Chapter 9: William: Thanks For Everything

22 22 0
                                    

Pada pagi harinya, Eriko kembali masuk sekolah pada hari biasanya. Namun hal anehnya adalah Riska pada hari itu tidak masuk sekolah. Eriko merasa bersalah karena kemarin meninggalkannya sendirian. Dia takut kalau saja terjadi hal yang tidak diinginkan pada Riska. Diapun meminta pertolongan pada william agar menemaninya mencari Riska.

"Wil, lo ada waktu ga pulang sekolah?" tanya Eriko setelah menghampiri William

"Kenapa, Rik?" William menutup buku novelnya dan fokus pada Eriko.

"Gue khawatir sama Riska, kemarin gue ninggalin dia sendirian," ungkap Eriko dengan wajah yang pucat.

"Anjir serius lu? wah pea sih lu. Dia cewe bg*sd," tegas William

"Ya abis gimana, Will. Gue keburu takut banget waktu itu,"

"Halah, lo emang ga lakik kali. Coba cerita ma gue apa yang terjadi?" tanya William menatap tajam Eriko.

"Wil, gue tau lo pasti gapercaya sama gue. Tapi entah kenapa gue selalu ngalamin time loop dan ujungnya selalu balik ke mimpi gw. Entahlah kali dunia gua rusak,"  pekik Eriko

"HAHAHA ANJIRT LU. DUNIA RUSAK BAGAIMANA WOI," William menertawakan Eriko terbahak-bahak.

"LAH GUE SERIUS ANJIR" tegas Eriko.

"Rik, gue saranin lo ke psikiater deh. Gue rasa lo kebanyakan halu. Mana ada timeloop atau dunia rusak. Kekuatan magic juga mitos kali! Mungkin lo kurang tidur atau kurang istirahat. Gih sono istirahat, gue mau ngerjain pr," William kembali membuka buku novelnya.

*TIINNN*

Bel masuk pun berbunyi, Eriko semakin mengkhawatirkan Riska. Tapi dia percaya dengan sahabatnya, William. Mungkin saja Eriko sedang halu, tidak sehat atau kurang tidur karena belakangan ini dia selalu bangun di tengah malam. Tapi sesuatu yang aneh mulai terjadi. Samuel juga tidak pernah kelihatan semenjak kejadian itu. Tiba-tiba semua orang melupakannya bahkan teman-temannya dulu. Untuk memastikannya, Eriko pergi mendatangi teman-teman Samuel dan juga keluarganya.

Bel pulang sekolah pun berbunyi, William menghampiri Eriko di mejanya.

"Gimana, Rik. Jadi gak?" tanya William

"Jadi. Lo temen masa kecil Riska harusnya tau dong dimana rumahnya" ujar Eriko.

"Tau. Dah kuylah gue malas ada di neraka ini" William berjalan duluan keluar kelas.

Mereka berdua pun berjalan melewati koridor kelas. Di koridor, mereka bertemu dengan Marsel yang merupakan sahabat kental Samuel.

"Sel, sel! Gue mau nanya, Samuel kemana?" Eriko yang sopan bertanya kepada Marsel dan menghentikan langkahnya.

"Hah? Samuel siapa? Halu lo. Dah ah jangan ganggu gue, gue sibuk," Marsel langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Tuhkan bener gue bilang, Samuel siapa? lo halu kali," tukas William.

"Emang bener gue demen halu, tapi kali ini gue bener anjir. Ada yang salah nih, Wil. Gue harus cepet ketemu Riska," Eriko langsung berlari cepat meninggalkan koridor dan diiringi dengan William.

Mereka pun tiba disebuah rumah besar yang William katakan bahwa itu adalah rumah Riska.

William pun menekan bel rumah Riska dan benar saja Riska keluar dan menyapa hangat kedua orang itu.

"Eh Erik, William. Ada apa?" tanya Riska bingung.

"Kamu kenapa ga masuk sekolah, Ris?" tanya Eriko.

"Oh aku lagi sakit, Rik. Thanks ya udah khawatir sama aku," ungkap Riska.

"Ris, kamu kenal samuel?" William memotong pembicaraan diantara keduanya.

Mata Riska seketika terbuka lebar selebar-lebarnya. Dia terus menatap tajam William sampai Eriko menyadarkannya. Eriko kemudian melambai-lambaikan tangannya.

A Gate for the Hell Away (Terbit) (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang