Firegious Sanguis
____________________
Happy Reading
____________________
FS • 2
•• THE VOICE ••Pagi ini adalah pagi terakhir sebelum liburan natal atau lebih tepatnya sehari sebelum ia menjalankan misi. Dan sudah seminggu juga ia memikirkan suara dalam kepala atau mimpi, dia sendiri tidak tau apa itu. Entah mengapa ia menyakini bahwa itu bukan mimpi karena ia setengah terbangun saat itu. Malam ketika ia kembali dari pertemuan bersama pengikutnya dan memukul Anderson dengan mantra Stupefy, ia tertidur dengan pulas dan terbangun di pagi hari bahkan sangat pagi karena matahari bahkan belum menampakkan diri dan semua itu diakibatkan oleh suara ketukan di jendela. Tom berusaha tidak peduli tetapi suara ketukan itu masih terus terdengar hingga mendadak suara ketukan itu berhenti dan di gantikan dengan suara seseorang. Mimpi atau bukan dirinya sendiri tidak dapat membedakannya. Jadi ia hanya menganggap itu sebagai suara dalam kepala. Tapi, dia meyakini bahwa itu jelas bukan suara atau pemikirannya. Suara itu lebih seperti bisikan dalam kepala, maksudnya suara orang lain dalam kepalanya. Salazar! Ia tidak memahami apa yang terjadi!
Dan semua itu diperburuk dengan teka-teki yang dikatakan oleh Suara dalam kepalanya itu. Ia tidak mengingat secara detail, tetapi ia dapat menyimpulkan inti dari semuanya. Ada dua -entah apa atau siapa- yang satu selalu bersama seseorang yang pasti bukan Tom karena suara itu menggunakan kata 'nya' bukan 'kau'. Sebuah tempat yang gelap, yang pertama adalah yang terakhir, yakin pada pemikiran, dan akan menemukan yang ia cari jika tidak ada yang menyadari. Nah, apa maksud dari semua itu? Mengapa tiba-tiba suara itu datang dan membuat pikirannya teralihkan. Ia tidak bisa fokus pada salah satu -suara dalam kepala atau Grindelwald- dan itu membuat Tom frustasi dan semakin rumit. Ia berniat memecahkan teka-teki itu terlebih dahulu, tapi bagaimana dengan misinya?
Jika ia memikirkan misinya terlebih dahulu, lantas bagaimana jika teka-teki itu adalah sebuah pertanda atau peringatan yang bisa membantu? Tom pernah membaca mengenai peringatan yang akan didapatkan seseorang melalui mimpi karena ketika manusia tertidur, ia akan berada di alam bawah sadar. Terdengar seperti ramalan, tapi ini dunia sihir, apa yang tidak mungkin terjadi?
Waktu yang di miliki hanya tinggal satu hari dan semua persiapan sudah mendekati sempurna. Semua kegilaan ini membuat Tom menjadi mudah marah dan hampir tidak bisa mengendalikan sihirnya sama sekali. Bahkan sihirnya membuat gadis manja yang tinggal satu asrama dengan nya terpental beberapa meter ketika hendak mendekati Tom. Bagusnya, gadis itu bodoh atau berusaha menipu diri sendiri dengan menganggap hal itu terjadi karena Anderson terlalu bersemangat. Sungguh, bagaimana cara pikir gadis itu?!
"Tuan, kami-"
"Jangan Mengganggu Ku!" Tegasnya hampir berteriak, itu buruk karena biasanya ia selalu terkendali. Dan bahkan, salah satu pengikutnya yang bertanya terpental beberapa meter akibat sihir hitam yang ia bebaskan begitu saja di udara. Ia tidak pernah merasa sefrustasi ini. Tidak bahkan ketika ia baru saja membunuh Mrytle di toilet perempuan yang merupakan pintu masuk ke kamar rahasia tepat di bawah hidung Dumbledore.
Hanya tinggal satu langkah lagi, satu hari lagi untuk menggapai impiannya. Dia akan mengukir sejarah dan semua itu menjadi kacau hanya karena sebuah suara. Garis bawahi sebuah suara dalam kepala.
"Shit!" Umpatnya dengan keras dan tanpa sengaja membuat dinding batu di ujung ruangan runtuh. Untuk pertama kali, ia mengumpat secara terang-terangan bahkan di depan pengikutnya. Ia butuh sesuatu untuk mengalihkan pikiran. Firewhiskey sepertinya adalah opsi yang bagus. Tapi ia tidak akan pernah menyentuh minuman itu dalam keadaan seperti ini. Tidak sekali pun. Karena baginya, kehilangan kendali atas diri sendiri merupakan suatu penilaian. Jika kau tidak bisa mengendalikan diri mu sendiri, maka bagaimana mungkin kau bisa mengendalikan orang lain? Baiklah, ia mulai membenci dirinya yang selalu membuat segala hal menjadi bercabang dan terlalu mendetail karena semua itu justru akan menambah beban di kepalanya. Terkadang Tom berfikir, tidak bisakah sekali saja ia tidak perlu berfikir? Bagus, ia mulai meracau mengenai hal yang tidak berguna.
Ia berdiri dari tempatnya, "Mafoy?" Panggilnya dengan suara yang mulai terkontrol.
"Ya, tuan?"
Tom menatap Abraxas Malfoy dengan tatapan datar yang menilai. Sejauh ini, Malfoy adalah pengikutnya yang jauh lebih unggul dalam hal pemikiran dari pada yang lainnya. Ah! Dan Orion Black tentu saja.
"Aku sedang tidak ingin mendengar kabar buruk. Jadi, ku harap jawaban mu atas pertanyaan ku ini adalah kabar baik. Nah, sudah seberapa besar peluang persiapan kita untuk melawan Grindelwald sekarang?" tanya Tom sambil memainkan tongkatnya dengan kasual.
"Peluang kita masih seperti sebelumnya, Tuan. Tapi rencana dan kinerja para Ksatria meningkat dari yang kemarin," Jawab Malfoy dan menambahkan kalimat terakhir dengan cepat.
Tom menatap Abraxas dengan tatapan dingin menusuk, "bagaimana bisa kau menyimpulkan kalau rencana dan kinerja kalian lebih baik dari sebelumnya jika peluang kita tidak ada peningkatan?" Ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi yang didudukinya, "itu tidak berarti apapun bagi ku," suaranya dalam berbahaya menatap Malfoy dengan senyuman kali ini.
"Maafkan saya, Tuan. Tapi seperti yang saya katakan kalau misi ini tidak akan sesempurna yang kita inginkan karena Grindelwald seorang Seer murni. Dan, kita akan pergi ketika Grindelwald tengah tidak berada di posisi dengan tujuan kita memiliki waktu untuk memantau sihir keamanan apa saja yang ia gunakan. Lalu tepat sehari sebelum natal, kabar yang ku dapatkan langsung dari kementrian bahwa Grindelwald akan melancarkan aksinya selama kurang lebih dua hari berturut-turut yang puncaknya adalah ketika malam natal. Mengingat tujuan kita adalah mengambil tongkat nya ma-"
"Tunggu, bisa kau ulangi bagian 'tujuan kita'?" Potong Tom tanpa memandang Abraxas. Nada suaranya yang tenang justru terdengar lebih menyeramkan. Jangan tanyakan mengapa, karena mengambil tongkat Grindelwald adalah tujuannya. Sementara para pengikutnya hanya di tujukan untuk melakukan perlawanan dan pengamanan dalam hal membantu dia menggapai tujuan.
Malfoy terlihat menunduk dan menggumamkan maaf lalu melanjutkan penjelasannya. Ia cukup puas dengan semua rencana yang matang ini. Tapi sekali lagi ia tidak bisa memikirkan rencana lain atau tindakan darurat ketika kedua rencana cadangannya gagal. Semua dikarenakan suara-menyebalkan-dalam-kepalanya.
Tom menatap Malfoy lalu mengangkat sebelah alisnya elegan. Melihat itu, Malfoy langsung sedikit menunduk sebagai tanda penghormatan lalu berjalan mundur menjauhi Tom dan pergi menuju para Ksatria lainnya. Sementara para Ksatrianya berlatih, ia memutuskan untuk memikirkan teka-teki sialan itu.
Tongkat ditanganya berputar dengan elegan, mengiringi waktunya dalam berfikir. Sejujurnya ini benar-benar tidak berguna, mungkin saja itu hanya mimpi atau halusinasi karena ia mengkhawatirkan apa yang akan terjadi sehingga dia mengada-ada pemikiran. Seolah saja, suara kecil dalam kepalanya menolak pemikiran tidak masuk akal dalam upaya menampik fakta teka-teki yang di dengarnya sedikit banyak sangat menggangu.
Pandangannya kembali berfokus menatap latihan dari para ksatrianya. Merlin, bagaimana bisa ia bisa seyakin ini untuk mengalahkan Grindelwald? Pikirnya lelah melihat beberapa pengikutnya yang bahkan masih meleset dalam melempar atau menangkis kutukan. Di tambah dengan fakta bahwa Grindelwald adalah seorang Seer. Ia tidak pernah mendengar apalagi sampai melaksanakan rencana yang terdapat banyak sekali kemungkinan gagal. Tapi untuk yang satu ini, ia merasa sangat yakin atas keberhasilannya. Entahlah, instingnya sejauh ini tidak pernah meleset. Ia seperti memiliki alarm otomatis mengenai kapan harus bergerak dan berhenti.
_________________________
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Firegious Sanguis √
Fanfiction°° ORIGINAL PUBLISHED °° Start : 11 Februari 2021 Finish : 20 Februari 2021 __________________________ °° REVISI °° Start : 26 April 2023 Finish : 2 Juli 2023 Kekacauan di dunia sihir akibat perbuatan Grindelwald membuat Tom Riddle, Siswa tahun...