🎬 [12]
Kita, Yang Seharusnya
Saling Jatuh Cinta
Hinata tidak tahu apa yang terjadi.Di dalam irisnya yang pucat, dia melihat Sasuke baru saja keluar dari dalam kamar mandinya menggunakan handuk milik Hinata. Cowok itu kemudian mengeringkan rambutnya, dan meletakkan handuknya di balik pintu. Sementara Sasuke sibuk bolak-balik di kamarnya, Hinata malah menahan napas di tempatnya. Terdiam di pinggir kasur sembari berpikir apa yang baru saja terjadi. Hinata pasti sudah tidak waras kalau dia sadar bahwa dua jam yang lalu, dia yang dengan sukarela menganggukkan kepalanya atas permintaan Sasuke menginap di rumahnya.
Seharusnya, Hinata tidak melakukannya. Membiarkan Sasuke menginap di rumahnya, dan berkeliling di seluruh sudut kamarnya seperti pacar sungguhan. Seharusnya, mustahil bagi Hinata melakukan semua itu. Karena seharusnya Hinata tahu kalau dia cuma akan membuat dirinya sendiri jadi kesulitan kalau ada hal tidak terduga tidak terjadi.
Entah apa yang Hinata pikirkan saat menganggukkan kepalanya. Sepertinya, apapun alasannya, yang masuk akal hanyalah fakta bahwa sepertinya Hinata sudah gila.
“Kamu masih panas,” ucap Sasuke yang tiba-tiba saja sudah memegang seluruh wajah Hinata sembari berjongkok. Membuat cewek itu nyaris berjengit saking kagetnya sampai seluruh lamunan di kepalanya buyar seketika. “Nggak mau ke dokter aja?”
Mendapati wajah Sasuke yang terlalu dekat, Hinata sontak mundur. Dia sengaja menciptakan jarak diantara mereka. Wajahnya mendadak panas karena malu. “Nggak perlu, aku nggak papa.”
“Kamu sakit, Nata.” Netra Sasuke yang sendu, dan menatapnya dengan khawatir adalah kelemahan Hinata. Karena setiap kali dia menemukan Sasuke menatapnya dengan cara begitu, dia juga akan menemukan dirinya luluh tanpa alasan.
Sasuke yang begitu. Sasuke yang kelihatan sangat menyayanginya. Sasuke yang tulus dengan semua cara cowok itu memperlakukannya, adalah Sasuke yang paling Hinata hindari. Sasuke yang dia sebutkan adalah Sasuke yang punya kemungkinan untuk membuat Hinata jatuh cinta dalam sekejap. Makanya dia selalu ingin menghindarinya, karena dia takut.
“Iya, tapi aku nggak papa.” Perlahan, Hinata menyingkirkan tangan Sasuke di dahinya, dan berniat bangun dari duduknya. Sepertinya dia perlu minum air sebentar agar isi kepalanya bisa kembali jernih. “Aku mau ke dapur dulu.”
Tetapi sebelum Hinata bisa berdiri, Sasuke sudah lebih dulu menahan tangan nya. “Biar aku aja. Kamu mau apa?”
Hinata kemudian menghela napas, sebelum berbalik menatap Sasuke. “Sas, aku cuma sakit biasa. Aku masih bisa kemana-mana sendiri, kok.”
“Kamu bohong,” balas Sasuke dengan nada suaranya yang perlahan berubah menjadi lebih datar. “Kamu pasti cuma berusaha menghindar dari aku, kan?”
Sasuke benar. Memang itu yang sedang berusaha Hinata lakukan. Lalu kenapa cowok itu masih berpura-pura kalau sebetulnya cowok itu tahu?
“Kalau kamu tau, harusnya kamu ngerti, kan, Sas?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love Song
FanfictionDalam lagu cinta milik Sasuke, Hinata adalah nama yang paling sering disebut dalam liriknya. Sayangnya, lagu cinta milik Sasuke tidak pernah berbunyiㅡmemendam sunyi untuk gema besar dalam hati. Karena katanya, lagu milik mereka adalah rahasia. Alas...