalaupun cowok itu jatuh cinta padanya, seharusnya itu bukan tanggung jawab Hinata. Tetapi karena taruhan nya adalah kelakuan nekat Sasuke yang akan mengakhiri hubungannya dengan Ino, maka Hinata tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia tidak bisa membiarkan Ino terluka.

Barulah sekarang Hinata menyadari kebodohannya sendiri. Kalau di lihat situasinya sekarang, apapun yang Hinata pilih, pada akhirnya dia tetap mengorbankan perasaan Ino. Pada akhirnya, Hinata tetap menyakiti Ino sekeras apapun dia menghindarinya.

Kepala Hinata kemudian menoleh, mendapati ponselnya berdering beberapa kali. Menampilkan nama Ino disana. Sesuai dugaan, Ino pasti mengkhawatirkannya, dan mempertanyakan absennya Hinata hari ini. Apalagi Hinata tidak menitipkan salam pada siapapun kalau hari ini dia sakit, dan tidak bisa mengikuti mata kuliah. Hinata cuma benar-benar diam, dan menyimpan semuanya sendiri.

“Iya, No?” jawab Hinata dengan nada suara yang pelan. Dia tidak punya tenaga lebih untuk bicara kencang-kencang. “Iya, gue sakit. Maaf nggak ngabarin, gue baru banget bangun.”

Lo, tuh! Kenapa sih nggak ngasih tau? Gue khawatir banget nggak liat lo dimana-mana.”

Hinata cuma terkekeh pelan untuk menanggapi seluruh kalimat kekhawatiran Ino padanya. Dia menghargai itu. “Iya, maaf banget ya. Gue pusing banget, hape juga baru nyala. Belum sempet ngasih tau siapa-siapa kok. Elo yang pertama tau.”

Elo sendiri kan di rumah? Udah makan? Jangan-jangan belum minum obat apa-apa juga? Duh, Hinata...”

Setiap kali Ino bersikap baik, setiap itu juga lah Hinata meringis sendiri. Membodohi dirinya yang tega membalas kebaikan Ino dengan keegoisan miliknya. Padahal dia tahu dia punya pilihan untuk tidak memulai semua kekacauan ini bersama Sasuke. Tetapi dia tetap melakukannya. Mengkhianati Ino, dan melukai cewek itu tanpa pernah cewek itu tahu.

“Iya, No, gue sendirian. Udah gapapa, gue udah mendingan kok. Cuma kecapean aja kayanya, makanya butuh tidur lebih.”

Bohong.

Secret Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang